Ribuan hektare areal persawahan di wilayah Karawang utara Kabupaten Karawang, Jawa Barat, mengalami gagal tanam pada musim kemarau tahun ini.
"Air dari saluran irigasi tidak bisa mengalir ke wilayah Pakisjaya dan sekitarnya, padahal di daerah itu sudah masuk jadwal tanam," kata Ketua Serikat Tani Karawang (Setakar) Deden Sofian, di Karawang, Kamis.
Ia mengatakan, jadwal tanam padi di daerah sekitar Pakisjaya pada musim gadu seharusnya sudah dimulai pada akhir Juni 2019, tetapi hingga kini masih ada ribuan hektare sawah yang belum tanam.
Di wilayah utara Karawang atau di Pakisjaya, areal persawahan yang sudah ditanami padi hanya sekitar 600 hektare. Sedangkan sekitar 1.300 hektare lainnya belum ditanami padi karena petani kesulitan air untuk mengairi areal sawahnya.
Menurut dia, kondisi itu terjadi akibat minimnya air yang mengalir di saluran irigasi menuju wilayah Pakisjaya yang merupakan golongan air lima.
Sementara sesuai dengan jadwal gilir-giring air yang diterapkan Perusahaan Jasa Tirta (PJT) II Jatiluhur, seharusnya air sudah masuk ke wilayah Pakisjaya, tetapi air irigasi yang mengalir hanya sampai ke wilayah Batujaya, dan petani di Pakisjaya tetap kesulitan air untuk mengairi areal sawahnya.
Ia menyampaikan, selain faktor kekeringan, kondisi itu juga terjadi akibat kerusakan saluran irigasi.
"Terjadi pengendapan lumpur yang luar biasa di saluran irigasi menuju Pakisjaya. Beberapa titik pintu air di saluran irigasi itu juga perlu diperbaiki," katanya.
Ia menyarankan, agar Pemkab Karawang dan PJT II Jatiluhur bisa lebih serius dalam menangani kekeringan yang rutin terjadi setiap tahun.
"Untuk jangka panjangnya, saluran irigasi harus benar-benar diperbaiki total," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019
"Air dari saluran irigasi tidak bisa mengalir ke wilayah Pakisjaya dan sekitarnya, padahal di daerah itu sudah masuk jadwal tanam," kata Ketua Serikat Tani Karawang (Setakar) Deden Sofian, di Karawang, Kamis.
Ia mengatakan, jadwal tanam padi di daerah sekitar Pakisjaya pada musim gadu seharusnya sudah dimulai pada akhir Juni 2019, tetapi hingga kini masih ada ribuan hektare sawah yang belum tanam.
Di wilayah utara Karawang atau di Pakisjaya, areal persawahan yang sudah ditanami padi hanya sekitar 600 hektare. Sedangkan sekitar 1.300 hektare lainnya belum ditanami padi karena petani kesulitan air untuk mengairi areal sawahnya.
Menurut dia, kondisi itu terjadi akibat minimnya air yang mengalir di saluran irigasi menuju wilayah Pakisjaya yang merupakan golongan air lima.
Sementara sesuai dengan jadwal gilir-giring air yang diterapkan Perusahaan Jasa Tirta (PJT) II Jatiluhur, seharusnya air sudah masuk ke wilayah Pakisjaya, tetapi air irigasi yang mengalir hanya sampai ke wilayah Batujaya, dan petani di Pakisjaya tetap kesulitan air untuk mengairi areal sawahnya.
Ia menyampaikan, selain faktor kekeringan, kondisi itu juga terjadi akibat kerusakan saluran irigasi.
"Terjadi pengendapan lumpur yang luar biasa di saluran irigasi menuju Pakisjaya. Beberapa titik pintu air di saluran irigasi itu juga perlu diperbaiki," katanya.
Ia menyarankan, agar Pemkab Karawang dan PJT II Jatiluhur bisa lebih serius dalam menangani kekeringan yang rutin terjadi setiap tahun.
"Untuk jangka panjangnya, saluran irigasi harus benar-benar diperbaiki total," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019