Jakarta (ANTARA) - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengingatkan kontraktor pelaksana dan konsultan supervisi proyek untuk mengutamakan aspek kualitas, keberlanjutan lingkungan, dan estetika dalam membangun bendungan.
"Konsultan supervisi harus mampu menjalankan fungsi pengawasannya dengan baik karena memiliki peran penting sebagai wakil project owner. Kontraktor pelaksana juga harus memiliki eagerness (keinginan) atau antusiasme untuk menjaga kualitas pekerjaannya," kata Menteri Basuki dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Sabtu.
Basuki menyampaikan hal tersebut saat meninjau Bendungan Tiu Suntuk, Bendungan Beringin Sila, dan Daerah Irigasi (DI) Bintang Bano di Nusa Tenggara Barat (NTB), Jumat (14/10).
Baca juga: Tol Cisumdawu Seksi 1 hingga 4 diupayakan beroperasi pada Desember 2022
Untuk aspek estetika dan lingkungan, Basuki meminta kontraktor pelaksana untuk mengoptimalkan penghijauan, khususnya pada tebing sekitar bendungan.
"Hati-hati jangan tebing-tebingnya dibiarkan telanjang, semuanya harus ditanami. Kalau bisa pasang sprinkler juga agar tebingnya tidak kering," kata Basuki.
Bendungan Tiu Suntuk dan Bendungan Beringin Sila merupakan bagian dari 6 bendungan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dibangun di NTB untuk mendukung ketahanan air dan ketahanan pangan nasional.
Bendungan Tiu Suntuk yang berlokasi di Sumbawa Barat dibangun sejak Februari 2020 dengan biaya sebesar Rp1,22 triliun dan ditargetkan rampung pada Desember 2023. Pembangunan Tiu Suntuk dilakukan dalam dua paket dimana progres Paket I saat ini mencapai 76,47 persen, sedangkan progres Paket II mencapai 45,78 persen.
Baca juga: Tol Bocimi ditargetkan tersambung ke Sukabumi Barat pada 2024
Baca juga: Menteri PUPR tekankan pentingnya penghijauan di Bendungan Ciawi dan Sukamahi
Pembangunan Bendungan Beringin Sila yang berlokasi di Sumbawa dilakukan sejak Januari 2019 dengan biaya sebesar Rp1,66 triliun. Saat ini progres fisik pembangunannya mencapai 92,60 persen untuk paket I dan 96,05 persen untuk paket II dengan target rampung pada Desember 2022.
Daerah Irigasi (DI) Bintang Bano seluas 4.200 hektare ditujukan untuk menyalurkan air dari Bendungan Bintang Bano. Realisasi DI Bintang Bano rata-rata untuk seluruh paket saat ini mencapai 55,5 persen dan ditargetkan selesai tahun 2023.
"Saya minta seluruh jaringan dan bendungan tuntas pada Agustus 2023 agar bisa berfungsi mensuplai air ke sawah-sawah masyarakat," kata Basuki.