Sembilan mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) yang tergabung dalam program IPB Goes To Field (IGTF) Sukabumi, Jawa Barat membantu mendorong ekonomi masyarakat pesisir melalui pengembangan produk udang rebon.
"Pengembangan ekonomi masyarakat pesisir di Desa Sangrawayang, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi dengan memanfaatkan potensi yang ada kebetulan di daerah itu banyak terdapat udang. Sehingga kami berinovasi untuk pengembangan produk udang rebon crispy yang diberi nama Salfis," kata penemu Salfis yang juga mahasiswa IPB program IGTF Sukabumi Aisyah Nur Nabila di Sukabumi, Minggu.
Menurut dia, inovasi ini merupakan salah satu gerbang untuk mendorong ekonomi masyarakat di Desa Sangrawayang, khususnya para pengolah ikan asin karena dengan diolah dan dikemas sedemikian menarik nilai jualnya pun akan lebih tinggi.
Inovasi untuk memberdayakan masyarakat ini bermula dari keberangkatan mereka untuk pengabdian di masyarakat. Mahasiswa IPB tersebut diberikan tantangan untuk mengembangkan produk perikanan seperti udang rebon dan ikan-ikan kecil yang selama ini hanya diolah menjadi ikan asin.
Tidak berhenti pada tahap pengolahan, mereka juga memberikan metode atau tips-tips melakukan pemasaran seperti branding dan marketing kepada para pengolah ikan asin di tempat sembilan mahasiswa ini mengabdi.
Dengan demikian, perekonomian masyarakat akan lebih terangkat dengan inovasi produk disertai teknik pemasaran di era 4.0.
Wanita yang sedang menimba ilmu di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB tersebut, dengan sentuhan inovasi ini ditambah penampilan kemasan yang menarik, udang rebon sebagai hasil perikanan lokal Indonesia dapat menjadi makanan kelas global.
“Insha Allah, produk Salfis ini akan terus dikembangkan untuk sektor dalam negeri terlebih dahulu. Kedepannya setelah melihat peluang pasar, harapannya dapat menjadi produk ekspor," tambahnya.
Aisyah mengatakan bahwa produk ini sangat praktis untuk dibawa kemana-mana sebagai makanan. Produk ini juga memiliki varian rasa seperti keju, balado dan rendang. Selain itu, produk ini memiliki protein dan gizi karena merupakan asli dari laut dan segar.
Satu kemasan produk seberat 100 gram dijual dengan Rp20 ribu. Pihaknya juga berharap agar produk ini dapat dilanjutkan dan dikembangkan oleh warga Desa Sangrawayang dan masyarakat pesisir lainnya di Sukabumi.
"Kami pun sudah memberikan pelatihan kepada warga khususnya ibu-bu dan diharapkan program pengabdian masyarakat ini tidak hanya terhenti pada program IGTF tetapi outputnya dapat terus berkelanjutan untuk peningkatan ekonomi masyarakat," katanya. (KR-ADR)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019