Mukomuko (ANTARA) - Bantuan untuk keluarga Ibnu Oktavianto (22), warga Desa Tunggal Jaya, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, yang meninggal dunia akibat dimangsa harimau di lahan perkebunan kelapa sawit wilayah tersebut sejak beberapa hari terakhir sampai sekarang terus berdatangan.
"Alhamdulillah, bantuan untuk keluarga korban yang dimangsa harimau terus berdatangan baik dari dan di luar desa ini," kata Plt Kepala Desa Tunggal Jaya, Kecamatan Teras Terunjam Ujang Selamat saat dihubungi dari Mukomuko, Sabtu.
Seorang warga Desa Tunggal Jaya, Kecamatan Teras Terunjam, bernama Ibnu Oktavianto (22) ditemukan meninggal dunia di kebun kelapa sawit milik Ari Cahyono pada Selasa (7/1) sekitar pukul 23.30 WIB.
Korban yang sehari-hari mencari rumput untuk pakan kambing itu ditemukan meninggal dunia, diduga dimangsa harimau di sebuah kebun kelapa sawit di wilayah tersebut.
Selain memangsa manusia, harimau juga memangsa satu sapi milik Deden Nurjamil, warga Desa Mekar Jaya, Kecamatan Teras Terunjam, yang berbatasan dengan Desa Tunggal Jaya.
Bantuan khusus dari desanya dengan menggerakkan mulai dari rukun tetangga (RT) di desa ini untuk mengumpulkan dana secara swadaya dari masyarakat yang ingin menyumbang.
Kemudian, ada juga sumbangan dari sejumlah perangkat desa di wilayah itu lalu ditambah dengan sumbangan yang berasal dari pendapatan asli desa (PADes).
"Dari sumbangan tersebut terkumpul uang sebesar Rp4 juta, lalu sumbangan diserahkan kepada orang tua korban di Desa Tunggal Jaya," katanya.
ada juga bantuan dari sahabat "ngarit" atau perkumpulan warga yang melakukan aktivitas mencari rumput untuk pakan ternak yang jumlahnya cukup lumayan sebesar Rp7 juta.
Selain itu, bantuan dari Desa Karang Jaya yang berbatasan dengan Desa Tunggal Jaya, Kecamatan Teras Terunjam, termasuk ada juga bantuan dari warga lainnya di luar desa ini.
Perwakilan Pemerintah Desa Tunggal Jaya mendampingi petugas dari BKSDA Mukomuko yang mau datang ke rumah duka di wilayah ini.
emua bantuan dari desa, warga, maupun donator lainnya dapat sedikit membantu keluarga yang berduka atas kepergian anaknya yang menjadi korban dimangsa harimau di wilayah ini.
Situasi dan kondisi Desa Tunggal Jaya kembali normal. Warga di desa ini kembali beraktivitas seperti semula termasuk sekolah sudah belajar tatap muka.
Warga tetap diimbau waspada terutama petani yang mau panen jangan sendiri tetapi bersama-sama dengan rekannya untuk antisipasi kemunculan harimau.
Was-was
Sejumlah petani sawit di sejumlah wilayah Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, saat ini merasa was-was bertemu harimau karena sampai sekarang binatang buas yang memangsa seorang warga dan sapi di daerah ini belum ditangkap.
Kepala Desa (Kades) Pondok Batu, Kecamatan Kota Mukomuko, Joni Susandra mengatakan sejak kemunculan harimau dan memangsa seorang warga dan sapi di wilayah Kecamatan Teras Terunjam berpengaruh terhadap aktivitas sehari-hari.
"Kalau sementara ini kondisi masyarakat di Desa Pondok Baru tetap melaksanakan aktivitas sehari-hari, tetapi masyarakat tetap was-was," katanya.
Kejadian itu membuat resah warga di wilayah lain karena isunya keberadaan binatang buas tersebut berpindah-pindah.
Imbauan terhadap petani di wilayah ini yang masih panen buah sawit untuk tetap waspada, jangan pergi ke kebun sendirian untuk mencegah terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Rasa takut itu tetap ada cuma petani diimbau jangan panen sendiri, cari kawan untuk pergi ke kebun kelapa sawit.
Warga Kelurahan Pasar Mukomuko, Kecamatan Kota Mukomuko, Agus mengatakan dia tidak pernah lagi panen sawit karena takut dengan harimau.
Sinergi
Pemerintah Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, mengajak semua pihak untuk bersinergi mencegah terjadinya konflik harimau dan manusia di daerah itu.
"Kita harus bersinergi dengan instansi teknis lainnya khususnya pengelola hutan lindung yang bertanggung jawab langsung terhadap satwa yang dilindungi," kata Sekda Kabupaten Mukomuko Abdiyanto di Mukomuko, Selasa.
Sekda mengajak semua pihak terkait bersinergi karena harimau masuk ke permukiman di daerah ini dan memangsa manusia dan hewan ternak akibat habitat binatang buas tersebut di kawasan hutan diganggu atau terganggu akibat perambahan hutan.
Kemudian, dari sisi penegakan hukum ada pihak kepolisian yang dibackup oleh TNI.
Sedangkan pemerintah daerah punya peran untuk memberikan edukasi dan sosialisasi tentang pentingnya menjaga kelestarian alam karena kalau alam terganggu berdampak pada kehidupan manusia.
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu mengimbau warga di wilayah Kabupaten Mukomuko agar tetap waspada jika melakukan aktivitas di luar rumah karena harimau yang memangsa seorang warga dan satu ekor sapi masih berkeliaran di daerah itu.
Petugas Pos KSDA Air Hitam, Kabupaten Mukomuko, Rasidin, saat dihubungi dari Mukomuko, Senin, mengatakan, satwa liar itu terus bergerak dan kemungkinan sudah merasa seperti terancam.
"Untuk itu warga tetap waspada ketika melakukan aktivitas di luar rumah," katanya.
Petugas KSDA saat ini sedang berada di PT Agromuko, perusahaan perkebunan kelapa sawit di daerah ini, dan sekarang masih melakukan penelusuran jejak harimau tersebut untuk langkah penanganan.
Selain itu, ada juga warga di sejumlah wilayah setempat yang melakukan penelusuran jejak harimau berdasarkan laporan dari warga yang melihat harimau tersebut melintas di wilayah itu.
Kemudian, ada sejumlah warga yang membuat pagar betis untuk mencegah harimau masuk ke permukiman warga.
BKSDA juga sudah memasang tiga perangkap untuk menangkap harimau yang memangsa seorang warga dan satu ekor sapi itu. Tiga perangkap harimau tersebut dipasang di tiga desa di wilayah Kecamatan Teras Terunjam, yakni di Desa Tunggal Jaya, Desa Mekar Jaya, dan Desa Setia Budi.
Sebenarnya jika harimau ini dikasih ruang maka dia akan bergerak kembali hutan.
Baca juga: Petani sawit di Mukomuko was-was bertemu harimau yang memangsa seorang warga dan sapi
Baca juga: BKSDA Mukomuko usut pembunuhan beruang