Bogor (Antaranews Megapolitan) - Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr Arif Satria secara resmi menutup kegiatan Masa Pengenalan Kampus Mahasiswa Baru (MPKMB) Angkatan 55, di Kampus IPB Dramaga, Bogor (18/8). Penutupan secara simbolik ditandai dengan penyatuan Buku Saga Agrisatya secara langsung di hadapan 3.817 mahasiswa baru.
Kegiatan ini dimulai dengan formasi dari kelima Saga yang terdiri dari tiga puluh Legiun. Saga berarti kisah kejayaan pertanian dari lima pulau yaitu Pulau Swarnadwipa (Sumatera), Jawadwipa (Jawa), Pulau Besi (Sulawesi), Irian Jaya dan Borneo (Kalimantan), sedangkan Legiun berarti bentang alam yang terdapat di setiap masing-masing pulau.
“Anda telah mengawali sejarah baru dengan baik, sejarah yang dibuat untuk IPB, Indonesia dan dunia. Video formasi Anda telah menjadi topik perbincangan para rektor di seluruh perguruan tinggi, dan teman-teman Anda di universitas lain. Kemajuan dimulai dengan perubahan, sejarah baru itu adalah awal. Tugas Anda adalah memperkuat dan melahirkan inovasi IPB selanjutnya, bukan hanya lingkup Indonesia tapi dunia,” tutur Rektor IPB di hadapan ribuan mahasiswa baru IPB yang baru saja memecahkan rekor 3D Formasi Tingkat Dunia.
Penutupan MPKMB tahun ini berlangsung outdoor, yang dihadiri oleh Rektor beserta istri, para Wakil Rektor, Dekan dan Wakil Dekan tiap fakultas.
Dalam kesempatan ini, Rektor beserta jajarannya, Bandrek Susu Band, mempersembahkan beberapa lagu untuk mahasiswa baru IPB. Bandrek Susu Band adalah Band Rektorat Lagu Suka-Suka.
Dr Arif Satria beserta para personil lainnya mempersembahkan lima buah lagu yakni Rumah Kita, Gebyar-Gebyar, Kopi Dangdut, Terajana dan Indonesia Pusaka. Di tengah-tengah lagu, Neno Arif Satria memberikan bunga kepada sang suami yang tak lain adalah Rektor IPB.
Idham Fajar Giffari selaku Ketua Pelaksana MPKMB 55 menyampaikan bahwa rangkaian MPKMB tahun ini memiliki keunikan dan inovasi tersendiri. Biasanya formasi menggunakan duplex, sekarang kita menggunakan formasi 3D. Setelah MPKMB berakhir, akan ada narasi film angkatan yaitu Time Traveller yang mengisahkan perjalananan IPB dari awal didirikan hingga sekarang dan di masa depan.
Saga Agrisatya, sebutan bagi mahasiswa baru angkatan 55 mempunyai makna yang berarti Kisah Pertanian yang Sempurna. Kami berharap, generasi 55 akan menjadi awal untuk mengukir kisah baru. MPKMB tahun ini menggunakan Konsep Time Traveller atau perjalanan waktu, mulai dari hari pertama MPKMB yang kita munculkan yaitu bagaimana IPB pertama kali didirikan. MPKMB hari Kedua dapat dilihat IPB masa sekarang yang digambarkan dari dekorasi panggung. Kemudian di hari kelima, konsep yang dibawakan yaitu IPB di masa depan, dapat dilihat dari adanya konsep kegiatan di outdoor dan adanya laser panggung,” ujar Idham. Kegiatan MPKMB diakhiri dengan narasi tokoh, penampilan LED Dance dan Jingle MPKMB 55 serta pertunjukan Laser. (DFS/Zul)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
Kegiatan ini dimulai dengan formasi dari kelima Saga yang terdiri dari tiga puluh Legiun. Saga berarti kisah kejayaan pertanian dari lima pulau yaitu Pulau Swarnadwipa (Sumatera), Jawadwipa (Jawa), Pulau Besi (Sulawesi), Irian Jaya dan Borneo (Kalimantan), sedangkan Legiun berarti bentang alam yang terdapat di setiap masing-masing pulau.
“Anda telah mengawali sejarah baru dengan baik, sejarah yang dibuat untuk IPB, Indonesia dan dunia. Video formasi Anda telah menjadi topik perbincangan para rektor di seluruh perguruan tinggi, dan teman-teman Anda di universitas lain. Kemajuan dimulai dengan perubahan, sejarah baru itu adalah awal. Tugas Anda adalah memperkuat dan melahirkan inovasi IPB selanjutnya, bukan hanya lingkup Indonesia tapi dunia,” tutur Rektor IPB di hadapan ribuan mahasiswa baru IPB yang baru saja memecahkan rekor 3D Formasi Tingkat Dunia.
Penutupan MPKMB tahun ini berlangsung outdoor, yang dihadiri oleh Rektor beserta istri, para Wakil Rektor, Dekan dan Wakil Dekan tiap fakultas.
Dalam kesempatan ini, Rektor beserta jajarannya, Bandrek Susu Band, mempersembahkan beberapa lagu untuk mahasiswa baru IPB. Bandrek Susu Band adalah Band Rektorat Lagu Suka-Suka.
Dr Arif Satria beserta para personil lainnya mempersembahkan lima buah lagu yakni Rumah Kita, Gebyar-Gebyar, Kopi Dangdut, Terajana dan Indonesia Pusaka. Di tengah-tengah lagu, Neno Arif Satria memberikan bunga kepada sang suami yang tak lain adalah Rektor IPB.
Idham Fajar Giffari selaku Ketua Pelaksana MPKMB 55 menyampaikan bahwa rangkaian MPKMB tahun ini memiliki keunikan dan inovasi tersendiri. Biasanya formasi menggunakan duplex, sekarang kita menggunakan formasi 3D. Setelah MPKMB berakhir, akan ada narasi film angkatan yaitu Time Traveller yang mengisahkan perjalananan IPB dari awal didirikan hingga sekarang dan di masa depan.
Saga Agrisatya, sebutan bagi mahasiswa baru angkatan 55 mempunyai makna yang berarti Kisah Pertanian yang Sempurna. Kami berharap, generasi 55 akan menjadi awal untuk mengukir kisah baru. MPKMB tahun ini menggunakan Konsep Time Traveller atau perjalanan waktu, mulai dari hari pertama MPKMB yang kita munculkan yaitu bagaimana IPB pertama kali didirikan. MPKMB hari Kedua dapat dilihat IPB masa sekarang yang digambarkan dari dekorasi panggung. Kemudian di hari kelima, konsep yang dibawakan yaitu IPB di masa depan, dapat dilihat dari adanya konsep kegiatan di outdoor dan adanya laser panggung,” ujar Idham. Kegiatan MPKMB diakhiri dengan narasi tokoh, penampilan LED Dance dan Jingle MPKMB 55 serta pertunjukan Laser. (DFS/Zul)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018