Program Ketahanan Pangan TNI Angkatan Darat (AD) yang dilaksanakan di lahan ketahanan pangan Kostrad, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, menjadi proyek percontohan nasional.
"Saya sengaja mengajak Menteri Pertanian RI Amran Sulaiman ke lokasi ketahanan pangan di Desa Neglasari untuk bersama-sama melaksanakan panen raya jagung dan singkong. Hasilnya Pak Mentan takjub dengan keberhasilan program ini serta sepakat Program Ketahanan Pangan Kostrad yang dilaksanakan di Desa Neglasari ini sebagai proyek percontohan untuk daerah lain di Indonesia," kata Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jendral Maruli Simanjuntak di sela panen raya jagung dan singkong di Sukabumi, Selasa.
Menurut Maruli, untuk menjalankan program ketahanan pangan butuh perjuangan dan waktu yang tidak sedikit. Lahan seluas sekitar 980 hektare yang diberikan oleh PTPN awalnya merupakan semak belukar dan gersang.
Baca juga: Kampung Neglasari jadi proyek percontohan Program Hanpangan TNI AD
Berkat kerja sama antara TNI AD khususnya Kostrad dengan masyarakat sekitar sedikit demi sedikit lahan yang awalnya tidur ini mulai terbuka dan tertata. Pihaknya memilih komoditas jagung dan singkong untuk penanaman awal ini karena cocok ditanam di lokasi tersebut.
Dari 980 hektare lahan kerja sama dengan PTPN ini untuk lahan singkong sekitar 250 hektare dan untuk jagung 130 hektare. Tidak hanya itu, lahan ini pun digunakan untuk budidaya sapi dari Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT), seluas 100 hektare, kemudian beberapa hektare digunakan untuk peternakan ayam dan perkebunan buah seperti pepaya, mangga, cabai, dan lain-lain.
Hasil panen jagung kering rata-rata 5-6 ton/hektare, sementara untuk singkong 8-9 ton/hektare.Hasil panen ini selain untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat juga dalam rangka mendukung ketahanan pangan nasional sebagai kunci untuk mewujudkan Indonesia maju dan sejahtera.
Baca juga: Pemkab Bekasi-TNI AD kolaborasi tanam jagung jaga ketahanan pangan
"Tidak sebatas menanam ataupun beternak, kami juga menyiapkan berbagai fasilitas lainnya seperti sarana air melalui pompanisasi, tempat pengolahan jagung, embung, dan lain sebagainya untuk mendukung kegiatan petani," tambahnya.
Sementara itu, Mentan RI Amran Sulaiman mengatakan merasa takjub di lokasi yang berada di pelosok dengan keterbatasan akses dan medan yang berat, program ketahanan pangan yang digagas KSAD Jendral Maruli Simanjuntak dinilai berhasil.
Bahkan produksi pertanian pun besar sehingga bisa menjaga ketersediaan pangan sesuai program pemerintah pusat tentang ketahanan pangan. Tentunya program ini menjadi proyek percontohan bagi daerah lain.
Dengan kondisi medan yang berat dan berada di pelosok, tetapi berhasil mendongkrak hasil pertanian dengan memanfaatkan lahan tidur yang awalnya hanya semak belukar. Daerah lain harus mencontoh dan harus bisa apalagi lahannya berada di lokasi yang mudah dijangkau dan didukung dengan akses.
Kementerian Pertanian RI pun sangat mendukung dengan apa yang telah dilaksanakan mantan Pangkostrad itu melalui program bantuan peralatan pertanian, benih dan lain sebagainya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024
"Saya sengaja mengajak Menteri Pertanian RI Amran Sulaiman ke lokasi ketahanan pangan di Desa Neglasari untuk bersama-sama melaksanakan panen raya jagung dan singkong. Hasilnya Pak Mentan takjub dengan keberhasilan program ini serta sepakat Program Ketahanan Pangan Kostrad yang dilaksanakan di Desa Neglasari ini sebagai proyek percontohan untuk daerah lain di Indonesia," kata Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jendral Maruli Simanjuntak di sela panen raya jagung dan singkong di Sukabumi, Selasa.
Menurut Maruli, untuk menjalankan program ketahanan pangan butuh perjuangan dan waktu yang tidak sedikit. Lahan seluas sekitar 980 hektare yang diberikan oleh PTPN awalnya merupakan semak belukar dan gersang.
Baca juga: Kampung Neglasari jadi proyek percontohan Program Hanpangan TNI AD
Berkat kerja sama antara TNI AD khususnya Kostrad dengan masyarakat sekitar sedikit demi sedikit lahan yang awalnya tidur ini mulai terbuka dan tertata. Pihaknya memilih komoditas jagung dan singkong untuk penanaman awal ini karena cocok ditanam di lokasi tersebut.
Dari 980 hektare lahan kerja sama dengan PTPN ini untuk lahan singkong sekitar 250 hektare dan untuk jagung 130 hektare. Tidak hanya itu, lahan ini pun digunakan untuk budidaya sapi dari Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT), seluas 100 hektare, kemudian beberapa hektare digunakan untuk peternakan ayam dan perkebunan buah seperti pepaya, mangga, cabai, dan lain-lain.
Hasil panen jagung kering rata-rata 5-6 ton/hektare, sementara untuk singkong 8-9 ton/hektare.Hasil panen ini selain untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat juga dalam rangka mendukung ketahanan pangan nasional sebagai kunci untuk mewujudkan Indonesia maju dan sejahtera.
Baca juga: Pemkab Bekasi-TNI AD kolaborasi tanam jagung jaga ketahanan pangan
"Tidak sebatas menanam ataupun beternak, kami juga menyiapkan berbagai fasilitas lainnya seperti sarana air melalui pompanisasi, tempat pengolahan jagung, embung, dan lain sebagainya untuk mendukung kegiatan petani," tambahnya.
Sementara itu, Mentan RI Amran Sulaiman mengatakan merasa takjub di lokasi yang berada di pelosok dengan keterbatasan akses dan medan yang berat, program ketahanan pangan yang digagas KSAD Jendral Maruli Simanjuntak dinilai berhasil.
Bahkan produksi pertanian pun besar sehingga bisa menjaga ketersediaan pangan sesuai program pemerintah pusat tentang ketahanan pangan. Tentunya program ini menjadi proyek percontohan bagi daerah lain.
Dengan kondisi medan yang berat dan berada di pelosok, tetapi berhasil mendongkrak hasil pertanian dengan memanfaatkan lahan tidur yang awalnya hanya semak belukar. Daerah lain harus mencontoh dan harus bisa apalagi lahannya berada di lokasi yang mudah dijangkau dan didukung dengan akses.
Kementerian Pertanian RI pun sangat mendukung dengan apa yang telah dilaksanakan mantan Pangkostrad itu melalui program bantuan peralatan pertanian, benih dan lain sebagainya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024