Bogor (Antaranews Megapolitan) - Dinas Kesehatan Kota Bogor, Jawa Barat, mendeteksi dini faktor resiko penyakit tidak menular (PTM) pada pelajar SMA.

"Deteksi dini meliputi pemeriksaan tekanan darah, obesitas, depresi dan kadar Co (Carbon monoksida)," kata Kepala Seksi PTM, Dinas Kesehatan Kota Bogor, Firry Trianti kepada Antara, Rabu.

Firry menjelaskan, pemeriksaan faktor resiko PTM dengan sasaran anak sekolah ini menyasar 27 sekolah, berlangsung dari akhir Agustus hingga pertengahan September 2018.

Pemeriksaan ini wajib diikuti seluruh siswa di sekolah yang didatangi petugas Dinas Kesehatan, satu sekolah menyasar 200 anak.

"Sebelum dilakukan pemeriksaan, dilakukan terlebih dahulu penyuluhan tentang PTM, apa itu PTM, apa penyebabnya, dan akibatnya apa," katanya.

Setelah penyuluhan, dilakukan pemeriksaan tinggi dan berat badan, serta mengukur lingkar perut. Pemeriksaan ini untuk mengetahui IMT setiap anak.

Jika nilai IMT di atas 25 maka anak tersebut masuk kategori obesitas. Anak yang obesitas termasuk dalam kelompok bersiko PTM.

Setelah diketahui angka IMT, dilanjut dengan pemeriksaan tekanan darah untuk mengetahui gejala hipertensi.

"Di kalangan anak sekolah sudah ada yang hipertensi, bisa karena bawaan, dan juga pola hidup. Karena pola malan anak-anak sekarang suka cepat saji," katanya.

Pemeriksaan berikutnya, mengukur kadar carbon monoksida (CO) dalam paru menggunakan alat "smoker analizer". Setiap anak diminta meniup alat tersebut, dan alat akan mendeteksi kadar CO.

Angka enam dan tujuh menunjukkan kadar CO dalam paru tinggi. Jika kadar Co dalam paru tinggi, maka berpengaruh dalam darah, sehingga tidak lagi mengikat oksigen yang berfungsi menghasilkan sel-sel darah baru.

"Kadar Co tinggi dalam darah akan menurunkan produksi sel, menimbulkan penyakit degeneratif," katanya.

Setelah pemeriksaan kadar CO, dilakukan pemeriksaan tingkat depresi untuk mengetahui tingkat emosional pada remaja. Pemeriksaan ini dilakukan menggunakan quisioner SRQ 20.

Menurut Firry, deteksi dini dari mulai jenjang SMA sangat efektif dilakukan dalam rangka mencegah penyakit tidak menular.

"Karena anak-anak sekarang cukup peduli dengan penampilan dan kesehatan, mereka khawatir memiliki faktor resiko penyakit tidak menular," katanya.

Hasil pemeriksaan lanjut Firry, akan menjadi bahan evaluasi dan penyusunan kebijakan pemerintah dalam mencegah penyakit tidak menular di Kota Bogor.

Sementara itu, anak-anak yang hasil pemeriksaannya memiliki faktor resiko, akan diberi pendampingan selama enam bulan.

"Selama enam bulan ini mereka akan diawasi oleh petugas Puskesmas, bagi yang obesitas kita berikan saran untuk melakukan pola hidup sehat, yang merokok kita konseling berhenti merokok, begitu juga dengan yang deprepsi, adan sesi konsultasi," kata Firry.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018