Bogor, 7/11 (ANTARA) - Fakultas Peternakan IPB bersama Sekolah Tinggi Teknologi (STT) Tekstil Bandung bekerja sama mengembangkan strategi baru dalam pengembangan usaha kerajinan bulu domba.

"Pengembangan kerja sama itu dilakukan melalui program Iptek Bagi Masyarakat (IBM) 2012 Pendidikan Tinggi melalui Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (LPPM) IPB," kata Dekan Fakultas Peternakan (Fapet) IPB Dr Luki Abdullah di Bogor, Rabu.

Pengembangan usaha kerajinan bulu domba itu, kata dia, meliputi kerja sama pengembangan teknologi antara STT Tekstil Bandung secara institusional dengan Fapet IPB.

Kemudian, pelatihan rancangan dan teknik tenun dari STT Tekstil, serta penerapan manajemen usaha kerajinan wool di masyarakat perdesaan (village wool handicraft  business).

Secara resmi, kata dia, kerja sama pengembangan tersebut akan dilakukan antara pihaknya dengan Ketua STT Tektil dalam waktu dekat.

Dalam upaya mengawali kerja sama itu, katanya, pada 6-8 November 2012 dilakukan pelatihan di IPB.

Peserta berjumlah 13 orang dari Desa Carang Pulang sebagai mitra utama, Situ Daun dan Ciherang Tengah, Kabupaten Bogor, serta mahasiswa dan dosen.

Instruktur pelatihan langsung diberikan oleh dosen STT Tekstil Bandung yang sudah berpengalaman yaitu Ahmad Ibrahim Makki MT, dan Nandang Setiawan ST, yang dikoordinir oleh Kepala LPM STT Tekstil Sajinu, STeks, MT.

Pelatihan tersebut, katanya, akan dilanjutkan dengan implementasi usaha secara kemitraan dengan sistem kerja sama yaitu Fapet IPB akan menghasilkan benang wool domba lokal, peminjaman bahan dan alat serta pemasaran hasil.

Sedangkan pengrajin di perdesaan akan melakukan kegiatan penenunan kerajinan wool berdasarkan produk dan disain yang diberikan dan tentunya akan mendapatkan pendapatan dari produk kerajinan yang dihasilkan tersebut.

"Kelebihan sistem ini pengrajin dapat melakukan kegiatan di rumah sehingga masih dapat melakukan pekerjaan rumah tangga lain," katanya.

Luki Abdullah menambahkan, pengembangan pengolahan bulu domba di Fapet IPB sudah cukup lama dilakukan oleh Dr M. Yamin dan tim sejak tahun 1994.

Pengolahan melibatkan beberapa kelompok masyarakat, namun tidak kontinyu dengan berbagai kendala yang dihadapi.

"Tetapi materi ini sudah dimasukkan ke dalam materi kuliah pengolahan hasil ikutan ternak asal bulu domba tersebut untuk terus diteliti dan dikembangkan," katanya.
 


Andy J
 

Pewarta:

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2012