Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, mencanangkan Program Desa Siaga Bebas TB (Tuberkulosis) sebagai upaya intervensi penanganan secara komprehensif dengan melibatkan seluruh unsur terkait di daerah itu.
"Terus dikoordinasikan, dalam waktu dekat akan kita launching dan kita menjadi wilayah kabupaten/kota pertama di Jawa Barat yang akan meluncurkan program ini," kata Kepala Dinkes Kabupaten Bekasi Alamsyah di Cikarang, Kamis.
Ia menjelaskan penanganan kasus tuberkulosis membutuhkan peran aktif seluruh unsur demi mewujudkan desa siaga yang terbebas dari penyakit ini, tidak hanya dari unsur kesehatan namun juga melibatkan sektor pendidikan, ekonomi, serta unsur lingkungan.
Baca juga: Pemkab Bekasi bentuk TP2TB upaya tekan kasus TBC
Alamsyah mengaku terjadi peningkatan signifikan terhadap intervensi pencegahan penyakit tersebut berdasarkan hasil analisa serta kondisi penanganan tuberkulosis yakni cakupan penemuan kasus serta keberhasilan pengobatan.
Namun di sisi lain penemuan kasus pada dua indikator tuberkulosis yakni pasien dengan resisten terhadap obat dan kasus pada anak juga menunjukkan angka peningkatan.
"Jadi di satu sisi tingkat keberhasilan program kita sudah meningkat, tapi ada tantangan juga di sisi lain, peningkatan kasus yang terjadi pada anak dan pasien yang resisten obat," katanya.
Baca juga: Bekasi perkuat sarpras faskes dukung eliminasi penyakit TBC 2030
Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinkes Kabupaten Bekasi Irfan Maulana menyatakan permasalahan tuberkulosis terkini mencakup tiga hal, yakni temuan kasus pada anak, kasus resisten obat, serta tingkat terapi pencegahan tuberkulosis yang rendah.
"Tidak bisa dipungkiri kita sebagai salah satu daerah pengampu Jakarta dengan konsekuensi pola migrasi yang lebih cepat. Pola penyebaran penyakit otomatis juga lebih cepat, karena tidak ada yang dibatasi terkait dengan wilayah," katanya.
Ia berharap terbangun sinergi yang baik antara semua unsur terkait agar upaya penanggulangan tuberkulosis ke depan melalui program desa siaga dapat dilakukan dari semua sisi dengan kerja gotong royong mempercepat penanggulangan angka kasus ini.
Baca juga: Bekasi gelar skrining-rontgen dada gratis berantas Tuberkulosis
"Seperti kondisi rumah yang berpengaruh terhadap timbul penyakit tuberkulosis sehingga ada program dari Dinas Perkimtan yakni perbaikan rumah tidak layak huni. Kemudian soal gizi keluarga yang beririsan langsung dengan angka kemiskinan baru. Karena ketika kepala keluarga sakit tuberkulosis misalkan, tentu produktivitas kerjanya juga menurun dan bisa mengakibatkan terjadi pengangguran atau kemiskinan baru. Ini yang harus kita antisipasi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024