Bogor (Antara) - Sejumlah produsen dan pedagang tahu dan tempe di Kota Bogor, Jawa Barat melakukan aksi mogok jualan dan produksi sehingga menyebabkan ketersediaan dua penganan khas Indonesia ini hilang di pasaran.

Hilangnya peredaran tahu dan tempe di pasar membuat kelimpungan sejumlah warga Kota Bogor terutama pedagang warung makanan yakni warung pecel lele dan warteg lainnya.

"Tahu tempe hari ini kosong, tidak ada yang jualan. Pedagang pada tidak jualan di pasar," kata Pak Amin pedagang Nasi Uduk Warung Surabaya di Jalan Semeru, Bogor Senin.

Warung Pak Amin hanya menyediakan, ayam dan lele dan sedikit tempe yang tersisa dari stok yang dibelinya kemarin. Amin biasa membeli tahu tempe di pedagang langganannya di Pasar Anyar. Karena kosong ia mencoba mencari di sejumlah pasar lainnya, namun tetap tidak ditemukan.

"Ini tempe sisa beli kemarin masih ada stok. Besok mungkin sudah tidak ada lagi tahu tempenya," kata dia.

Menurutnya selama sepekan ini harga jual tahu dan tempe cukup mahal. Tempe yang biasanya dibeli Rp7.000 kini menjadi Rp11.000.

Begitu juga dengan tahu yang rata-rata naik harganya sebesar Rp2.500, dari Rp5.000 menjadi Rp7.500.

"Tahu sekarang sudah harganya naik, ukurannya juga dikecilin. Jadi naiknya tidak terlalu tinggi," katanya.

Hilangnya tahu dan tempe di pasaran membuat Heru tidak berjualan dua penganan tersebut. Hal ini menyebabkan banyak pelanggannya yang kecewa.

Menurutnya, dalam sehari ia bisa menjual tahu dan tempe lebih dari 20 potong.

"Banyak yang kecewa, karena umumnya makan pecel lele disini pake tahu dan tempe, tapi hari ini dan besok kosong dulu," katanya.

Sementara itu menurut salah satu konsumen di warung Pak Amin, tidak adanya tahu dan tempe membuat selera makan menjadi hilang karena penganan yang terbuat dari kedelai itu menjadi makanan pelengkap bagi orang Indonesia.

"Beda aja rasanya tidak ada tahu dan tempe, karena meski ini makanan pelengkap tapi wajib ada di setiap hidangan makan kita. Kalau tidak ada itu bikin hilang selera," kata Ical.

Kepala Bidang Perdagangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor, M Sinaga menyebutkan, bahwa selama tiga hari ke depan produsen dan pedagang tahu tempe istirahat berjualan.

"Jadi bukan mogok, tapi libur dulu tiga hari," katanya.

Menurut Sinaga, hal ini dilakukan para pedagang sebagai bentuk protes atas mahalnya harga imor kedelai seiring melemahnya nilai tukar rupiah.

"Kami tetap akan melakukan pemantauan dan pengawasan, agar setelah ini produksi dapat berjalan baik kembali," katanya.

Pewarta: Oleh Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2013