Bogor, 28/11 (ANTARA) - Perusahaan Air Minum Daerah Tirta Pakuan Kota Bogor, Jawa Barat, mengupayakan penambahan zona air siap minum untuk perumahan melalui program Zona Air Minum Prima (ZAMP) dengan memperluas jaringan.
"Saat ini kita sudah memiliki enam zona air siap minum untuk perumahan. Setiap tahun kita lakukan pengembangan, tahun ini ada satu lokasi lagi yang akan kita kembangkan," kata Direktur Utama PDAM Tirta Pakuan, Memet Gunawan, di Bogor, Senin.
Memet mengatakan, zona air minum prima atau ZAMP yang dikelola PDAM Tirta Pakuan sudah berjalan sejak 2004.
Awal mulanya program tersebut berasal dari bantuan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dan AUSAID yang diperuntukkan untuk tiga kota di Indonesia yakni Bogor, Medan dan Malang.
Pelaksanaan program ZAMP pertama kali dilakukan di perumahan Villa Indah Pakuan dengan jumlah pelanggan sebanyak 400 sambungan.
Program tersebut terus berkembang setiap tahunnya, seiring berjalannya waktu zona ZAMP sudah ada di enam titik di wilayah Kota Bogor.
"Sekarang ZAMP sudah ada di perumahan Teras Hijau, Perumahan Katulampa, perumahan Montekarlo, Vila Indah Bogor, dan dua lagi ada di wilayah Bogor Timur," katanya.
Memet mengatakan, jumlah pelanggan ZAMP saat ini sudah mencapai 3.000 pelanggan dari total jumlah pelanggan PDAM Tirta Pakuan saat ini sebanyak 101.000 pelanggan.
Menurut Memet, ZAMP tidak jauh berbeda dari air yang didistribusikan PDAM ke seluruh pelanggan. Selayaknya, air PDAM Tirta Pakuan sudah memenuhi standar kelayakan minum.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 16 tahun 2005 tentang sistem penyediaan air minum, dimana PDAM berkewajiban menyediakan sumber air bersih berkualitas dan layak konsumsi.
Hanya saja, lanjut Memet, penyaluran ZAMP memerlukan pengawasan lebih intensif, selain kualitas airnya terjaga kebersihan dan kejernihannya. Juga kesehatannya untuk masyarakat.
Untuk melakukan pengembangan, lanjut Memet diperlukan peninjauan lokasi, dan kondisi pipa apakah layak untuk didistribusikan atau tidak.
Saat ini lanjut, Memet, pengembangan tersebut masih terkendala pipa tua yang jumlahnya 60 persen.
"Sebenarnya, kualitas air PDAM sudah layak minum. Tapi tidak seperti ZAMP yang khusus dibuat untuk layak minum yang dilengkapi fasilitas pendukung. Pengembangan ini hanya bisa dilakukan bertahap, karena kita masih memiliki pipa sambungan dan transmisi yang sudah tua sehingga sangat riskan untuk diterapkan ke seluruh masyarakat," katanya.
Di 2011 ini, lanjut Memet, PDAM Tirta Pakuan melakukan perbaikan pipa tua dengan anggaran sebesar Rp8 miliar untuk wilayah Suryakencana, Bondongan dan Sekitarnya.
Dengan perbaikan ini diharapkan, pengembangan ZAMP bisa dilakukan secara bertahap ke sejumlah kawasan perumahan di wilayah Bogor Timur, kata Memet.
Laily R
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2011
"Saat ini kita sudah memiliki enam zona air siap minum untuk perumahan. Setiap tahun kita lakukan pengembangan, tahun ini ada satu lokasi lagi yang akan kita kembangkan," kata Direktur Utama PDAM Tirta Pakuan, Memet Gunawan, di Bogor, Senin.
Memet mengatakan, zona air minum prima atau ZAMP yang dikelola PDAM Tirta Pakuan sudah berjalan sejak 2004.
Awal mulanya program tersebut berasal dari bantuan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dan AUSAID yang diperuntukkan untuk tiga kota di Indonesia yakni Bogor, Medan dan Malang.
Pelaksanaan program ZAMP pertama kali dilakukan di perumahan Villa Indah Pakuan dengan jumlah pelanggan sebanyak 400 sambungan.
Program tersebut terus berkembang setiap tahunnya, seiring berjalannya waktu zona ZAMP sudah ada di enam titik di wilayah Kota Bogor.
"Sekarang ZAMP sudah ada di perumahan Teras Hijau, Perumahan Katulampa, perumahan Montekarlo, Vila Indah Bogor, dan dua lagi ada di wilayah Bogor Timur," katanya.
Memet mengatakan, jumlah pelanggan ZAMP saat ini sudah mencapai 3.000 pelanggan dari total jumlah pelanggan PDAM Tirta Pakuan saat ini sebanyak 101.000 pelanggan.
Menurut Memet, ZAMP tidak jauh berbeda dari air yang didistribusikan PDAM ke seluruh pelanggan. Selayaknya, air PDAM Tirta Pakuan sudah memenuhi standar kelayakan minum.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 16 tahun 2005 tentang sistem penyediaan air minum, dimana PDAM berkewajiban menyediakan sumber air bersih berkualitas dan layak konsumsi.
Hanya saja, lanjut Memet, penyaluran ZAMP memerlukan pengawasan lebih intensif, selain kualitas airnya terjaga kebersihan dan kejernihannya. Juga kesehatannya untuk masyarakat.
Untuk melakukan pengembangan, lanjut Memet diperlukan peninjauan lokasi, dan kondisi pipa apakah layak untuk didistribusikan atau tidak.
Saat ini lanjut, Memet, pengembangan tersebut masih terkendala pipa tua yang jumlahnya 60 persen.
"Sebenarnya, kualitas air PDAM sudah layak minum. Tapi tidak seperti ZAMP yang khusus dibuat untuk layak minum yang dilengkapi fasilitas pendukung. Pengembangan ini hanya bisa dilakukan bertahap, karena kita masih memiliki pipa sambungan dan transmisi yang sudah tua sehingga sangat riskan untuk diterapkan ke seluruh masyarakat," katanya.
Di 2011 ini, lanjut Memet, PDAM Tirta Pakuan melakukan perbaikan pipa tua dengan anggaran sebesar Rp8 miliar untuk wilayah Suryakencana, Bondongan dan Sekitarnya.
Dengan perbaikan ini diharapkan, pengembangan ZAMP bisa dilakukan secara bertahap ke sejumlah kawasan perumahan di wilayah Bogor Timur, kata Memet.
Laily R
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2011