Padang (ANTARA) - Rektor Universitas Andalas (Unand) Sumatera Barat (Sumbar) Efa Yonnedi mengatakan para dekan di lingkungan perguruan tinggi tersebut harus bijak dan bisa mencari sumber-sumber alternatif untuk pembiayaan riset dalam menyikapi efisiensi anggaran.
"Dengan adanya efisiensi anggaran lewat Inpres Nomor 1 Tahun 2025, kita harus bijak mencari pendanaan alternatif untuk riset," kata Rektor Unand Efa Yonnedi saat pelantikan Dekan Fakultas Kedokteran dan Fakultas Pertanian di Padang, Selasa.
Menurut rektor, masing-masing pimpinan fakultas harus memperluas jaringan untuk bisa mendapatkan pendanaan riset atau penelitian yang dilakukan dosen maupun mahasiswa. Baik itu dari pihak ketiga, alumni maupun unsur resmi lainnya.
Baca juga: Kementerian Pekerjaan Umum serahkan bangunan Rp21 miliar ke Unand
Baca juga: Wagub Sumbar Audy Joinaldy menambah gelar akademik usai wisuda di Unand
Sebab, ujarnya, semua pihak harus bisa menyesuaikan diri menyusul terbitnya Inpres Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan APBN dan APBD Tahun Anggaran 2025 yang dialami kementerian dan lembaga termasuk perguruan tinggi.
"Saya berfikir ada ruang untuk mencari pendanaan dengan mengoptimalkan jaringan yang dimiliki masing-masing fakultas," kata eks Konsultan Bank Dunia tersebut.
Di sisi lain Efa Yonnedi mengatakan pemotongan anggaran tersebut harus dilihat dari sisi positif. Sebagai contoh, setiap rupiah yang diterima kampus dari orang tua harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk kemajuan dunia pendidikan.
Baca juga: Unand Sumbar kenalkan bakso daun kelor sebagai solusi pencegahan tengkes
"Setiap rupiah yang dibayarkan orang tua untuk uang kuliah tunggal anaknya harus betul-betul memberikan dampak kepada mahasiswa," ujarnya.
Ia mengingatkan pemangkasan anggaran tidak boleh menjadi alasan bagi kampus untuk mengurangi layanan pendidikan, kualitas riset dan penelitian. Namun, hal itu justru harus disikapi sebagai tantangan baru untuk mencari alternatifnya.