Sekretaris Universitas Universitas Indonesia (UI) Agustin Kusumayati menyatakan pentingnya kolaborasi antara berbagai perguruan tinggi dan mitra-mitranya (kolaborasi n-Helix) untuk mewujudkan optimalisasi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).

Agustin Kusumayati dalam keterangannya di Depok, Jumat, mengatakan selama tiga hari terakhir pihaknya  telah mengadakan diskusi mengenai integrasi teknologi dalam pendidikan, upaya peningkatan keterampilan, dan pentingnya implementasi AI yang etis dan inklusif.

"Kami berharap kolaborasi dan ide-ide yang dibagikan di sini akan membawa dampak positif dan berkelanjutan bagi pendidikan tinggi pada masa depan," katanya.

Tantangan terbesar digitalisasi pendidikan, lanjutnya, terutama dikarenakan sulitnya menjangkau wilayah-wilayah yang tersebar dan akses yang sulit, sehingga butuh kolaborasi dengan sektor-sektor lain, terutama di bidang infrastruktur pendukung digitalisasi pendidikan.

Baca juga: UI dan UMKC manfaatkan AI untuk tingkatkan kualitas pendidikan

"Transformasi digital berlangsung cepat serta membutuhkan pergeseran paradigma berpikir dan penyesuaian yang cepat. Diskusi ini mencari strategi terbaik dalam penggunaan AI dan platform digital untuk merealisasikan digitalisasi pendidikan," katanya.

Tahun ini UI menggelar THE Digital Universities Asia 2024 bertema "Inclusive Education for the Digital Age." Ajang ini dihadiri para akademisi, pembuat kebijakan, serta pemimpin industri, untuk mengeksplorasi pentingnya pendidikan inklusif pada era teknologi digital.

Konferensi internasional itu merupakan tonggak penting bagi UI untuk meningkatkan ranking di level Asia dan internasional. Lebih kurang 400 peserta yang berasal dari 25 negara di Asia, Amerika, dan Eropa, hadir untuk bertukar ide, meningkatkan keterlibatan global, dan mencari solusi bersama dalam berbagai isu berkaitan dengan pemanfaatan teknologi digital pada dunia pendidikan.

Baca juga: DGB UI: Pemanfaatan Artificial Intelligence perlu dilakukan edukasi yang benar

Beberapa pembicara pada konferensi internasional ini adalah Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Ibu Kota Nusantara (IKN) Prof. Mohammed Ali Berawi, Ketua UI Greenmetric Prof Riri Fitri Sari, dan Area Director South-East Asia Turnitin Jack Brazel, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UI Dr. Teguh Dartanto, serta Dekan Fakultas Ilmu Komputer UI Prof Petrus Mursanto. Selain itu lebih dari 80 narasumber juga hadir mengisi tak kurang dari 30 sesi.

Pada konferensi ini dibahas juga solusi untuk mengatasi disparitas antara tuntutan di dunia industri kerja dengan kualifikasi para lulusan perguruan tinggi.

Institusi pendidikan tersebut harus mempersiapkan siswa dengan keterampilan sesuai dengan yang dibutuhkan di pasar kerja. Mereka perlu dibekali beberapa keterampilan, antara lain dalam hal problem solving, kreativitas, kolaborasi, serta kepedulian sosial.

Baca juga: Transformasi digital dan peran AI di perguruan tinggi

Ia mengatakan inklusivitas pendidikan merupakan tujuan, karena itu AI memiliki potensi besar dalam revolusi pendidikan tinggi. President Association Pacific Accreditation Cooperation (APAC) THE Simone Dilena, menyampaikan bagaimana AI serta platform digital muncul sebagai “teman” dalam mencapai tujuan tersebut.

Setelah rangkaian kegiatan konferensi internasional tersebut berakhir, para peserta diajak menyaksikan penampilan Tari Kecak di Uluwatu. Kegiatan budaya ini diharapkan dapat memberikan pengalaman berharga bagi para peserta untuk turut serta merasakan kekayaan budaya Provinsi Bali, dan memperkaya wawasan, serta memperkuat hubungan antarnegara.

Konferensi Internasional Digital Universities Asia 2024 kolaborasi antara UI dan Times Higher Education (THE) secara resmi ditutup kemarin (4/7) sore du Nusa Dua, Bali, setelah berlangsung selama tiga hari (1-3 Juli 2024).

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024