Bogor (Antaranews Megapolitan) - Sejak berdirinya, belum ada koperasi yang tumbuh menjadi usaha besar seperti pelaku ekonomi besar. Salah satu permasalahan internal koperasi yaitu pengelolaan administrasinya yang belum memenuhi standar dan datanya masih manual sehingga memicu ketidakpercayaan anggota koperasi terhadap pengelolaan keuangannya.
Administrasi sistem koperasi yang ada di desa-desa masih menggunakan sistem manual dalam perhitungan dan berakibat pada lamanya waktu yang diperlukan untuk mengolah keuangan tiap anggota dalam beberapa hal, seperti pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU). Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) merupakan kegiatan terpenting dalam usaha perkoperasian.
SHU merupakan keuntungan yang diperoleh koperasi yang dibagikan dengan para anggota sesuai dengan jumlah jasa dan penyimpanan mereka. Permasalahan dalam rekapitulasi keuangan yang masih sederhana memicu banyak persoalan, sehingga lima mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) menawarkan pengurus koperasi di Indonesia untuk menggunakan aplikasi website online berbasis teknologi informasi dan digital dalam pengembangan sistem pengelolaan keuangan di koperasi tersebut yang dinamakan SOKO GURU.
Bayu, Ketua Tim mengatakan, proposal yang mereka usung berjudul “SOKO GURU: Perbaikan Sistem Sisa Hasil Usaha (SHU) Guna Meningkatkan Efektivitas Koperasi Desa Unit Desa Sumber Alam di Kecamatan Dramaga, Bogor.” “Kami menciptakan sebuah aplikasi berbasis teknologi online untuk memudahkan pengurus koperasi dalam menghitung dan mengelola keuangannya,” ujar Bayu.
Program Kreativitas Mahasiswa bidang Teknologi (PKM-T) SOKO GURU ini di bimbing oleh Drs. Moh. Nur Indro dan beranggotakan Bayu Pranoto Dwi Putra, Endang Nuradi, Gito Heryan, Murtezha Hadijaya El Hasyibi serta Afdhal Yusra. SOKO GURU mampu memberikan pembaharuan terhadap pengelolaan keuangan koperasi. Inovasi SOKO GURU berupa aplikasi untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan keuangan dan pelayanan koperasi untuk anggota. Setiap anggota akan memiliki akun yang terintegrasi langsung dengan admin (petugas koperasi), sehingga rekapitulasi keuangan koperasi dapat dilihat oleh anggota dengan membuka dan login ke aplikasi tersebut.
“Sistem pada umumnya koperasi saat ini yaitu ketika ada yang ingin mendaftar dan menyimpan uang atau ada anggota ingin keluar, dan ingin mengembalikan uang simpanan, rekap dilakukan secara manual. Tentu petugas koperasi harus melihat rekapannya dari awal. Hal ini membutuhkan waktu yang cukup lama dan tidak efisien, sehingga kami memberikan solusi untuk meningkatkan produktivitas koperasi dalam pengelolaan keuangannya,” ujar Murtheza dalam memaparkan SOKO GURU.
SOKO GURU memiliki potensi yang besar untuk diterapkan dalam koperasi-koperasi yang ada di Indonesia. Sebagai bentuk implementasi awal SOKO GURU diterapkan di koperasi Unit Desa Sumber Alam yang ada di Dramaga, Bogor. Awal mulanya tim PKM SOKO GURU memberikan sosialisasi kepada pengurus koperasi untuk menjelaskan pentingnya integrasi pengelolaan keuangan koperasi dan penerapan SOKO GURU.
SOKO GURU mendapat sambutan baik dari pengurus koperasi Unit Desa Sumber Alam, ini akan memberikan kemudahan bagi pegawai dan meningkatkan kualitas pelayanan koperasi bagi anggota. Data-data pemasukan, pengeluaran, dan pengelolaan keuangan juga akan terintegrasi dalam website SOKO GURU. Aplikasi SOKO GURU memberikan fitur lengkap, berupa profil koperasi, berita terbaru, dan hal seputar perkembangan koperasi.
