Bogor (Antaranews Megapolitan) - Institut Pertanian Bogor (IPB) berkomitmen meluluskan wisudawan terbaik yang siap membangun sektor pertanian dalam arti luas, memiliki daya saing di era digital global saat ini.
"Lulusan IPB harus menjadi seorang pembelajar yang terus menimba ilmu di mana pun berada," kata Rektor IPB Dr Arif Satria dalam sambutan pada upacara wisuda dan penyerahan ijazah tahap II tahun akademik 2018/2019 di Graha Widya Wisuda (GWW), Kampus IPB Dramaga, Bogor, Rabu.
Arif menjelaskan, salah satu permasalahan yang masih perlu mendapatkan prioritas dalam pembangunan nasional adalah penguatan daya saing melalui peningkatan kompetensi sumberdaya manusia.
Selain itu, tantangan lain yang patut diperhatikan adalah kondisi bahwa sebagian besar lulusan perguruan tinggi cenderung sebagai pencari kerja ('job seeker') dari pada pencipta lapangan pekerjaan ('job creator').
Persoalan lainnya, lanjut Arif, adapun lapangan pekerjaan yang tersedia pertumbuhannya tidak sebanding dengan banyaknya lulusan pendidikan tinggi setiap tahunnya.
"Jika kita ingin terlepas dari permasalahan ini, para lulusan harus terus mengasah diri sehingga memiliki 10 karakter sukses," kata mantan Dekan Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB.
Ia merincikan 10 karakter sukses tersebut yakni pembelajar, jujur atau integritas, kreatif, disiplin, punya kepedulian sosial, komunikatif, berpikir kritis, berkepribadian kompetittif, cerdas secara emosi dan memiliki interpersonal yang baik.
Menurutnya, lulusan IPB harus memiliki kejujuran atau integritas, mampu untuk dipimpin dan memimpin. Selain itu kreativitas yang dibumbui dengan inovasi menjadi salah satu karakter yang harus dimiliki oleh lulusan IPB agar dapat bersaing di tengah masyarakat.
"Semangat dan berkepribadian kompetitif itu tidak gampang putus asa, kerja keras, rajin dan fokus hingga berhasil serta tidak mudah menyerah," katanya.
Lulusan IPB lanjutnya, adalah seseorang yang memiliki kecerdasan emosi akan mampu menerima, menilai, mengelola, serta mengontrol semua emosi yang dimilikinya dan orang di sekitarnya.
Interpersonal yang baik (Good Interpersonal Skill) lanjutnya, di mana karakter ini berhubungan dengan kemampuan mengenali, menghadapi dan berinteraksi dengan orang lain, baik individu maupun masyarakat.
"Orang yang memiliki interpersonal yang baik akan memiliki kesempatan mendapat tempat dimanapun dia bekerja," kata Arif.
IPB mewisuda 800 orang lulusan, yang terdiri atas 645 orang lulusan progam Sarjana, 28 orang lulusan program Pendidikan Profesi Dokter Hewan, 115 orang lulusan program Magister dan 12 lulusan program Doktor.
Arif menambahkan, IPB di usia 55 tahun saat ini semakin menunjukkan perannya untuk pembangunan nasional, baik sumbangsih di bidang kebijakan maupun SDM generasi penerus bangsa.
IPB baru saja meluncurkan Konsep Agro-Maritim 4.0. Konsep Agro-Maritim 4.0 memandang darat, laut dan udara sebagai satu kesatuan yang melibatkan sistem sosial, ekonomi, dan ekologi kompleks dengan pendekatan transdisiplin, terpadu dan partisipatif.
"Konsep Agro-Maritim 4.0 diharapkan dapat menjadi rujukan dalam merumuskan kebijakan bangsa Indonesia," kata Arif.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
"Lulusan IPB harus menjadi seorang pembelajar yang terus menimba ilmu di mana pun berada," kata Rektor IPB Dr Arif Satria dalam sambutan pada upacara wisuda dan penyerahan ijazah tahap II tahun akademik 2018/2019 di Graha Widya Wisuda (GWW), Kampus IPB Dramaga, Bogor, Rabu.
Arif menjelaskan, salah satu permasalahan yang masih perlu mendapatkan prioritas dalam pembangunan nasional adalah penguatan daya saing melalui peningkatan kompetensi sumberdaya manusia.
Selain itu, tantangan lain yang patut diperhatikan adalah kondisi bahwa sebagian besar lulusan perguruan tinggi cenderung sebagai pencari kerja ('job seeker') dari pada pencipta lapangan pekerjaan ('job creator').
Persoalan lainnya, lanjut Arif, adapun lapangan pekerjaan yang tersedia pertumbuhannya tidak sebanding dengan banyaknya lulusan pendidikan tinggi setiap tahunnya.
"Jika kita ingin terlepas dari permasalahan ini, para lulusan harus terus mengasah diri sehingga memiliki 10 karakter sukses," kata mantan Dekan Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB.
Ia merincikan 10 karakter sukses tersebut yakni pembelajar, jujur atau integritas, kreatif, disiplin, punya kepedulian sosial, komunikatif, berpikir kritis, berkepribadian kompetittif, cerdas secara emosi dan memiliki interpersonal yang baik.
Menurutnya, lulusan IPB harus memiliki kejujuran atau integritas, mampu untuk dipimpin dan memimpin. Selain itu kreativitas yang dibumbui dengan inovasi menjadi salah satu karakter yang harus dimiliki oleh lulusan IPB agar dapat bersaing di tengah masyarakat.
"Semangat dan berkepribadian kompetitif itu tidak gampang putus asa, kerja keras, rajin dan fokus hingga berhasil serta tidak mudah menyerah," katanya.
Lulusan IPB lanjutnya, adalah seseorang yang memiliki kecerdasan emosi akan mampu menerima, menilai, mengelola, serta mengontrol semua emosi yang dimilikinya dan orang di sekitarnya.
Interpersonal yang baik (Good Interpersonal Skill) lanjutnya, di mana karakter ini berhubungan dengan kemampuan mengenali, menghadapi dan berinteraksi dengan orang lain, baik individu maupun masyarakat.
"Orang yang memiliki interpersonal yang baik akan memiliki kesempatan mendapat tempat dimanapun dia bekerja," kata Arif.
IPB mewisuda 800 orang lulusan, yang terdiri atas 645 orang lulusan progam Sarjana, 28 orang lulusan program Pendidikan Profesi Dokter Hewan, 115 orang lulusan program Magister dan 12 lulusan program Doktor.
Arif menambahkan, IPB di usia 55 tahun saat ini semakin menunjukkan perannya untuk pembangunan nasional, baik sumbangsih di bidang kebijakan maupun SDM generasi penerus bangsa.
IPB baru saja meluncurkan Konsep Agro-Maritim 4.0. Konsep Agro-Maritim 4.0 memandang darat, laut dan udara sebagai satu kesatuan yang melibatkan sistem sosial, ekonomi, dan ekologi kompleks dengan pendekatan transdisiplin, terpadu dan partisipatif.
"Konsep Agro-Maritim 4.0 diharapkan dapat menjadi rujukan dalam merumuskan kebijakan bangsa Indonesia," kata Arif.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018