Bogor (Antaranews Megapolitan) - Persoalan sampah memang tidak ada habisnya. Sampah merupakan sisa kegiatan sehari-hari manusia. Jumlah sampah terus mengalami peningkatan. Seperti di lingkungan kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) Dramaga yang padat penduduk. Melihat persoalan ini, Forum Wacana IPB menggelar Kajian Tematik Pascasarjana bertajuk “Sampah untuk Kesejahteraan Bersama” di Ruang Danau 2 IPB (22/4). Kajian ini digelar sebagai wujud kepedulian terhadap persoalan sampah yang masih menjadi persoalan serius.
“Kami mencoba mengangkat persoalan sampah menjadi sebuah kajian yang mendalam dan outputnya berupa karya tulis yang akan digunakan teman-teman mahasiswa pada program Bina Desa,” kata Alexander Kurniawan, selaku Ketua Pelaksana.
Dalam acara ini, dihadirkan para pakar di bidang pengelolaan sampah, yaitu Johanis R. Pangala, (Pusat Penelitian Lingkungan Hidup-IPB) dan Gugi Yogaswara, (Environmental Management System Auditor, Sucofindo). Acara ini mengkaji dua hal menarik yaitu pemanfaatan sampah sebagai media tanam dan peluang serta konsep bisnis dari sampah.
Johanis memaparkan, sampah merupakan indikator dari suatu masyarakat. Konsep 3R yaitu reduce, reuse, dan recycle tidak cukup untuk mengatasi persoalan sampah. Harus tambah satu R lagi yaitu rethink.
Menurut peneliti yang konsen di bidang arang ini, biochar atau arang merupakan solusi yang tepat untuk pengolahan sampah basah. “Pengolahan sampah basah dengan biochar akan menghasilkan biokomsamba yang dapat dijadikan sebagai media tanam”, tambahnya. Potensi pengembangan biokomsamba ini berupa roof top atau vertical farming di gedung-gedung IPB.
Dari segi bisnis, Gugi mengatakan peluang pengolahan sampah menjadi ladang bisnis dapat dilihat dari alur pengelolaannya. Alur pengelolaan sampah diantaranya pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pemrosesan akhir. Bagian pemrosesan akhir memiliki peluang bisnis yang besar, terutama pada jenis sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga.
Konsep bisnis dari sampah merupakan upaya memperkuat pengelolaan lingkungan dan juga untuk pembangunan desa. Bisnis sampah bisa berupa bisnis sederhana yaitu bisnis sampah lapak, bisnis pengangkut sampah, penggiling plastik, bisnis menengah menggunakan alat rotary kiln, dan bisnis skala besar atau industri seperti windrow composting.
Menurut salah seorang peserta, kajian tematik tentang sampah ini sangat menarik untuk dikaji lebih lanjut. “Saya berharap masyarakat khususnya di IPB bisa lebih sadar untuk menjaga lingkungan dan mulai mencoba memanfaatkan sampah dengan cara-cara yang bervariasi”, katanya.
Turut hadir dalam acara tersebut Ketua Forum Wacana IPB dan Kepala Departemen Kastrat Forum Wacana IPB, Radyum Ikono dan M. Nirwan S.KM, M.Kes.(NIRS/Zul)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
“Kami mencoba mengangkat persoalan sampah menjadi sebuah kajian yang mendalam dan outputnya berupa karya tulis yang akan digunakan teman-teman mahasiswa pada program Bina Desa,” kata Alexander Kurniawan, selaku Ketua Pelaksana.
Dalam acara ini, dihadirkan para pakar di bidang pengelolaan sampah, yaitu Johanis R. Pangala, (Pusat Penelitian Lingkungan Hidup-IPB) dan Gugi Yogaswara, (Environmental Management System Auditor, Sucofindo). Acara ini mengkaji dua hal menarik yaitu pemanfaatan sampah sebagai media tanam dan peluang serta konsep bisnis dari sampah.
Johanis memaparkan, sampah merupakan indikator dari suatu masyarakat. Konsep 3R yaitu reduce, reuse, dan recycle tidak cukup untuk mengatasi persoalan sampah. Harus tambah satu R lagi yaitu rethink.
Menurut peneliti yang konsen di bidang arang ini, biochar atau arang merupakan solusi yang tepat untuk pengolahan sampah basah. “Pengolahan sampah basah dengan biochar akan menghasilkan biokomsamba yang dapat dijadikan sebagai media tanam”, tambahnya. Potensi pengembangan biokomsamba ini berupa roof top atau vertical farming di gedung-gedung IPB.
Dari segi bisnis, Gugi mengatakan peluang pengolahan sampah menjadi ladang bisnis dapat dilihat dari alur pengelolaannya. Alur pengelolaan sampah diantaranya pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pemrosesan akhir. Bagian pemrosesan akhir memiliki peluang bisnis yang besar, terutama pada jenis sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga.
Konsep bisnis dari sampah merupakan upaya memperkuat pengelolaan lingkungan dan juga untuk pembangunan desa. Bisnis sampah bisa berupa bisnis sederhana yaitu bisnis sampah lapak, bisnis pengangkut sampah, penggiling plastik, bisnis menengah menggunakan alat rotary kiln, dan bisnis skala besar atau industri seperti windrow composting.
Menurut salah seorang peserta, kajian tematik tentang sampah ini sangat menarik untuk dikaji lebih lanjut. “Saya berharap masyarakat khususnya di IPB bisa lebih sadar untuk menjaga lingkungan dan mulai mencoba memanfaatkan sampah dengan cara-cara yang bervariasi”, katanya.
Turut hadir dalam acara tersebut Ketua Forum Wacana IPB dan Kepala Departemen Kastrat Forum Wacana IPB, Radyum Ikono dan M. Nirwan S.KM, M.Kes.(NIRS/Zul)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018