Prospek ke depannya SOKO GURU sangat potensial untuk diterapkan dan dikembangkan untuk koperasi-koperasi yang ada di desa. Bayu dan tim PKM-nya telah menyediakan fasilitas buku pedoman untuk menggunakan aplikasi SOKO GURU secara jelas dan lengkap sehingga mampu memudahkan penerapan SOKO GURU untuk koperasi yang ada di nusantara. Memasuki tantangan global dan era persaingan antar lembaga keuangan yang semakin ketat, SOKO GURU bisa dijadikan langkah awal untuk membantu koperasi Indonesia agar berbasis teknologi dan digital. (HA/ris)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
Administrasi sistem koperasi yang ada di desa-desa masih menggunakan sistem manual dalam perhitungan dan berakibat pada lamanya waktu yang diperlukan untuk mengolah keuangan tiap anggota dalam beberapa hal, seperti pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU). Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) merupakan kegiatan terpenting dalam usaha perkoperasian.
SHU merupakan keuntungan yang diperoleh koperasi yang dibagikan dengan para anggota sesuai dengan jumlah jasa dan penyimpanan mereka. Permasalahan dalam rekapitulasi keuangan yang masih sederhana memicu banyak persoalan, sehingga lima mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) menawarkan pengurus koperasi di Indonesia untuk menggunakan aplikasi website online berbasis teknologi informasi dan digital dalam pengembangan sistem pengelolaan keuangan di koperasi tersebut yang dinamakan SOKO GURU.
Bayu, Ketua Tim mengatakan, proposal yang mereka usung berjudul “SOKO GURU: Perbaikan Sistem Sisa Hasil Usaha (SHU) Guna Meningkatkan Efektivitas Koperasi Desa Unit Desa Sumber Alam di Kecamatan Dramaga, Bogor.” “Kami menciptakan sebuah aplikasi berbasis teknologi online untuk memudahkan pengurus koperasi dalam menghitung dan mengelola keuangannya,” ujar Bayu.
Program Kreativitas Mahasiswa bidang Teknologi (PKM-T) SOKO GURU ini di bimbing oleh Drs. Moh. Nur Indro dan beranggotakan Bayu Pranoto Dwi Putra, Endang Nuradi, Gito Heryan, Murtezha Hadijaya El Hasyibi serta Afdhal Yusra. SOKO GURU mampu memberikan pembaharuan terhadap pengelolaan keuangan koperasi. Inovasi SOKO GURU berupa aplikasi untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan keuangan dan pelayanan koperasi untuk anggota. Setiap anggota akan memiliki akun yang terintegrasi langsung dengan admin (petugas koperasi), sehingga rekapitulasi keuangan koperasi dapat dilihat oleh anggota dengan membuka dan login ke aplikasi tersebut.
“Sistem pada umumnya koperasi saat ini yaitu ketika ada yang ingin mendaftar dan menyimpan uang atau ada anggota ingin keluar, dan ingin mengembalikan uang simpanan, rekap dilakukan secara manual. Tentu petugas koperasi harus melihat rekapannya dari awal. Hal ini membutuhkan waktu yang cukup lama dan tidak efisien, sehingga kami memberikan solusi untuk meningkatkan produktivitas koperasi dalam pengelolaan keuangannya,” ujar Murtheza dalam memaparkan SOKO GURU.
SOKO GURU memiliki potensi yang besar untuk diterapkan dalam koperasi-koperasi yang ada di Indonesia. Sebagai bentuk implementasi awal SOKO GURU diterapkan di koperasi Unit Desa Sumber Alam yang ada di Dramaga, Bogor. Awal mulanya tim PKM SOKO GURU memberikan sosialisasi kepada pengurus koperasi untuk menjelaskan pentingnya integrasi pengelolaan keuangan koperasi dan penerapan SOKO GURU.
SOKO GURU mendapat sambutan baik dari pengurus koperasi Unit Desa Sumber Alam, ini akan memberikan kemudahan bagi pegawai dan meningkatkan kualitas pelayanan koperasi bagi anggota. Data-data pemasukan, pengeluaran, dan pengelolaan keuangan juga akan terintegrasi dalam website SOKO GURU. Aplikasi SOKO GURU memberikan fitur lengkap, berupa profil koperasi, berita terbaru, dan hal seputar perkembangan koperasi.
Prospek ke depannya SOKO GURU sangat potensial untuk diterapkan dan dikembangkan untuk koperasi-koperasi yang ada di desa. Bayu dan tim PKM-nya telah menyediakan fasilitas buku pedoman untuk menggunakan aplikasi SOKO GURU secara jelas dan lengkap sehingga mampu memudahkan penerapan SOKO GURU untuk koperasi yang ada di nusantara. Memasuki tantangan global dan era persaingan antar lembaga keuangan yang semakin ketat, SOKO GURU bisa dijadikan langkah awal untuk membantu koperasi Indonesia agar berbasis teknologi dan digital. (HA/ris)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018