Jakarta (ANTARA) - Menteri Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa menyampaikan tiga faktor peluang ekonomi Indonesia tahun 2024 tumbuh lebih baik.
“Pertama adalah berlanjutnya program-program hilirisasi dengan adanya 37 smelter nikel yang sedang beroperasi saat ini, 39 smelter dalam tahap pembangunan, dan 35 smelter dalam tahap perencanaan,” kata dia dikutip dari akun instagram @suharsomonoarfa, Jakarta, Jumat.
Selanjutnya, terdapat dua perusahaan smelter tembaga yang akan mulai berproduksi pada tahun 2024, yakni PT Amman dan PT Freeport, serta dua perusahaan lainnya yang sudah berproduksi pada tahun 2023.
Baca juga: Menteri Bappenas: Pembangunan IKN usung konsep kota hutan dan smart city
Baca juga: Bappenas catat slokasi dana prioritas nasional 2023 capai Rp467,3 triliun
Disamping itu, pemerintah telah melakukan peningkatan kapasitas input smelter bauksit sebesar satu juta ton pada tahun 2024.
Untuk faktor kedua ialah pemulihan target pariwisata dengan target kunjungan wisatawan mancanegara pada tahun 2023 sebesar 8,9 juta orang dan 9,5-14,3 juta.
“(Begitu pula) nilai devisa pariwisata pada 2023 ditargetkan sebesar 2,07 - 5,95 miliar dolar AS dan tahun 2024 ditargetkan sebesar 7,38 - 13,08 miliar dolar AS,” ucap Menteri Bappenas.
Adapun faktor terakhir adalah dukungan pembangunan infrastruktur untuk 21 kawasan prioritas pada tahun 2024 yang meliputi Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) Danau Toba dan Pulau Nias di Sumatera Utara, Kepulauan Mentawai di Sumatera Barat, Pulau Enggano dan Pusat Kegiatan Nasional di Bengkulu, Wilayah Batam-Bintan di Kepulauan Riau, Rebana di Jawa Barat, Kedungsepur di Jawa Tengah, lalu Gerbangkertosusila Plus dan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Ijen-Baluran di Jawa Timur.
Baca juga: Bappenas: Industri pengolahan diperkirakan jadi penggerak ekonomi di 2023
“Kawasan prioritas lainnya meliputi Selingkar Wilis di Jawa Timur, KSPN Nusa Penida dan KSPN Ubud/Ulapan di Bali, DPP Sambas-Singkawang di Kalimantan Barat, Food Estate Sumba Tengah di Nusa Tenggara Timur, KI (Kawasan Industri) Morowali di Sulawesi Tengah, KI Konawe di Sulawesi Tenggara, KI Pulau Obi dan KI Teluk Weda di Maluku Utara, dan Food Estate Keerom di Papua,” ungkap Suharso.