Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyatakan bahwa beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) disalurkan pada operasi pangan murah demi menjaga stabilitas harga selama bulan puasa Ramadhan hingga Lebaran Idul Fitri 2025.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan bahwa Operasi Pasar Pangan Murah yang dihadirkan di seluruh Indonesia merupakan upaya pemerintah agar masyarakat dapat lebih tenang dan nyaman selama Ramadhan hingga Idul Fitri.

"Tentu pemerintah tidak hanya membantu masyarakat melalui satu program Operasi Pasar Pangan Murah saja, ada pula program SPHP beras yang telah dikucurkan kembali," kata Arief dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.

Bapanas mencatat perkembangan program Operasi Pasar Pangan Murah dicatat telah semakin meluas. Per 10 Maret, total sebaran lokasi telah ada di 1.534 titik pada 34 provinsi dan 394 kabupaten/kota. Adapun target persebaran yang telah ditetapkan terhadap program itu adalah 6.845 titik lokasi se-Indonesia.

Baca juga: Bapanas: Presiden ingin harga pangan baik dan stabil saat Ramadhan hingga Idul Fitri

Arief merinci, 1.534 titik pasar murah tersebut terdapat di 1.344 Kantor PT Pos Indonesia, 92 gerai PT Charoen Pokphand Indonesia, 74 titik di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Pertanian, 12 titik di Pinsar Petelur Nasional (PPN).

Selanjutnya, empat lokasi di kios PT Pupuk Indonesia, tiga lokasi masing-masing di Dinas Pangan dan Dinas Pertanian, dan satu lokasi masing-masing di gerai PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk dan Pinsar Indonesia.

Lima komoditas utama yang disediakan dengan harga khusus di Operasi Pasar Pangan Murah telah menorehkan realisasi jual yang baik. Kuantitasnya antara lain beras SPHP 280,3 ribu kilogram (kg), gula konsumsi 248,1 ribu kg, Minyakita 156,6 ribu liter, daging kerbau beku 10 ribu kg, dan bawang putih 2,1 ribu kg.

"Beras masih menjadi pilihan konsumsi masyarakat Indonesia, sehingga bersama Perum Bulog, kembali kita hadirkan beras berkualitas premium namun dengan harga yang medium," terang Arief.

Ia menekankan, apabila masyarakat menemukan harga beras SPHP melebihi harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditentukan pemerintah, agar segera dilaporkan sehingga bisa ditindak tegas. Hal itu sebagai komitmen pemerintah.

Baca juga: Bapanas pastikan ketersediaan dan harga bahan pangan jelang Ramadhan aman

Adapun beras SPHP dengan harga khusus turut dijual di Operasi Pasar Pangan Murah yakni Rp12.000 per kg pada Zona 1 (Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi).

Untuk Zona 2 (Sumatera kecuali Lampung dan Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Timur dan Kalimantan) adalah Rp12.300 per kg. Pada Zona 3 (Maluku dan Papua) Rp12.600 per kg.

Sementara untuk penjualan di tingkat pedagang pengecer diberlakukan sesuai ketetapan HET beras medium, antara lain Rp12.500 per kg untuk wilayah Jawa, Lampung dan Sumatera Selatan, lalu Bali dan Nusa Tenggara Barat serta Sulawesi.

Sementara harga Rp13.100 per kg ditetapkan untuk wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, dan Kepulauan Bangka Belitung lalu Nusa Tenggara Timur dan Kalimantan. Terakhir, harga Rp13.500 per kg untuk wilayah Maluku dan Papua.

Bapanas juga mencatat, realisasi penyaluran beras SPHP di tingkat konsumen dalam rangka Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) telah menyentuh angka 15,9 ribu ton atau 10,64 persen dari target 150 ribu ton per 10 Maret 2025.

Baca juga: Bapanas tertibkan Minyakita di atas harga eceran tertinggi

"Dengan adanya penyaluran kembali program SPHP beras ini, diyakini akan memperkuat kestabilan inflasi beras," ucapnya.

Arief memastikan bahwa pemerintah berupaya melalui berbagai program pro-rakyat agar aksesibilitas masyarakat terhadap pangan murah dapat menjadi lebih mudah diraih.

"Kemarin kami bersama Bapak Mentan (Andi Amran Sulaiman) melihat langsung perkembangan program baik, seperti Operasi Pasar Pangan Murah di Kantor Pos Surakarta," katanya.

"Pemerintah saat ini memang sedang getol melakukan stabilisasi pangan pokok. Perintah Bapak Presiden Prabowo, sekali lagi, harga-harga tidak boleh naik, yang boleh naik cuma harga gabah petani," tambah Arief.

Pewarta: Muhammad Harianto

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2025