Bogor (Antara Megapolitan) - Seiring tingginya mobilitas manusia yang diikuti penurunan kualitas lingkungan tawaran produk antioksidan kian meningkat sebagai solusi untuk melawan radikal bebas. Sebagai konsumen tentunya hal tersebut harus disikapi dengan bijak, karena tidak setiap saat antioksidan dibutuhkan tubuh dalam jumlah besar dan tidak setiap radikal bebas harus dihilangkan.

Lalu seperti apa kondisi tubuh yang memerlukan antioksidan dan memerangi radikal bebas?

Guru Besar IPB Prof. drh. Tutik Wresdiyati, Ph.D., PAVet. telah melakukan berbagai penelitian terkait interaksi kedua molekul ini terhadap sisi kesehatan medis.

"Jangan takut radikal bebas karena radikal bebas dibutuhkan dalam metabolisme tubuh," begitu papar beliau dalam pembahasan mengenai radikal bebas pada sel tubuh.

Secara alami metabolisme yang berlangsung dalam sel tubuh akan menghasilkan molekul sampingan yang dikenal dengan radikal bebas.

Adanya radikal bebas pun memiliki peran yang dibutuhkan oleh sel tubuh seperti proses pematangan struktur sel, sistem pertahanan tubuh, serta regulasi berbagai fungsi antarsel.

Sebagai produk sampingan molekul radikal bebas akan selalu ada di tubuh, tetapi hanya pada keadaan berlebih menjadi sangat berbahaya karena molekul ini akan menyerang sel sehat.

Sementara antioksidan dipaparkan oleh beliau ialah molekul yang dapat menghambat kerusakan oksidatif pada biomolekul sel target radikal bebas.

Sehingga peran antioksidan dibutuhkan tubuh untuk menetralkan kelebihan radikal bebas serta berkontribusi dalam pencegahan penyakit.

Antioksidan juga secara alami dihasilkan di dalam tubuh, meskipun begitu tetap dibutuhkan asupan antioksidan dari luar tubuh dengan jumlah yang ideal.

Ketidakseimbangan antara jumlah molekul radikal bebas dan antioksidan menyebabkan penyakit yang disebut penyakit degeneratif.

Penyakit degeneratif sendiri dipicu oleh sebuah kondisi di mana kerusakan molekul oleh radikal bebas tidak dapat diperbaiki atau diganti seperti sediakala.

Kondisi tersebut disebut juga sebagai stres oksidatif di mana terjadi kekurangan antioksidan atau peningkatan produksi radikal bebas.

Hampir semua penyakit degeneratif disebabkan oleh radikal bebas yaitu diabetes melitus, aterosklerosis, hipertensi, kanker, penyakit Alzheimer, penyakit Parkinson, artritis, stroke, penuaan dini, dan sebagainya.

Meninjau bahayanya penyakit yang timbul itu menimbulkan urgensi untuk mencegahnya dengan menyeimbangkan

Bagaimana membuat keseimbangan terjadi antara radikal bebas dan antioksidan? Prof Tutik Wresdiyati memberikan saran terkait hal tersebut, “konsumsi antioksidan alami menjadi penting, pada makanan kita terdapat sumber antioksidan yang bermanfaat seperti dari sayuran dan buah.

"Terlebih pada kondisi tubuh sedang sakit maka dibutuhkan jumlah antioksidan yang lebih banyak dari biasanya," Papar Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan tersebut.

Salah satu hasil penelitian yang mendukung penyediaan antioksidan dalam mengatasi penyakit degeneratif juga dikemukakan oleh Prof. Tutik Wresdiyati. Penyakit degeneratif yang diteliti oleh beliau adalah penyakit diabetes dan obesitas pada kucing.

Pencegahan penyakit tersebut dilakukan melalui pemberian pakan kucing berbasis ekstrak biji mahoni yang diberi nama Mahobes.

Pewarta: Jurnalis IPB

Editor : Andi Firdaus


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017