Bogor, 2/10 (ANTARA) - Kepala Pusat Studi Biofarmaka Institut Pertanian Bogor Prof Latifah K Darusman mengemukakan bahwa ada sekitar 15.000 tanaman herbal yang dapat tumbuh di Indonesia.
"Saat ini Pusat Studi Biofarmaka (PSB) IPB tengah mengembangkan database jamu dan tanaman herbal berbasis teknologi informasi untuk penguatan peran jamu di Indonesia," katanya di Bogor, Jawa Barat, Senin.
Pada acara lokakarya "Jamu-Informatics" yang mengusung tema "Menggali Pengetahuan dari Database Jamu Menggunakan Teknik Bioinformatika" di IPB International Convention Center itu juga dihadirkan narasumber dari NAIST Jepang Dr Shigehiko Kanaya dan berbagai kalangan dari akademisi, instansi dan para wiraswasta.
Latifah K Darusman menjelaskan bahwa "Jamu Informatics" atau database jamu ini dikembangkan pihaknya bekerja sama dengan NAIST Jepang.
Sedangkan mengenai rincian database-nya berjumlah sekitar 5.310 jamu, 797 produsen dan 654 tanaman atau 1.133 herbal.
Dikemukakannya bahwa data jamu yang disediakan merupakan data yang sudah terdaftar di Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
Ia menjelaskan, selain database berbagai jamu yang ada di Indonesia melalui "Jamu Informatics" juga akan ditampilkan referensi hasil-hasil penelitian terhadap jamu yang terdapat dalam database.
Dalam lokakarya itu, salah satu peserta Wawan dari Kampung Jamu Organik, Cikarang, Kabupaten Bekasi menyampaikan pembuatan database jamu itu akan sangat berguna jika diaplikasikan di perusahaannya.
Menurut dia, saat ini ada sekitar 300 jenis tanaman herbal yang dikembangkan di perusahaannya yang juga tercatat di BPOM.
Wawan mengatakan, meski perusahaannya bergerak dalam hal budi daya,tapi "Jamu Informatics" dianggapnya penting untuk diimplementasikan.
Andy J
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2012
"Saat ini Pusat Studi Biofarmaka (PSB) IPB tengah mengembangkan database jamu dan tanaman herbal berbasis teknologi informasi untuk penguatan peran jamu di Indonesia," katanya di Bogor, Jawa Barat, Senin.
Pada acara lokakarya "Jamu-Informatics" yang mengusung tema "Menggali Pengetahuan dari Database Jamu Menggunakan Teknik Bioinformatika" di IPB International Convention Center itu juga dihadirkan narasumber dari NAIST Jepang Dr Shigehiko Kanaya dan berbagai kalangan dari akademisi, instansi dan para wiraswasta.
Latifah K Darusman menjelaskan bahwa "Jamu Informatics" atau database jamu ini dikembangkan pihaknya bekerja sama dengan NAIST Jepang.
Sedangkan mengenai rincian database-nya berjumlah sekitar 5.310 jamu, 797 produsen dan 654 tanaman atau 1.133 herbal.
Dikemukakannya bahwa data jamu yang disediakan merupakan data yang sudah terdaftar di Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
Ia menjelaskan, selain database berbagai jamu yang ada di Indonesia melalui "Jamu Informatics" juga akan ditampilkan referensi hasil-hasil penelitian terhadap jamu yang terdapat dalam database.
Dalam lokakarya itu, salah satu peserta Wawan dari Kampung Jamu Organik, Cikarang, Kabupaten Bekasi menyampaikan pembuatan database jamu itu akan sangat berguna jika diaplikasikan di perusahaannya.
Menurut dia, saat ini ada sekitar 300 jenis tanaman herbal yang dikembangkan di perusahaannya yang juga tercatat di BPOM.
Wawan mengatakan, meski perusahaannya bergerak dalam hal budi daya,tapi "Jamu Informatics" dianggapnya penting untuk diimplementasikan.
Andy J
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2012