Jakarta (Antaranews Megapolitan) - Anak-anak yang menjadi korban bom akan diberikan rehabilitasi sosial, termasuk anak pelaku pengeboman yang ikut menjadi korban.

"Semua warga negara Indonesia akan menjadi perhatian negara. Untuk itu mereka akan diberi rehabilitasi sosial termasuk juga penyembuhan traumanya," kata Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise, di Jakarta, Senin.

Dalam pencegahan radikalisasi, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) tetap melakukan koordinasi dengan  lembaga terkait seperti Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Kepolisian.

Ia juga mengimbau kepada orang tua untuk menjelaskan kepada anak tentang terorisme dan radikalisme agar mereka dapat menghindari dari ajakan atau ajaran tersebut.

"Orang tua dapat menjelaskan anaknya dengan penuh kasih sayang tentang apa itu terorisme dan radikalisme," kata dia.

Baca: Ruu Terorisme perlu segera disahkan, kenapa?

Anak-anak yang telah mendapat pemahaman, maka mereka juga akan menjadi agen perubahan dengan ikut menyebarkan informasi positif tersebut kepada teman-temannya.

Agar tidak banyak lagi korban terorisme, menurut dia, pemerintah perlu membangun ketahanan keluarga masyarakat Indonesia serta kepekaan terhadap lingkungan.

"Hal ini dapat mengantisipasi keluarga agar tidak terpengaruh tindakan radikalisme dan terorisme," kata dia.

Berita terkait:
Ledakan susulan kembali terjadi di Mapolrestabes Surabaya
Lagi, Densus 88 kembali tangkap terduga teroris Bekasi 
Empat orang terduga teroris tewas tertembak di Cianjur
Korban sementara serangan bom di Surabaya 10 orang tewas

Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani

Editor : M.Ali Khumaini


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018