Depok (ANTARA) - Universitas Indonesia (UI) melalui Departemen Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) menyelenggarakan kuliah tamu Duta Besar Sri Lanka untuk Indonesia dan ASEAN Laksamana Prof Jayanath Colombage yang bahas keamanan maritim di Samudera Hindia.
Dekan FISIP UI Prof Semiarto Aji Purwanto di Depok, Senin, mengatakan FISIP UI kembali memperlihatkan komitmen dalam memperluas wawasan mahasiswa terkait isu-isu global strategis.
Ia mengatakan kuliah tamu ini menjadi ajang bagi mahasiswa FISIP UI untuk memahami lebih jauh tantangan dan peluang yang ada dalam kerja sama maritim serta pentingnya peran Indonesia dalam menciptakan kawasan yang aman dan stabil di Samudra Hindia.
Baca juga: FISIP UI hidupkan kembali acara Student Nite Festival
“Kami berharap kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesadaran mahasiswa akan pentingnya stabilitas regional dan peran diplomasi di kancah internasional,” ujar Prof Aji.
Dalam kuliah tamu ini mengambil tema “Maritime Security in The Indian Ocean Region: The Military and Naval Dimension,” Prof Jayanath menyampaikan pandangannya mengenai tantangan dan pentingnya keamanan maritim di Samudra Hindia dalam tatanan geopolitik dan ekonomi dunia.
Ia menjelaskan Samudra Hindia memiliki posisi strategis karena menghubungkan empat benua yaitu Asia, Afrika, Australia, dan Antartika serta menjadi jalur utama pengiriman energi dan perdagangan global.
Lebih lanjut ia menyampaikan dua pertiga dari total pengiriman minyak mentah dunia melewati kawasan ini, menjadikannya wilayah yang sangat penting bagi stabilitas ekonomi global.
Baca juga: FISIP UI masih menunggu jadwal kehadiran Prabowo beri kuliah kebangsaan
Prof Jayanath memaparkan beberapa ancaman utama yang dihadapi dalam menjaga stabilitas kawasan, antara lain perompakan dan terorisme maritim, kompetisi kekuatan besar, keamanan jalur laut (Sea Lines of Communication), serta perlombaan militer.
Ia mengatakan perompakan dan terorisme maritim di kawasan, seperti Tanduk Afrika dan Selat Malaka, kerap kali berdampak pada keselamatan pelayaran dan kelancaran rantai pasokan global.
Meningkatnya ketegangan antar-kekuatan besar, seperti Amerika Serikat, China, Rusia, dan India, yang semakin memperkuat kehadiran militernya di kawasan ini juga menambah risiko konflik.
Baca juga: FISIP UI gelar kuliah kebangsaan bagi tiga putra terbaik Indonesia
Selain itu dalam paparannya Prof Jayanath juga menyampaikan mengenai tantangan dalam isu lingkungan. Aspek ini meliputi pemanasan global, perubahan iklim, polusi laut, hingga kenaikan permukaan laut.
“Samudra Hindia, yang menjadi penghubung penting bagi empat benua dan menampung sepertiga populasi dunia, menghadapi tekanan besar akibat aktivitas manusia. Lebih dari 40 persen lautan di dunia mengalami ancaman akibat tindakan manusia, seperti pembuangan sampah plastik, limbah beracun, dan kenaikan suhu laut yang mempengaruhi iklim global serta kehidupan yang bergantung pada ekosistem laut,” ujar Prof Jayanath.
FISIP UI hadirkan Dubes Srilangka bahas keamanan maritim di Samudera Hindia
Senin, 4 November 2024 20:26 WIB