Bogor, 22/1 (ANTARA) - Himpunan Mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekosiwata (Himakova) Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, kembali melaksanakan Ekspedisi Raflesia ke-7 yang akan dilaksanakan di kawasan cagar alam Bojonglara, Jayati, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
"Ekspedisi Raflesia betujuan unyuk menghasilkan data dan informasi terbau mengenai keragaman, penyebaran, dan kelimpahan, jenis flora dan fauna serta peran kawasan ekosistem cagar alam Bojonglara," kata Dekan Fakultas Kehutanan IPB, Prof Bambang Hero, dalam acara pelepasan Ekspedisi Raflesia di Balairiung FAHUTAN, Kampus Dramaga, Selasa.
Ekspedisi Rafflesia ini merupakan kegiatan ekspedisi tahunan yang rutin diadakan sejak 2007 oleh HIMAKOVA IPB.
Menurut Bambang, Ekspedisi Raflesia tersebut menjadi point penting karena ?untuk mengumpulkan data keragaman hayati di suatu wilayah yang masih minim datanya.
Sebanyak 91 mahasiswa FAHUTAN IPB akan berada di dalam kawasan cagar alam Bojonglara untuk mengumpulkan dana ekosistem dan keragaman hayati kawasan tersebut.
Data yang dikumpulkan meliputi eksplorasi flora dan fauna serta ekowisata yang diharapkan, hasil ekspedisi tersebut?tidak hanya dikembangkan dalam bentuk pamflet dan tulisan saja tapi menjadi realitas yang bisa diwujudkan.
"Mahasiswa sebagai agen pembaharuan diharapkan dengan mengirimkan mereka ke lapangan, sehingga mengetahui kondisi nyata kawasan tersebut. Mereka dapat berani menghadapi dunia luar, memotret keadaannya, mengetahui permasalahannya dan mencari solusinya," kata Dekan.
Dekan menyebutkan Ekspedisi Rafflesia ini merupakan yang ke tujuh kalinya digelar. Selain itu, Himakova juga memiliki kegiatan SURILI yang didanai oleh Dikti dimana kawasan ekspedisi merupakan seluruh taman nasional ataupun balai nasional yang ada di Indonesia.
Hasil ekspedisi ini akan dibuat laporan dan artikel ilmiahnya dan dipublish untuk program kreativitas mahasiswa (PKM).?
"Tahun lalu dari 22 artikel ?ilmiah yang dihasilkan IPB, sembilan artikel merupakan hasil karya HIMAKOVA," kata Dekan.
Sementara itu, Abdul Haris Mustati selaku pembina lapangan Ekspedisi Rafflesia menyebutkan, kegiatan tersebut melibatkan sekitar delapan kelompok pemerhati diantaranya dari kelompok pemerhati burung, kupu-kupu, flora, gua dan ekowisata.
"Masing-masing mahasiwa ini bertugas sesuai kelompoknya, mereka akan mencari data di lapangan meliputi delapan kelompok pemerhati ini," katanya.
Ia menambahkan, selama di lapangan mahasiswa akan tinggal di dalam kawasan cagar alam tersebut dengan menggunakan tenda tidak menumpang di rumah warga.
"Kami sengaja kegiatan ini tidak melibatkan masyarakat, sehingga mahasiswa benar-benar bertahan melakukan tugasnya di lapangan. Tentunya mereka terlebih dahulu telah kita berikan bekal, baik mental fisik dan pengetahuan bertahan di alam," katanya.
Ketua Himakova IPB, Adlan Yusran menyebutkan tahun ini ada 91 peserta Ekspedisi Rafflesia yang akan dilepas ke cagar alam Bojonglarang. Seluruh peserta nantinya akan dibagi dalam delapan kelompok pemerhati yang satu kelompok jumlahnya bisa 10 orang bahkan lebih.
"Kegiatan ini mempunyai dua keuntungan bagi Himakova, yakni secara internal menguatkan kebersamaan di lapangan dan meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mencari dan menyajikan data. Sedangkan secara eksternal, Himakova menjadi leader pada konservasi di Indonesia cotohnya pada pencarian data biodiversitas," katanya.
