BMKG Bogor memprediksi puncak musim hujan terjadi Januari-Februari 2021

Ilustrasi - Warga beraktivitas dengan latar belakang awan hitam di kawasan Setu Cikaret, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (10/12/2020). Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan agar warga waspada bencana hidrometeorologi sepanjang Desember 2020-Februari 2021, hal ini terkait dengan dampak curah hujan tinggi akibat perpaduan musim hujan dan La Nina yang terjadi pada bulan tersebut. (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/foc).

Indonesia khususnya akan mengalami musim hujan akibat adanya massa uap air yang dibawa oleh angin ini.

Cisarua, Bogor (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Meteorologi Citeko, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, memprediksi puncak musim hujan terjadi di bulan Januari-Februari 2021.

"Indonesia khususnya akan mengalami musim hujan akibat adanya massa uap air yang dibawa oleh angin ini. Makannya kami memprediksi puncak musim penghujan bakal terjadi pada Januari hingga Februari ini," ungkap Forecaster Stasiun Meteorologi Kelas III Citeko, Kabupaten Bogor, Ronald C Wattimena di Bogor, Rabu.

Baca juga: BMKG: Curah hujan makin meningkat mendekati akhir Desember
Baca juga: Warga tujuh wilayah Jabar ini diminta waspada cuaca buruk pada 6-7 Desember 2020

Menurutnya, terjadinya puncak musim hujan pada Januari hingga Februari ini lantaran adanya pergerakan Monsun Asia, atau angin yang bergerak dari arah barat membawa massa udara yang lebih banyak.

Ia menjelaskan, Monsun Asia biasanya bertiup dalam kurun waktu Oktober hingga April. Angin ini bertiup saat matahari berada di belahan bumi selatan, yang menyebabkan Benua Australia musim panas, sehingga bertekanan rendah, sedangkan Benua Asia lebih dingin, sehingga tekanannya tinggi.

Ronald menyebutkan, potensi bencana hidrometeorologi bisa saja terjadi pada puncak musim penghujan ini. Terlebih pada tahun ini, masih terjadi fenomena cuaca La Nina, yang dapat memicu meningkatnya curah hujan di sekitar wilayah Indonesia, termasuk Kabupaten Bogor.

Baca juga: BNPB ajak masyarakat selalu ikuti informasi dari BMKG

Berdasarkan hasil pantauan BMKB, anomali iklim La Nina masih terpantau berlangsung di samudera pasifik dgn intensitas level moderat, dan kemungkinan akan melemah pada Mei 2021.

"Saat ini kita sedang memasuki anomali iklim La Nina, dan kemungkinan bakal melemah pada Mei 2021 ini. Makannya kami imbau masyarakat agar senantiasa waspada, terhadap bencana hidrometeorologi," terang Roland.(KR-MFS)