Bogor (Antaranews Megapolitan) - Berawal dari keresahan terhadap sistem pendidikan yang ada di Indonesia, Anggita Nurul Annisa, mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB), Departemen Statistika, Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) merancang sebuah gagasan Educacyber sebagai aplikasi penunjang yang dapat membimbing minat dan bakat siswa mulai dari Taman Kanak-kanak (TK) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).
Educacyber merupakan program aplikasi yang menggunakan konsep big data demi mewujudkan sinergi dan mendukung sistem pendidikan generasi Z.
“Saya resah dengan pendidikan Indonesia yang tidak juga berubah yakni masih dengan budaya belajar yang lama. Sedangkan anak-anak yang menduduki usia sekolah saat ini adalah anak-anak generasi Z yang lahir pada tahun 1996 hingga sekarang, " terang Anggi.
Educacyber memberikan fasilitas bagi aparat penegak hukum dalam melindungi keamanan dan hak-hak anak. Anggi merancang aplikasi Educacyber yang terdiri dari berbagai fitur yaitu menu profil, sosial, akademik, serta berita dan artikel.
“Dalam aplikasi ini, setiap fitur memiliki fitur yang sangat bermanfaat. Saya yakin aplikasi ini dapat diimplementasikan 100 persen jika seluruh elemen terkait memiliki tekad yang kuat Jadi dibutuhkan integritas,” tambahnya.
Melalui gagasan Educacyber, Anggi mendapatkan penghargaan sebagai Juara III IPB National Essay Competition 2018 yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sekolah Vokasi IPB.
Dari prestasi ini Anggi mendapatkan kesempatan untuk melakukan trip ke Singapura pada tanggal 27 September 2018 mendatang.
"Rasanya bersyukur bisa berkesempatan menang di lomba ini dan termotivasi untuk membuat karya lagi. Dari menulis essay ini saya belajar untuk peduli dan harus berpikir kritis," ujarnya.
“Saya ingin siswa di Indonesia bisa aman dan nyaman dalam menempuh pelajaran dan tidak merasa tertekan karena belajar dalam kondisi yang tidak sesuai dengan apa yang disukai.
Melalui aplikasi Educacyber ini big data yang ada dapat melakukan tracking minat anak-anak. Dari sanalah kita kemudian bisa untuk membimbing minat dan bakatnya,” ujar Anggi.
Anggi berharap agar siswa dapat melakukan pembelajaran sesuai dengan minat dan bakatnya, serta dapat menempuh pendidikan dengan lingkungan yang aman dari kekerasan secara verbal maupun secara fisik.
“Saya berharap adanya sinergi antara seluruh elemen penunjang pendidikan sebagai langkah awal untuk mencetak generasi yang cerdas dan bermartabat menuju Indonesia Emas,” tutupnya. (SMH/Zul)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
Educacyber merupakan program aplikasi yang menggunakan konsep big data demi mewujudkan sinergi dan mendukung sistem pendidikan generasi Z.
“Saya resah dengan pendidikan Indonesia yang tidak juga berubah yakni masih dengan budaya belajar yang lama. Sedangkan anak-anak yang menduduki usia sekolah saat ini adalah anak-anak generasi Z yang lahir pada tahun 1996 hingga sekarang, " terang Anggi.
Educacyber memberikan fasilitas bagi aparat penegak hukum dalam melindungi keamanan dan hak-hak anak. Anggi merancang aplikasi Educacyber yang terdiri dari berbagai fitur yaitu menu profil, sosial, akademik, serta berita dan artikel.
“Dalam aplikasi ini, setiap fitur memiliki fitur yang sangat bermanfaat. Saya yakin aplikasi ini dapat diimplementasikan 100 persen jika seluruh elemen terkait memiliki tekad yang kuat Jadi dibutuhkan integritas,” tambahnya.
Melalui gagasan Educacyber, Anggi mendapatkan penghargaan sebagai Juara III IPB National Essay Competition 2018 yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sekolah Vokasi IPB.
Dari prestasi ini Anggi mendapatkan kesempatan untuk melakukan trip ke Singapura pada tanggal 27 September 2018 mendatang.
"Rasanya bersyukur bisa berkesempatan menang di lomba ini dan termotivasi untuk membuat karya lagi. Dari menulis essay ini saya belajar untuk peduli dan harus berpikir kritis," ujarnya.
“Saya ingin siswa di Indonesia bisa aman dan nyaman dalam menempuh pelajaran dan tidak merasa tertekan karena belajar dalam kondisi yang tidak sesuai dengan apa yang disukai.
Melalui aplikasi Educacyber ini big data yang ada dapat melakukan tracking minat anak-anak. Dari sanalah kita kemudian bisa untuk membimbing minat dan bakatnya,” ujar Anggi.
Anggi berharap agar siswa dapat melakukan pembelajaran sesuai dengan minat dan bakatnya, serta dapat menempuh pendidikan dengan lingkungan yang aman dari kekerasan secara verbal maupun secara fisik.
“Saya berharap adanya sinergi antara seluruh elemen penunjang pendidikan sebagai langkah awal untuk mencetak generasi yang cerdas dan bermartabat menuju Indonesia Emas,” tutupnya. (SMH/Zul)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018