Sukabumi, 29/1 (ANTARA) - Unjuk rasa gabungan mahasiswa Sukabumi menolak kedatangan Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, berakhir ricuh dengan mahasiswa dan polisi dari Polres Sukabumi Kota bentrok di depan acara peresmian Jalan Lingkar Selatan Sukabumi.

Bahkan dua orang mahasiswa yakni Anggi Purwanto dan Ikbal sempat diculik dan diduga dipukul oleh oknum polisi yang mengamankan unjuk rasa yang diikuti sekitar 25 gabungan mahasiswa Sukabumi.

Bahkan salah satu di antaranya yakni Anggi harus dilarikan ke RS Betah Medika karena luka-luka di bagian kepala, tangan dan dada akibat dipukul oleh oknum polisi.

"Sebenarnya kami unjuk rasa dengan damai dan tidak mau seperti ini, namun polisi dengan kasar membubarkan kami. Bahkan, beberapa mahasiswi pun yang ikut aksi terhimpit, karena tindakan polisi yang kasar terhadap mereka," kata Koordinator Aksi, Rozak Daud kepada wartawan, Selasa.

Menurut Rozak, tujuan dari aksi unjuk rasa ini adalah menolak kedatangan Gubernur Jabar yang dinilai menggunakan APBD untuk melakukan kampanye dan politik uang. Lebih lanjut, mahasiswa juga sengaja ingin bertemu dengan gubernur untuk meminta klarifikasi.

Namun, kenyataan saat mahasiswa akan masuk dan bertemu gubernur secara baik-baik dihalangi puluhan polisi yang langsung mencoba membubarkan paksa mahasiswa padahal pengunjuk rasa menjalankan aksinya dengan tertib dan damai.

"Kami tidak terima perlakuan pihak kepolisian yang dengan kasar memukul dan menendang kami seperti pelaku kriminal, kami menuntut agar oknum polisi yang bertindak kasar tersebut diberikan hukuman berat," tambahnya.

Para pengunjuk rasa tidak bisa menemui gubernur karena pengamanan yang berlapis dari pihak kepolisian, TNI dan Satuan Polisi Pamong Praja Kota/Kabupaten Sukabumi sehingga mereka akhirnya meninggalkan lokasi.

Pada kesempatan tersebut, Ahmad Heryawan mengatakan, diresmikannya Jalur Lingkar Selatan Sukabumi ini tujuan untuk membantu masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan.

Selain itu, juga untuk mengantisipasi dan mengurai kemacetan di Kota dan Kabupaten Sukabumi yang sudah sangat parah.

Aditya

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2013