Bogor (Antaranews Megapolitan) - Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengajak seluruh insan Kementerian Agama (Kemenag) untuk bersama-sama menguatkan peran Islam sebagai rahmatan lil`alamin yang dapat menanggulangi berbagai penyakit sosial di masyarakat.

"Saat ini LGBT semakin menggila, prostitusi semakin marak, HIV/AIDS angkanya naik terus, ini persoalan sosial yang harus kita tuntaskan bersama-sama," kata Bima, pada acara peringatan Hari Amal Bakti (HAB) ke-72 Kementerian Agama, di Masjid Raya Bogor, Rabu.

Bima mengatakan diperlukan sinergitas semua pihak untuk memberantas penyakit sosial tersebut dan menjadikan Kota Bogor kondusif, lebih agamis, sehingga tumbuh generasi muda yang berprestasi.

Pemerintah Kota Bogor lanjutnya memulai langkah tersebut dari awal pergantian tahun dipusatkan di masjid-masjid menggelar zikir bersama tujuannya mengajak masyarakat mengurangi sifat-sifat hedoisme yakni berlebih-lebihan.

"Momentum tahun baru ini menjadi semangat kita untuk kembali bermuhasabah diri," kata Bima.

Puncak peringatan HAB ke-72 Kemenang dipusatkan di Masjid Raya Bogor, dengan mendengarkan tausiah dari KH Khoiruddin dari Cisarua yang dihadiri pelajar serta guru agama dan pegawai dari Kemenang Kota Bogor.

Kepala Kemenang Kota Bogor Ansrullah mengatakan pihaknya akan melakukan koordinasi dengan pemda, tokoh masyarakat, dan tokoh agama untuk mensosialisasikan dengan baik bahaya buruk penyakit sosial khususnya LGBT.

"Dalam Islam tegas sikap terhadap LGBT ini dilarang agama, bahkan agama lainpun juga melarangnya. Kita bersama-sama pemda berupaya untuk memberantasnya," kata Ansrullah.

Sementara itu Kepala Seksi Pendidikan Agama Islam Kemenag Kota Bogor, Ujang Supriyatna mengingatkan pentingnya pendidikan agama diperkuat dalam kurikulum tidak hanya di sekolah di bawah Kementerian Agama saja, tetapi juga sekolah umum.

Menurutnya, kalau pelajaran agama hanya dijadikan suplemen saja, maka moral dan mentalitas generasi muda akan semakin tergerus. Upaya lainnya menguatkan peran guru umum maupun agama yang memiliki mental spiritual dalam mendidik anak-anaknya dengan pengetahuan dan spiritual.

"Sangat jarang sekali ada pelajar MTS, MAN yang terlibat tawuran, karena pendidikan agamanya diperkuat. Yang sering ini sekolah umum, oleh karena itu perlunya penguatan peran guru umum untuk mendidik anak tidak hanya bagus dalam prestasi tetapi baik dalam berakhlak," kata Ujang.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018