Bogor (Antaranews Megapolitan) - Pernahkah Anda mencicipi salak merah? Atau buah manggis merah? Atau buah menteng? Buah-buahan tersebut sangat jarang ditemukan. Keanekaragaman hayati Indonesia memang sangat melimpah. Buah-buahan ini tidak ditemukan di negeri lain yang memiliki iklim sub tropis. Namun, kebanyakan diantara kita tidak mengetahui keanekaragaman hayati tersebut. Bahkan menganggap bahwa buah tersebut berasal dari luar negeri.
Untuk menjawab kekurangan informasi tersebut, Himpunan Mahasiswa Agronomi (Himagron) Institut Pertanian Bogor (IPB) mengundang Dr. Deden Derajat Matra, peneliti dari IPB dan Aziz Natawijaya dari Mekar Sari dalam acara Horticulture on The Talkshow, di Kampus IPB Dramaga (21/4). Tema kegiatan ini adalah Dinamika Riset dan Pengembangan dalam Menjawab Tantangan Bisnis Buah Nusantara.
Ketua Pelaksana Muhammad Hanif Abdul Aziz menyampaikan bahwa dengan diselenggarakannya acara ini diharapkan muncul ide-ide kreatif dari mahasiswa dalam pengembangan buah-buahan nusantara.
Dr. Deden Derajat dalam pemaparannya menyampaikan bahwa pertanian tidak melulu berbicara terkait dengan sawah dan cangkul. Tetapi juga terkait dengan buah-buahan yang beragam jenisnya dan dapat dikembangkan lagi sesuai dengan perkembangan teknologi. Pengembangan-pengembangan riset tersebut juga untuk mensejahterakan petani.
“Salah satu contohnya adalah pengembangan genetik buah untuk mendapatkan varietas yang baru. Pengembangan genetik pada buah di Indonesia belum familiar, berbeda dengan luar negeri yang sudah massif dalam mengembangkan buah genetik,” ujarnya.
Sementara itu Aziz memaparkan buah-buahan yang dibudidayakan di Mekar Sari sebagian besar merupakan buah-buahan yang jarang ditemukan. Seperti durian kulit merah (Durian Lahong), jambu bol, buni, nangkadak, menteng manis, kepel, dan masih banyak lagi.
“Indonesia sangat kaya akan buah-buahan. Karena iklim di Indonesia adalah tropis, sehingga sangat mendukung untuk pertumbuhan buah-buahan. Buah-buahan tersebut tidak akan kita temukan di negara-negara sub tropis. Negara-negara tersebut hanya memiliki sedikit sekali varietas buah,” ujar Aziz.(NA/Zul)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
Untuk menjawab kekurangan informasi tersebut, Himpunan Mahasiswa Agronomi (Himagron) Institut Pertanian Bogor (IPB) mengundang Dr. Deden Derajat Matra, peneliti dari IPB dan Aziz Natawijaya dari Mekar Sari dalam acara Horticulture on The Talkshow, di Kampus IPB Dramaga (21/4). Tema kegiatan ini adalah Dinamika Riset dan Pengembangan dalam Menjawab Tantangan Bisnis Buah Nusantara.
Ketua Pelaksana Muhammad Hanif Abdul Aziz menyampaikan bahwa dengan diselenggarakannya acara ini diharapkan muncul ide-ide kreatif dari mahasiswa dalam pengembangan buah-buahan nusantara.
Dr. Deden Derajat dalam pemaparannya menyampaikan bahwa pertanian tidak melulu berbicara terkait dengan sawah dan cangkul. Tetapi juga terkait dengan buah-buahan yang beragam jenisnya dan dapat dikembangkan lagi sesuai dengan perkembangan teknologi. Pengembangan-pengembangan riset tersebut juga untuk mensejahterakan petani.
“Salah satu contohnya adalah pengembangan genetik buah untuk mendapatkan varietas yang baru. Pengembangan genetik pada buah di Indonesia belum familiar, berbeda dengan luar negeri yang sudah massif dalam mengembangkan buah genetik,” ujarnya.
Sementara itu Aziz memaparkan buah-buahan yang dibudidayakan di Mekar Sari sebagian besar merupakan buah-buahan yang jarang ditemukan. Seperti durian kulit merah (Durian Lahong), jambu bol, buni, nangkadak, menteng manis, kepel, dan masih banyak lagi.
“Indonesia sangat kaya akan buah-buahan. Karena iklim di Indonesia adalah tropis, sehingga sangat mendukung untuk pertumbuhan buah-buahan. Buah-buahan tersebut tidak akan kita temukan di negara-negara sub tropis. Negara-negara tersebut hanya memiliki sedikit sekali varietas buah,” ujar Aziz.(NA/Zul)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018