Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) membenarkan kejadian peretasan akun Google Bisnis yang menimpa beberapa hotel di Indonesia pada Minggu (11/8) dan segera melaporkan hal tersebut ke Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri.
 
"Peretasan ini tidak hanya terjadi di Surabaya, beberapa kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Semarang, Denpasar, Makassar, itu juga terkena peretasan," kata Ketua Harian Kordinator Wilayah (Korwil) PHRI Surabaya Puguh Sugeng Sutrisno saat dihubungi ANTARA di Surabaya, Senin.
 
Sebagai tindak lanjut atas kasus tersebut, lanjut dia, Ketua Umum PHRI Hariyadi Sukamdani segera melapor ke pihak berwajib dalam hal ini ke Polri.
 
"Jadi selanjutnya, hari ini Ketua Umum kami yaitu Bapak Hariyadi Sukamdani akan ke Siber Bareskrim Polri untuk melaporkan terkait hal ini," katanya.

Baca juga: PHRI minta pemerintah klarifikasi daftar tiap produk yang terafiliasi Israel
 
Pihaknya menduga peretasan tersebut dilakukan oleh warga lokal karena nomor WhatsApp (WA) dari beberapa hotel yang tertera di akun google bisnis diganti dengan nomor telepon lokal juga.
"Kami masih belum mengecek kepastiannya, namun diduga ini dilakukan oleh orang lokal karena nomor yang diubah itu diarahkan ke nomor lokal juga, bahkan akun rekening bank juga di ganti di salah satu jaringan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara)," ujarnya.
 
Menurut laporan, kata Puguh, yang sudah teretas dengan mengganti nomor rekening bank hotel ke pribadi yakni di Indonesia Timur.
 
"Kami dapat info dari salah satu bank BUMN. Ternyata itu ada transaksi dari Indonesia Timur ke nomor rekening pribadi," tuturnya.

Baca juga: Okupansi hotel di Kota Bogor capai 78 persen saat libur Waisak 2024
 
Pihaknya berharap agar masalah tersebut tidak berlarut-larut karena dapat mengganggu bisnis dari masing-masing hotel terlebih dilakukan secara masif.
 
"Di Bandung kurang lebih 35 hotel, di Surabaya cukup banyak juga termasuk hotel-hotel besar, untuk jumlahnya saya segera update," kata Puguh.
 
Selain itu pihaknya juga berencana akan melaporkan ke Kepolisian Daerah (Polda) Jatim sebagai penguat atas laporan yang dilakukan di pusat.
"Menurut saya akan lebih kuat kalau masing-masing daerah melaporkan kejadian ini," ucapnya.

Pewarta: Indra Setiawan/Naufal

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024