Bogor (Antaranews Megapolitan) - Program Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian (PWMP) sejak diluncurkan tahun 2016 oleh Kementerian Pertanian diminati generasi muda yang ingin menjadi wirausaha pertanian, hingga kini sudah terbentuk 1.013 kelompok PWMP di sejumlah perguruan tinggi di Indonesia.

"PWMP ini punya Kementerian Pertanian yang tujuan dibentuknya adalah untuk mengurangi angka pengangguran, dan regenerasi petani dengan mendorong alumni maupun mahasiswa pertanian menjadi wirausahawan," kata Kepala Bidang Subbidang Peserta Didik Pusat Pendidikan, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian Nurwahidah di Bogor, Jumat.

Ia menjelaskan, tahun pertama PWMP dimulai (2016) dimulai sebagai tahun penyadaran dan penumbuhan kelompok PWMP melibatkan delapan perguruan tinggi mitra, enam STPP atau kini bertransformasi menjadi Polbangtan, dan tiga SMK Pertanian Pembangunan (SMKPP) yang tersebar di sejumlah daerah.

Delapan perguruan tinggi mitra yang terlibat di antaranya, IPB, Universitas Padjajaran, Brawijaya, UGM, Universitas Syah Kuala, Aceh, Universitas Lampung. Sedangkan enam Polbangtan yakni Polbangtan Bogor, Medan, Manokwari, Malang, Magelang-Yogyakarta, dan Gowa.

Program PWMP dibagi menjadi tiga tahapan yakni tahun pertama sebagai tahun penyadaran dan penumbuhan, tahun kedua pengembangan, dan tahun ketiga adalah kemandirian.

"Tahun pertama ini terbentuk 500 kelompok PWMP di delapan perguruan tinggi, enam Polbangtan, dan tiga SMKPP," katanya.

Tahun pertama ini kelompok PWMP untuk perguruan tinggi skema bantuan diberikan kepada alumni berupa modal usaha dengan besaran Rp30 juta sampai dengan Rp35 juta. Sedangkan Polbangtan dan SMKPP berupa beasiswa kepada mahasiswa dengan besaran Rp15 juta.

Pada tahun kedua, kelompok PWMP angkatan pertama masuki tahun pengembangan. Selain itu, juga ada penambahan 247 kelompok PWMP dari 16 perguruan tinggi, enam Polbangtan dan 18 SMKPP.

"Tahun ketiga ini (2018), kelompok PWMP tahun 2016 menjadi mandiri, dan kelompok PWMP 2017 masuk fase pengembangan," katanya.

Pada 2018 ini, PWMP masih menambah jumlah kelompok, tercatat ada 266 kelompok PWMP yang berasal dari 29 perguruan tinggi, satu pondok pesantren, enam Polbangtan dan 18 SMK.

"Tahun ini ada satu pondok pesantren yang menjadi kelompok PWMP," katanya.

Menurut Nurwahidah, produk yang dihasilkan oleh kelompok usaha PWMP ini bervariasi, mulai dari sektor peternakan, maupun pertanian dan perkebunan. Selain itu, omset usaha ini juga terus berkembang dan tumbuh.

"Rata-rata mereka mampu mengembangkan usahanya, dilihat dari omset mereka sejak pertama berdiri sampai sekarang mandiri. Contoh di Polbangtan Manokwari dari modal Rp15 juta mengembangkan peternakan domba dan kambing, sekarang sudah punya omset ratusan juta," kata Nurwahidah.

Ia menyebutkan, PWMP tidak hanya menuntut minat alumni maupun mahasiswa jurusan pertanian untuk berkecimpung di sektor agribisnis, tetapi juga menuntut inovasi dan teknologi dari para pelaku usaha muda pertanian ini.

"Inovasi dan teknologi itu sangat penting, agar usaha-usaha yang mereka rintis bisa laku dipasaran, dan bisa menjalin kemitraan dengan sektor industri, hingga mencapai kemandirian," kata Nurwahidah.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018