Bogor (Antaranews Megapolitan) - Kementerian Pertanian kenalkan berbagai produk olahan pangan berbahan baku pangan lokal strategis hasil inovasi Badan Litbang Pertanian yang dapat menjadi alternatif pengganti terigu.

Berbagai produk pangan alternatif berbahan baku lokal hasil inovasi tersebut ditampilkan dalam Fiesta Pangan Lokal yang digelar di Badan Litbang Pertanian, Cimanggu, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu.

"Indonesia sebagai negara terbesar ke dua dunia dalam keragaman hayati memiliki berbagai sumber daya lokal yang bisa dikembangkan sebagai pangan pokok," kata Kepala Badan Litbang Pertanian Prof Muhammad Syakir.

Data menunjukkan ketergantungan masyarakat terhadap terigu semakin meningkat dari tahun ke tahun. Ini terlihat dari kenaikan konsumsi terigu nasional yang terus meningkat, dari 15,5 kg per kapita per tahun pada 2008 menjadi 25 kg per kapita per tahun pada 2018.

Tingginya angka konsumsi terigu ini membuat beban devisa negara semakin meningkat, mengingat terigu yang bersumber dari gandum bukanlah bahan baku lokal yang dikembangkan di Indonesia.

Syakir menyebutkan bahan pangan lokal alternatif pengganti terigu tersebut adalah sagu, sorgum, jagung, ubi kayu, dan hanjeli.

Ia mengatakan hutan sagu Indonesia merupakan yang terbesar di dunia mencapai 5,5 juta hektare atau mendekati 85 persen populasi sagu dunia. Sorghum juga merupakan sumber pangan lokal pontensial.

"Tanaman sorghum sangat hemat air dan bisa tumbuh dengan baik di daerah kering berbatu seperti di NTT," katanya.

Demikian pula dengan ubi kayu, jagung, serta berbagai tanaman lain seperti hanjeli, garut, ganyong, talas, dan sukun.

"Dulu pangan ini pernah menjadi sumber pangan sebagian masyarakat Indonesia namun kini terpinggirkan oleh konsumsi beras dan terigu yang semakin meningkat," kata Syakir.

Ia mengatakan, salah satu upaya untuk menekan semakin tingginya tingkat ketergantungan akan produk olahan terigu dan konsumsi beras yaitu melalui penerapan inovasi untuk mengangkat pangan lokal potensial agar mampu menjadi alternatif subtitusi terigu.

"Pengembangan agroindustri pangan lokal mulai dari hulu ke hilir menjadi kunci penentu adanya peningkatan nilai tambah dan daya saing produk pangan lokal," kata Syakir.

Kegiatan Fiesta Pangan Lokal yang digelar oleh Balitbantan Kementerian Pertanian berlangsung di Kampus Balitbang Pertanian, Cimanggu Kota Bogor ini dilaksanakan untuk meluncurkan model agroindustri pangan lokal, sekaligus diseminasi inovasi dalam pengembangan pangan lokal.

Peluncuran model agroindustri pangan lokal ditandai dengan mempromosikan mie nusantara yang diikuti 1.000 anak sekolah dan 400 tamu undangan. Mie nusantara ini terbuat dari sagu, hanjeli, sorghum, jagung, dan ubi kayu disajikan menjadi hidangan favorit masyarakat.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018