Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bogor Dr Aep Saepudin Muhtar alias Gus Udin mendaftarkan diri sebagai Bakal Calon Bupati Bogor, Jawa Barat, ke PKB untuk berkontestasi di Pilkada setempat.
“Hari ini saya secara resmi mendaftar sebagai Bakal Calon Bupati dari partai PKB,” ujar Gus Udin setelah menyerahkan formulir pendaftaran di Sekretariat DPC PKB Kabupaten Bogor, Cibinong, Kamis.
Ketua Bidang Pendidikan dan Pengkaderan di MUI Kabupaten Bogor itu menjelaskan bahwa dia menjadikan PKB sebagai partai pertama untuk menjembatani dirinya dalam Pilkada Kabupaten Bogor.
Gus Udin yang juga merupakan Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Bogor menyebutkan PKB memiliki kedekatan emosional dengan latar belakang dirinya berorganisasi. Menurut dia, NU dengan PKB memiliki historis yang tidak bisa dipisahkan.
“Tentunya sebagai pengurus NU ketika di Malaysia juga saya bersentuhan dengan teman-teman PKB. Yang kedua hari ini juga saya sebagai wakil ketua PCNU Kabupaten Bogor,” katanya.
Doktor Ilmu Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah itu menerangkan NU dan PKB memiliki ideologi yang sama. Hal itu yang membuat dirinya menjadikan PKB sebagai partai pertama dalam menempuh kontestasi Pilkada.
“Tentunya, secara ideologi, NU dan PKB satu ideologi. Sehingga alasan itu lah kenapa saya pertama kali mendaftarkan di PKB, tidak di partai yang lain,” ujar Gus Udin.
Ia mengungkapkan, capaian perolehan suara sebagai calon DPD RI Perwakilan Jawa Barat lalu menjadi tolak ukur dirinya untuk berani maju di Pilkada, yakni sebanyak 649.191 suara, dan 91.790 suara diantaranya merupakan pemilih Kabupaten Bogor.
Gus Udin yang kini dosen di Universitas Djuanda (Unida), banyak membidani program di Pemerintah Kabupaten Bogor era kepemimpinan Ade Yasin-Iwan Setiawan sejak 2018 yang dikenal dengan program Pancakarsa, yakni, Bogor Cerdas, Bogor Sehat, Bogor Maju, Bogor Membangun dan Bogor Berkeadaban.
Saat itu, ia merupakan salah satu anggota Tim Percepatan Pembangunan Strategis (TP2S) Kabupaten Bogor yang meramu sejumlah program terobosan, diantaranya penataan pusat kota atau City Beautification Projects, bantuan keuangan infrastruktur desa bernama Satu Miliar Satu Desa (Samisade), dan lain-lain.
Sementara, Ketua DPC PKB Kabupaten Bogor Edwin Sumarga menjelaskan PKB terbuka bagi siapa pun yang ingin mendaftarkan diri sebagai Bakal Calon Bupati. Namun, kata dia, penetapannya dilakukan oleh DPP PKB.
Ia mengingatkan kepada setiap orang yang mendaftarkan diri di PKB untuk meningkatkan popularitas dan merumuskan gagasan-gagasan, karena menjadi tolak ukur penilaian DPP PKB.
Namun, ia mengingatkan kepada setiap calon bahwa popularitas dan gagasan para calon menjadi salah satu tolak ukur yang akan dinilai DPP PKB.
“Nanti ada parameter dan ukuran, toh yang menentukan itu DPP bukan kita. Kita hanya sebagai jembatan saja. Itu ada parameter salah satunya survei, makanya saya sarankan Gus Udin untuk mulai menaikkan popularitas. Toh beliau ini sudah populer,” kata Edwin.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024
“Hari ini saya secara resmi mendaftar sebagai Bakal Calon Bupati dari partai PKB,” ujar Gus Udin setelah menyerahkan formulir pendaftaran di Sekretariat DPC PKB Kabupaten Bogor, Cibinong, Kamis.
Ketua Bidang Pendidikan dan Pengkaderan di MUI Kabupaten Bogor itu menjelaskan bahwa dia menjadikan PKB sebagai partai pertama untuk menjembatani dirinya dalam Pilkada Kabupaten Bogor.
Gus Udin yang juga merupakan Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Bogor menyebutkan PKB memiliki kedekatan emosional dengan latar belakang dirinya berorganisasi. Menurut dia, NU dengan PKB memiliki historis yang tidak bisa dipisahkan.
“Tentunya sebagai pengurus NU ketika di Malaysia juga saya bersentuhan dengan teman-teman PKB. Yang kedua hari ini juga saya sebagai wakil ketua PCNU Kabupaten Bogor,” katanya.
Doktor Ilmu Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah itu menerangkan NU dan PKB memiliki ideologi yang sama. Hal itu yang membuat dirinya menjadikan PKB sebagai partai pertama dalam menempuh kontestasi Pilkada.
“Tentunya, secara ideologi, NU dan PKB satu ideologi. Sehingga alasan itu lah kenapa saya pertama kali mendaftarkan di PKB, tidak di partai yang lain,” ujar Gus Udin.
Ia mengungkapkan, capaian perolehan suara sebagai calon DPD RI Perwakilan Jawa Barat lalu menjadi tolak ukur dirinya untuk berani maju di Pilkada, yakni sebanyak 649.191 suara, dan 91.790 suara diantaranya merupakan pemilih Kabupaten Bogor.
Gus Udin yang kini dosen di Universitas Djuanda (Unida), banyak membidani program di Pemerintah Kabupaten Bogor era kepemimpinan Ade Yasin-Iwan Setiawan sejak 2018 yang dikenal dengan program Pancakarsa, yakni, Bogor Cerdas, Bogor Sehat, Bogor Maju, Bogor Membangun dan Bogor Berkeadaban.
Saat itu, ia merupakan salah satu anggota Tim Percepatan Pembangunan Strategis (TP2S) Kabupaten Bogor yang meramu sejumlah program terobosan, diantaranya penataan pusat kota atau City Beautification Projects, bantuan keuangan infrastruktur desa bernama Satu Miliar Satu Desa (Samisade), dan lain-lain.
Sementara, Ketua DPC PKB Kabupaten Bogor Edwin Sumarga menjelaskan PKB terbuka bagi siapa pun yang ingin mendaftarkan diri sebagai Bakal Calon Bupati. Namun, kata dia, penetapannya dilakukan oleh DPP PKB.
Ia mengingatkan kepada setiap orang yang mendaftarkan diri di PKB untuk meningkatkan popularitas dan merumuskan gagasan-gagasan, karena menjadi tolak ukur penilaian DPP PKB.
Namun, ia mengingatkan kepada setiap calon bahwa popularitas dan gagasan para calon menjadi salah satu tolak ukur yang akan dinilai DPP PKB.
“Nanti ada parameter dan ukuran, toh yang menentukan itu DPP bukan kita. Kita hanya sebagai jembatan saja. Itu ada parameter salah satunya survei, makanya saya sarankan Gus Udin untuk mulai menaikkan popularitas. Toh beliau ini sudah populer,” kata Edwin.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024