Jakarta (Antara Megapolitan) - Pemuda Jama'ah Muslimin (Hizbullah) mengecam tindak kekerasan yang dilakukan oleh militer Myanmar terhadap muslim Rohingya beberapa hari lalu yang menewaskan puluhan orang.
"Pembantaian barbar yang dilakukan oleh militer Myanmar terhadap anak-anak, perempuan dan muslimin Rohingya adalah kejahatan kemanusiaan yang tidak boleh ditolerir. Oleh karenanya, kami mengutuk dengan keras militer dan pemerintah Myanmar atas kekejaman itu," kata Pimpinan Pusat Pemuda Jama'ah Muslimin (Hizbullah), M Anshorullah, di Jakarta, Senin.
Krisis diskriminasi yang ditunjukkan oleh Pemerintah Myanmar, kata M Anshorullah, sudah nyata-nyata menjadi upaya pembersihan etnis (genosida) secara sistematis. Hal ini menginjak-injak upaya mulia mewujudkan perdamaian dunia.
"Hadiah nobel yang diterima oleh Aung San Suu Kyi sudah sepatutnya dicabut," kata Anshor, sapaan M Anshorullah.
Pihaknya juga mendesak umat Islam Indonesia untuk memberikan perhatian dan bantuan secara konkret bagi saudara-saudara muslimin Rohingya karena kekejian militer Myanmar selain melakukan genosida, juga telah melakukan penodaan dan penistaan terhadap agama Islam dengan membakar dan merusak Al Quran.
Ia juga menyerukan kepada umat Islam Rohingya agar terus melakukan perlawanan Jihad Qubra sekuat tenaga dengan segala daya dan upaya dengan tetap tabah dan sabar. "Alaa inna nashrallahi qariib. Hasbunallah wa ni'mal wakiil, ni'mal maula wa ni'mannashiir. Laa haula wa laa quwwata illa billaah," ujarnya.
Sekretaris Jenderal PKB, Abdul Kadir Karding meminta pemerintah Indonesia mengambil langkah diplomasi aktif untuk menghentikan pembantaian etnis Rohingya di Myanmar.
"Saya berharap pemerintah Indonesia tidak tinggal diam dengan kekerasan HAM yang dialami etnis Rohingya," kata Karding di Jakarta, Senin.
Menurut Karding kekerasan HAM yang dialami etnis Rohingya bertentangan dengan prinsip Pembukaan UUD 1945 yang menekankan nilai kemanusiaan.
Anggota Komisi III DPR itu mengatakan Indonesia merupakan negara besar yang berpengaruh di kawasan Asia Tenggara sehingga bisa melibatkan ASEAN dalam upaya penyelesaian kekerasan terhadap etnis Rohingya.
"Indonesia sebagai negara yang mampu merawat keragaman antar etnis dan agama, seharusnya mampu dan berperan aktif mempromosikan perdamaian di kawasan ASEAN, khususnya di Myanmar," ujarnya.
Dia juga mendesak dunia international dalam hal ini PBB mengambil peran signifikan dalam membela etnis Rohingya.
Menurut dia, kekerasan terhadap etnis Rohingya bisa menimbulkan gejolak stabilitas keamanan di ASEAN, karena kekerasan tersebut kerap dikaitkan dengan sentimen etnis dan agama.
"Saya meminta masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam, tetap bersikap tenang dan proporsional dalam menyikapi pemberitaan kekerasan terhadap etnis Rohingya," katanya. (Ant).
Hizbullah Mengecam Kekerasan Terhadap Muslim Rohingya
Selasa, 22 November 2016 6:39 WIB
Pembantaian barbar yang dilakukan oleh militer Myanmar terhadap anak-anak, perempuan dan muslimin Rohingya adalah kejahatan kemanusiaan yang tidak boleh ditolerir.