London (Antara Megapolitan) - Kopi Indonesia yang berasal dari berbagai daerah yang disajikan di Paviliun Indonesia diserbu pengunjung pada pameran pariwisata "World Travel Mart" (WTM) 2015, di London, Inggris.
"Coffee Indonesia is the best in the world," kata George Soultis, Direktur Ganymedes Tours Ltd kepada Antara London, saat menikmati kopi Indonesia yang disajikan di "coffee corner", Paviliun Indonesia, Rabu.
Pada pameran pariwisata WTM London, di Gedung Excel London, 2-5 November 2015, Paviliun Indonesia, diikuti pelaku industri pariwisata nasional, termasuk menyediakan kopi dari berbagai daerah bagi para pengunjung Paviliun Indonesia.
Deryl Juniar dari Batista Coffe, yang menyajikan kopi Indonesia mengatakan pada kesempatan itu ia menyajikan empat macam jenis kopi yang berbeda baik asal kopi maupun cita rasanya.
"Saya membawa dan menyediakan empat jenis kopi yang berbeda mulai dari Kopi Bali Kintamani, Kopi Toraja Mamasa, Kopi Aceh Gayo, Kopi Papua Wamena," ujar Deryl.
Keempat macam kopi tersebut sangat berbeda karakter dan kualitas yang sudah diakui dunia dan juga banyak yang tahu.
Kenikmatan cita rasa kopi Indonesia juga diakui Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Duta Besar RI untuk Kerajaan Inggris Raya dan Republik Irlandia Hamzah Thayeb.
"Kopi Indonesia memiliki cita rasa yang "strong" dibandingkan kopi yang ada di Inggris. Kemarin saya mencoba kopi Kintamani dan hari ini Kopi Toraja Mamasa," ujar Hamzah Thayeb yang menyukai kopi tanpa gula, karena aroma dan cita rasa kopi akan lebih terasa.
Kopi Indonesia diakui sebagai kopi yang terbaik di dunia karena aromanya yang sangat kuat dan rasanya juga lebih "rich" ketimbang kopi yang biasa disajikan di berbagai kedai kopi.
Salah seorang pengemar kopi asal London mengatakan bahwa ia sangat suka akan rasa dan aroma kopi yang disajikan. "Aromanya sangat harum dan rasanya asli kopi," ujar salah seorang pengunjung.
Deryl yang masuk dalam delegasi Kementrian Pariwisata dalam mempromosikan kopi Indonesia, mengatakan banyak pengunjung yang bertanya tentang asal kopi. Umumnya pengunjung rela antri untuk mencicipi kopi Gayo yang berasal dari Aceh karena keunikan dari penyajian kopinya.
"Kopi yang khusus didatangkan dari daerah masih berupa kopi mentah dan baru diolah di Jakarta untuk bisa disajikan langsung kepada pengunjung," ujar Deryl.
Sementara itu Assosiasi Duta Kopi Indonesia, Lisa Ayodhia mengakui keberadaan "coffee corner" di Paviliun Indonesia menjadi daya tarik tersendiri, selain kopi juga disajikan makanan kecil berupa kue lapis Surabaya.
Diharapkannya melalui WTM London bisa menunjang promosi Indonesia destinasi pariwisata di sektor kopi sebagai "life style" internasional.