Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor bersama Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meluncurkan sebuah program yang diberi nama ‘Serbukatif’. Bertempat di Aula Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 5 Kota Bogor, peluncuran ‘Serbukatif’ dihadiri oleh Wali Kota Bogor Bima Arya, Kamis (23/5/2019). ‘Serbukatif’ sendiri merupakan akronim dari ‘Seribu Kalimat Positif’. Apa itu?
Kepala Disdik Kota Bogor Fahrudin mengatakan, program tersebut terbersit dari hasil diskusi dengan KPAI seminggu lalu.
“Kami ngobrol menyikapi hoax, informasi yang tidak benar bisa dianggap benar karena keyakinan yang salah. Sehingga ada gagasan, kita menguatkan pendidikan karakter, lewat gerakan yang kami namai Seribu Kalimat Positif yang disingkat jadi Serbukatif,” ungkap Fahrudin.
Ia menambahkan, gerakan ini diharapkan bisa menjadi kebiasaan sehari-hari para siswa pelajar di Kota Bogor untuk bijak dalam bersosial media. “Anak-anak dimotivasi untuk menjadikan kata-kata perilaku positif, akhirnya pembentukan karakter. Tidak hanya di tingkat SMP, ini kita lakukan di tingkat Paud dan SD juga. Di kurikulumnya ada, saya menyambut baik,” jelasnya.
Dalam gerakan Serbukatif itu, lanjut Kadisdik, anak-anak dalam kegiatan sehari-harinya didorong untuk memposting kalimat-kalimat positif, memberikan semangat, kata-kata yang menyejukan. “Mereka berkomunikasi dengan temannya mengesampingkan hal negatif, suudzon, kalau ada temannya yang ngomong negative diingatkan lagi. Ini penilaiannya di pendidikan karakter, bukan ranah kognitif, itu ranah pembiasaan, dampaknya pada akademis, anak-anak yang berpikiran positif, yakin, optimis, Insya Allah mereka akan sukses,” tandasnya.
Sementara itu, Bima Arya mengatakan, di dalam hidup ini, setiap apa yang dilakukan pasti akan berbalik lagi kepada hidup kita. “Di dalam fisika itu ada hukum newton, ada aksi ada reaksi. Ketika kita melempar bola basket ke dinding, maka bola tersebut akan berbalik ke kita. Ada juga hukum gaung,kalau kita berteriak cinta di atas bukit atau di hutan, maka yang terdengar akan berlipat-lipat. Artinya apa? Yakinlah semua kata-kata kita, perbuatan kita, baik positif atau negatif, cepat atau lambat Insya Allah akan kembali ke kita,” ujar Bima.
Ia mengungkapkan, apa yang dipikirkan dan apa yang dikatakan menentukan banyak hal. “Saya setuju kalau tidak dari sekarang, nantinya agak lebih susah. Mumpung masih usia pertumbuhan. Jadi ini masa-masa buat kalian, untuk membentuk pola karakter dan lain sebagainya,” kata dia.
“Saya ingin membentuk inspirasi untuk Indonesia, pesan-pesan damai dari Bogor. Kalau saya lihat anak di Bogor punya peluang untuk jadi anak-anak yang berkarakter, karna lingkungannya menunjang. Saya bangga kegiatan ini. Ini bukan soal program yang baik, ini ikhtiar kita, untuk membangun generasi masa depan yang siap menjemput masa depan,” pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019
Kepala Disdik Kota Bogor Fahrudin mengatakan, program tersebut terbersit dari hasil diskusi dengan KPAI seminggu lalu.
“Kami ngobrol menyikapi hoax, informasi yang tidak benar bisa dianggap benar karena keyakinan yang salah. Sehingga ada gagasan, kita menguatkan pendidikan karakter, lewat gerakan yang kami namai Seribu Kalimat Positif yang disingkat jadi Serbukatif,” ungkap Fahrudin.
Ia menambahkan, gerakan ini diharapkan bisa menjadi kebiasaan sehari-hari para siswa pelajar di Kota Bogor untuk bijak dalam bersosial media. “Anak-anak dimotivasi untuk menjadikan kata-kata perilaku positif, akhirnya pembentukan karakter. Tidak hanya di tingkat SMP, ini kita lakukan di tingkat Paud dan SD juga. Di kurikulumnya ada, saya menyambut baik,” jelasnya.
Dalam gerakan Serbukatif itu, lanjut Kadisdik, anak-anak dalam kegiatan sehari-harinya didorong untuk memposting kalimat-kalimat positif, memberikan semangat, kata-kata yang menyejukan. “Mereka berkomunikasi dengan temannya mengesampingkan hal negatif, suudzon, kalau ada temannya yang ngomong negative diingatkan lagi. Ini penilaiannya di pendidikan karakter, bukan ranah kognitif, itu ranah pembiasaan, dampaknya pada akademis, anak-anak yang berpikiran positif, yakin, optimis, Insya Allah mereka akan sukses,” tandasnya.
Sementara itu, Bima Arya mengatakan, di dalam hidup ini, setiap apa yang dilakukan pasti akan berbalik lagi kepada hidup kita. “Di dalam fisika itu ada hukum newton, ada aksi ada reaksi. Ketika kita melempar bola basket ke dinding, maka bola tersebut akan berbalik ke kita. Ada juga hukum gaung,kalau kita berteriak cinta di atas bukit atau di hutan, maka yang terdengar akan berlipat-lipat. Artinya apa? Yakinlah semua kata-kata kita, perbuatan kita, baik positif atau negatif, cepat atau lambat Insya Allah akan kembali ke kita,” ujar Bima.
Ia mengungkapkan, apa yang dipikirkan dan apa yang dikatakan menentukan banyak hal. “Saya setuju kalau tidak dari sekarang, nantinya agak lebih susah. Mumpung masih usia pertumbuhan. Jadi ini masa-masa buat kalian, untuk membentuk pola karakter dan lain sebagainya,” kata dia.
“Saya ingin membentuk inspirasi untuk Indonesia, pesan-pesan damai dari Bogor. Kalau saya lihat anak di Bogor punya peluang untuk jadi anak-anak yang berkarakter, karna lingkungannya menunjang. Saya bangga kegiatan ini. Ini bukan soal program yang baik, ini ikhtiar kita, untuk membangun generasi masa depan yang siap menjemput masa depan,” pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019