Sukabumi (antarabogor.com) - Himpunan Wiraswasta Minyak dan Gas Bumi atau Hiswanamigas Sukabumi mengimbau kepada seluruh stasiun pengisian bahan bakar umum agar sementara ini tidak menjual BBM subsidi ke penjual eceran.
"Himbauan ini kami lakukan untuk mengantisipasi adanya aksi penimbunan yang bisa saja dilakukan oleh oknum pengecer BBM subsidi untuk mengambil keuntungan," kata Wakil Ketua Hiswana Migas Sukabumi Yudha Sukmagara kepada wartawan, Selasa.
Menurut Yudha namun himbauan tidak menjual BBM subsidi ke pengecer ini akan dibahas lebih lanjut dengan unsur muspida, karena khawatir untuk warga yang rumahnya di pelosok dan jauh dari lokasi SPBU jika tidak dilayani maka akan timbul juga permasalahan.
Untuk itu pihaknya akan mencari solusi dengan muspida setempat bagaimana cara pembelian dengan menggunakan jerigen di pelosok yang jauh dari lokasi SPBU.
Selain itu himbauan ini sudah disosialisasikan kepada para pengusaha SPBU khususnya yang berada di wilayah perkotaan dan dekat dengan lokasi SPBU.
"Rencana penaikan harga BBM subsidi ini rawan terjadi penyelewengan," ujarnya.
Penyelewengan itu antara lain penimbunan dan di Sukabumi saat ini polisi sudah berhasil mengungkap aksi penimbunan BBM subsidi di dua lokasi berbeda, untuk itu kami berusaha mencariakan solusi yang tepat agar seluruh konsumen terlayani juga tidak ada penyelewengan BBM subsidi.
Dikatakannya, saat ini konsumsi BBM subsidi menjelang kenaikan harga meningkat karena banyak warga yang panik sehingga tingkat konsumsi BBM menjadi bertambah. Bahkan sudah mulai terjadi antrean panjang di SPBU walaupun pemerintah pusat belum menaikan harga BBM ini.
Lebih lanjut mungkin saja antisipasi lainnya agar seluruh konsumen terlayani adanya pembatasan pembelian BBM untuk sementara waktu sampai kondisi konsumsi BBM dan antrean di SPBU kembali normal.
"Yang kami khawatirkan, persediaan BBM tidak bisa melayani setiap pembeli karena saat ini pasokan dari depot pun kurang," kata Yudha.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2013
"Himbauan ini kami lakukan untuk mengantisipasi adanya aksi penimbunan yang bisa saja dilakukan oleh oknum pengecer BBM subsidi untuk mengambil keuntungan," kata Wakil Ketua Hiswana Migas Sukabumi Yudha Sukmagara kepada wartawan, Selasa.
Menurut Yudha namun himbauan tidak menjual BBM subsidi ke pengecer ini akan dibahas lebih lanjut dengan unsur muspida, karena khawatir untuk warga yang rumahnya di pelosok dan jauh dari lokasi SPBU jika tidak dilayani maka akan timbul juga permasalahan.
Untuk itu pihaknya akan mencari solusi dengan muspida setempat bagaimana cara pembelian dengan menggunakan jerigen di pelosok yang jauh dari lokasi SPBU.
Selain itu himbauan ini sudah disosialisasikan kepada para pengusaha SPBU khususnya yang berada di wilayah perkotaan dan dekat dengan lokasi SPBU.
"Rencana penaikan harga BBM subsidi ini rawan terjadi penyelewengan," ujarnya.
Penyelewengan itu antara lain penimbunan dan di Sukabumi saat ini polisi sudah berhasil mengungkap aksi penimbunan BBM subsidi di dua lokasi berbeda, untuk itu kami berusaha mencariakan solusi yang tepat agar seluruh konsumen terlayani juga tidak ada penyelewengan BBM subsidi.
Dikatakannya, saat ini konsumsi BBM subsidi menjelang kenaikan harga meningkat karena banyak warga yang panik sehingga tingkat konsumsi BBM menjadi bertambah. Bahkan sudah mulai terjadi antrean panjang di SPBU walaupun pemerintah pusat belum menaikan harga BBM ini.
Lebih lanjut mungkin saja antisipasi lainnya agar seluruh konsumen terlayani adanya pembatasan pembelian BBM untuk sementara waktu sampai kondisi konsumsi BBM dan antrean di SPBU kembali normal.
"Yang kami khawatirkan, persediaan BBM tidak bisa melayani setiap pembeli karena saat ini pasokan dari depot pun kurang," kata Yudha.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2013