Jakarta (ANTARA) - Analis Tokocrypto Fyqieh Fachrur menilai Ramadhan 2025 bisa menjadi momentum bagi para investor atau trader yang ingin tetap aktif di pasar kripto.
Ramadhan tahun ini diperkirakan membawa perubahan signifikan bagi pasar kripto, berbeda dari tren tahun-tahun sebelumnya yang cenderung melemah.
"Dengan volatilitas pasar yang tetap tinggi, trader bisa menyusun strategi yang lebih optimal, terutama dengan memahami pola historis Bitcoin selama Ramadhan dan menerapkan manajemen risiko yang baik," ujar Fyqieh di Jakarta, Kamis.
Data historis mencatat bahwa dalam empat tahun terakhir, harga Bitcoin cenderung melemah selama Ramadhan.
Pada 2021, harga Bitcoin turun 5,29 persen, disusul penurunan lebih dalam pada 2022 sebesar 16,05 persen. Tren pelemahan berlanjut pada 2023 dan 2024 dengan masing-masing turun 1,99 persen dan 4,09 persen.
Fyqieh memandang sentimen pasar yang lebih tenang selama bulan puasa serta berkurangnya aktivitas trading menjadi faktor utama di balik tren ini. Namun, Ramadhan 2025 dinilai memiliki potensi berbeda.
Bitcoin baru-baru ini menunjukkan momentum bullish yang kuat, melonjak hampir 8 persen dalam sehari dan kembali menembus level 90.000 dolar AS setelah sebelumnya sempat merosot ke bawah 80.000 dolar AS.
Pemulihan tajam ini didorong oleh spekulasi terkait rencana mantan Presiden AS Donald Trump untuk mengusulkan cadangan kripto nasional. Pengumuman Trump pada 1 Maret langsung mendorong Bitcoin naik 12 persen dari 85.000 dolar AS menjadi 95.000 dolar AS.
Baca juga: CFX komitmen dukung industri kripto
Baca juga: Indodax sumbang pajak dari transaksi kripto Rp490,06 miliar