PT Botani Seed Indonesia (BLST Group-IPB) bekerja sama dengan para ahli dari Rumpun Periset Padi IPB University dan didukung oleh AIP-Prisma telah merumuskan teknologi budi daya padi cerdas iklim dan diekspos pada Selasa.

Ketua Rumpun Periset Padi IPB University sekaligus Ketua Tim Perumus Ahmad Junaedi di Kota Bogor, Selasa, menjelaskan untuk mendukung optimasi potensi varietas yang dikembangkan PT Botani Seed Indonesia, antara lain IPB 3S, IPB 9G, IPB 10G, IPB 11S BEPE, IPB 12S, IPB 13S, IPB 14S, dan IPB 15S, perlu diimplementasikan teknologi budi daya cerdas iklim.

Adapun ciri-ciri padi tersebut, kata Ahmad, memiliki kemampuan produktivitas tinggi, ketahanan terhadap pengaruh perubahan iklim seperti kebanjiran, kekeringan, serangan hama, dan penyakit serta stres tanaman akibat berubahnya kondisi iklim makro maupun mikro, serta dapat mengurangi emisi gas rumah kaca.

Baca juga: Peresmian galeri dan rumah IR Kasim Arifin
Baca juga: HAE IPB gelar seminar pembangunan kehutanan berkelanjutan

“Rumusan tersebut kami beri nama Asta Catha Padi yang bermakna 8 Inovasi Teknologi Budidaya Padi Cerdas Iklim, dimana komponennya meliputi pengembangan varietas unggul, sistem pembenihan, sistem budi daya, manajemen hara, tata kelola air, mekanisme hulu-hilir, PHT ramah lingkungan, dan rantai pasok,” jelasnya.

Sementara itu Rektor IPB University Arif Satria mengatakan perubahan iklim merupakan salah satu tantangan terbesar bagi sektor pertanian Indonesia. Oleh karena itu pengembangan teknologi ini menjadi sangat penting untuk menjaga ketahanan pangan nasional.

Sebagai langkah awal implementasi, IPB University melalui PT BLST telah menandatangani MoU kerja sama dengan Perum Bulog untuk mengembangkan pertanian cerdas iklim komoditas padi.

Baca juga: IPB kolaborasi gelar ICBB ke-9 promosikan Sawit Baik kepada internasional

Kerja sama tersebut, kata Arif, akan menguji berbagai model pengembangan budi daya padi cerdas iklim di berbagai lokasi, melibatkan Unit Kemitraan Produksi-Perum Bulog, PT Botani Seed Indonesia, serta mitra petani, dan pemangku kepentingan lainnya.

“Semoga upaya ini dapat berkontribusi dalam pengembangan ketahanan pangan nasional di tengah ancaman perubahan iklim, dengan pendekatan budi daya padi yang berorientasi pada produktivitas tinggi, biaya rendah, dan rendah karbon,” ujarnya. 

Pewarta: Shabrina Zakaria

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024