Laily R
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2013
"Ekspedisi Raflesia betujuan unyuk menghasilkan data dan informasi terbau mengenai keragaman, penyebaran, dan kelimpahan, jenis flora dan fauna serta peran kawasan ekosistem cagar alam Bojonglara," kata Dekan Fakultas Kehutanan IPB, Prof Bambang Hero, dalam acara pelepasan Ekspedisi Raflesia di Balairiung FAHUTAN, Kampus Dramaga, Selasa.
Ekspedisi Rafflesia ini merupakan kegiatan ekspedisi tahunan yang rutin diadakan sejak 2007 oleh HIMAKOVA IPB.
Menurut Bambang, Ekspedisi Raflesia tersebut menjadi point penting karena ?untuk mengumpulkan data keragaman hayati di suatu wilayah yang masih minim datanya.
Sebanyak 91 mahasiswa FAHUTAN IPB akan berada di dalam kawasan cagar alam Bojonglara untuk mengumpulkan dana ekosistem dan keragaman hayati kawasan tersebut.
Data yang dikumpulkan meliputi eksplorasi flora dan fauna serta ekowisata yang diharapkan, hasil ekspedisi tersebut?tidak hanya dikembangkan dalam bentuk pamflet dan tulisan saja tapi menjadi realitas yang bisa diwujudkan.
"Mahasiswa sebagai agen pembaharuan diharapkan dengan mengirimkan mereka ke lapangan, sehingga mengetahui kondisi nyata kawasan tersebut. Mereka dapat berani menghadapi dunia luar, memotret keadaannya, mengetahui permasalahannya dan mencari solusinya," kata Dekan.
Dekan menyebutkan Ekspedisi Rafflesia ini merupakan yang ke tujuh kalinya digelar. Selain itu, Himakova juga memiliki kegiatan SURILI yang didanai oleh Dikti dimana kawasan ekspedisi merupakan seluruh taman nasional ataupun balai nasional yang ada di Indonesia.
Hasil ekspedisi ini akan dibuat laporan dan artikel ilmiahnya dan dipublish untuk program kreativitas mahasiswa (PKM).?
"Tahun lalu dari 22 artikel ?ilmiah yang dihasilkan IPB, sembilan artikel merupakan hasil karya HIMAKOVA," kata Dekan.
Sementara itu, Abdul Haris Mustati selaku pembina lapangan Ekspedisi Rafflesia menyebutkan, kegiatan tersebut melibatkan sekitar delapan kelompok pemerhati diantaranya dari kelompok pemerhati burung, kupu-kupu, flora, gua dan ekowisata.
"Masing-masing mahasiwa ini bertugas sesuai kelompoknya, mereka akan mencari data di lapangan meliputi delapan kelompok pemerhati ini," katanya.
Ia menambahkan, selama di lapangan mahasiswa akan tinggal di dalam kawasan cagar alam tersebut dengan menggunakan tenda tidak menumpang di rumah warga.
"Kami sengaja kegiatan ini tidak melibatkan masyarakat, sehingga mahasiswa benar-benar bertahan melakukan tugasnya di lapangan. Tentunya mereka terlebih dahulu telah kita berikan bekal, baik mental fisik dan pengetahuan bertahan di alam," katanya.
Ketua Himakova IPB, Adlan Yusran menyebutkan tahun ini ada 91 peserta Ekspedisi Rafflesia yang akan dilepas ke cagar alam Bojonglarang. Seluruh peserta nantinya akan dibagi dalam delapan kelompok pemerhati yang satu kelompok jumlahnya bisa 10 orang bahkan lebih.
"Kegiatan ini mempunyai dua keuntungan bagi Himakova, yakni secara internal menguatkan kebersamaan di lapangan dan meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mencari dan menyajikan data. Sedangkan secara eksternal, Himakova menjadi leader pada konservasi di Indonesia cotohnya pada pencarian data biodiversitas," katanya.
Laily R
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2013