Jakarta (ANTARA) - Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq meninjau pengelolaan sampah di stasiun hingga terminal saat libur Natal dan Tahun Baru atau Nataru.
Hanif Faisol mengunjungi dua lokasi penting, yaitu Stasiun Senen di Jakarta Pusat dan Terminal Pulo Gebang di Jakarta Timur pada Jumat.
Kunjungan tersebut bertujuan untuk memastikan kenyamanan dan keselamatan masyarakat, termasuk dalam pengelolaan lingkungan di lokasi-lokasi publik.
Di Stasiun Senen, Menteri Hanif Faisol menyoroti pentingnya pengelolaan sampah di tempat-tempat yang menjadi pusat pergerakan masyarakat.
Ia juga mengapresiasi langkah-langkah ramah lingkungan yang telah diterapkan oleh pihak KAI dan Kepala Stasiun Senen.
"Kita lihat langsung berbagai upaya go green yang sudah dilakukan di Stasiun Senen. Jika dibandingkan beberapa dekade lalu, kini kereta api sudah jauh dari kesan kumuh dan tidak bersih," ujar Hanif.
Hanif menginstruksikan agar Stasiun Senen terus menjadi pelopor perubahan perilaku masyarakat dalam memilah, memilih, dan mengelola sampah. Ia meminta Kepala Stasiun untuk meningkatkan Pengawasan dan menjadikan Stasiun Senen sebagai pusat edukasi pengelolaan sampah untuk masyarakat.
"Saya ingin pengawasan stasiun ini mampu menjadikan lokasi lokasi yang akan menstimulasi perubahan karakter dan perdaban bangsa kita melalui pilah, pilih sampah dan kelola sampah," jelasnya
Stasiun Senen juga menyediakan fasilitas ramah lingkungan, seperti stasiun pengisian ulang air minum untuk mengurangi sampah plastik.
"Tadi kita lihat hampir disetiap 5-10 meter tersedia air isi ulang, sehingga tidak perlu lagi membawa botol plastik yang kemudian akan menimbulkan sampah plastik tetapi cukup membawa tumbler," terangnya.
Ia juga meminta, Kepala Stasiun Senen untuk mengatur waktu dan lokasi pembuangan sampah yang terpilah, sesuai regulasi pemerintah daerah.
"Saya juga meminta Kepala Stasiun untuk tidak ragu menegakkan peraturan terkait pengelolaan sampah, sesuai kebijakan gubernur dan wali kota," katanya.
Kunjungan dilanjutkan ke Terminal Pulo Gebang, yang merupakan salah satu terminal terbesar di Jakarta. Kepada oengelola Terminal Pulo Gebang, Hanif menekankan tantangan besar dalam mengelola sampah di terminal dengan luas dan volume penumpang yang besar ini.
Untuk itu, ia meminta kepada oengelola Terminal Pulo Gebang untuk melakukan Edukasi Intensif, mengingatkan penumpang dan pelaku usaha di terminal untuk mengelola sampah masing-masing.
"Kepada pimpinan Terminal Pulo Gebang ini harapan saya tidak bosan bosan untuk mengedukasi. Jadi bak bak sampah tadi di area tertentu seperti di tenan tenan kalau memang memungkinkan tidak perlu disediakan. Jadi tenan tenan itu yang harus mengelola sendiri tidak mebebankan kepada pengelola kawasan," paparnya.
Ia juga pengelola terminal untuk mengoptimalkan fasilitas sampah dengan menyediakan tempat sampah yang terpisah untuk memudahkan pengelolaan lebih lanjut.
"Ditempat tertentu diperlukan tempat sampah yang lebih komplit paling tidak ada tiga sampah yang berbeda yang memudahkan mengelola lebih lanjut," ucapnya
Ia juga meminta untuk mengelola Food Waste dengan memanfaatkan area luas terminal untuk menggunakan teknologi komposter agar residu sampah yang dikirim ke Bantar Gebang bisa diminimalkan.
"Saya berharap, Terminal Pulo Gebang dapat menjadi contoh tata kelola sampah yang mandiri, sehingga sisa yang dikirim ke Bantar Gebang hanyalah residu," tegas Hanif.
Libur Nataru, Menteri LH tinjau pengelolaan sampah di stasiun hingga terminal
Jumat, 27 Desember 2024 19:11 WIB