Partai Golkar kian berpeluang merebut kursi DPR RI milik Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Daerah Pemilihan V Jawa Barat (Kabupaten Bogor) pada Pemilu 2024.
Hal itu disebabkan PPP belum memenuhi ambang batas parlemen atau Parliamentary Threshold (PT). Berdasarkan data resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Jumat pukul 18.15 WIB dengan penghitungan 65,67 persen, suara PPP secara nasional masih di bawah 4 perden atau tepatnya 3,97 persen secara nasional.
Pengamat Politik Yusfitriadi menilai tak hanya berdasarkan data KPU, kemungkinan PPP tidak lolos PT juga disampaikan beberapa lembaga survei.
"Opini hampir semua lembaga survei menyatakan PPP secara nasional tidak masuk PT," kata Yus yang merupakan Ketua Yayasan Visi Nusantara Maju.
Kemudian, dalam DA1 Pleno di 36 dari 40 kecamatan, PPP sementara berada di kursi terakhir atau kursi kesembilan dengan raihan 149.463 suara.
Suara itu selisih sedikit dengan kursi kedua dari partai Golkar. Partai Golkar meraih 134.121 suara di potensi kursi keduanya.
Jika PT PPP masih belum memenuhi ambang batas minimum parlemen, maka Golkar secara otomatis akan mengisi kursi kedua dan kesembilan atau dua kursi di DPR RI Dapil Jabar V Kabupaten Bogor.
Sebab, Golkar meraih suara sebanyak 402.364 suara, suara itu merupakan terbesar kedua setelah Gerindra.
Berdasarkan Metode Sainte-Laguë, untuk mendapatkan kursi yang kedua, jumlah suara di kursi yang pertama dibagi tiga. Sehingga Golkar meraih 134.121 dengan hitungan 402.364 dibagi tiga.
Dalam raihan kursi itu, suara partai Demokrat tidak masuk dalam sembilan besar. Sebab, partai Demokrat hanya mendapatkan 125.796 suara saja dari 90 persen suara yang masuk se-Kabupaten Bogor.
Selain itu, potensi naik suara partai Golkar pun akan menjadi sebuah ancaman bagi PPP di Kabupaten Bogor. Sebab, kenaikan suara Partai Golkar pun terjadi di nasional.
"Naiknya suara partai Golkar yang signifikan tentu akan berdampak pada perolehan kursi. Konsekwensi logisnya harus ada kursi yang terlempar. Disitulah potensi Elly Yasin dari PPP dan Anton dari Demokrat berpotensi terlempar," jelas Yus.
Sebagai informasi, sebanyak 36 dari 40 kecamatan se-Dapil Jabar V Kabupaten Bogor atau 90 persen sudah melakukan pleno dengan total suara pemilih sebanyak.
Berikut potensi sembilan kursi DPR RI Dapil Jabar V Kabupaten Bogor:
1. Kursi pertama : Gerindra 474.919 suara
2. Golkar : 402.364 suara
3. PKS: 243.474 suara
4. PKB: 213.551 Suara
5. PDIP: 187.177 Suara
6. PAN: 185.804 Suara
7. NasDem: 170.830 suara
8. Gerindra : 158.306 suara
9. PPP: 149.463 suara (Jika lolos PT) atau
9. Golkar: 134.121 suara (Jika PPP tak lolos PT)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024
Hal itu disebabkan PPP belum memenuhi ambang batas parlemen atau Parliamentary Threshold (PT). Berdasarkan data resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Jumat pukul 18.15 WIB dengan penghitungan 65,67 persen, suara PPP secara nasional masih di bawah 4 perden atau tepatnya 3,97 persen secara nasional.
Pengamat Politik Yusfitriadi menilai tak hanya berdasarkan data KPU, kemungkinan PPP tidak lolos PT juga disampaikan beberapa lembaga survei.
"Opini hampir semua lembaga survei menyatakan PPP secara nasional tidak masuk PT," kata Yus yang merupakan Ketua Yayasan Visi Nusantara Maju.
Kemudian, dalam DA1 Pleno di 36 dari 40 kecamatan, PPP sementara berada di kursi terakhir atau kursi kesembilan dengan raihan 149.463 suara.
Suara itu selisih sedikit dengan kursi kedua dari partai Golkar. Partai Golkar meraih 134.121 suara di potensi kursi keduanya.
Jika PT PPP masih belum memenuhi ambang batas minimum parlemen, maka Golkar secara otomatis akan mengisi kursi kedua dan kesembilan atau dua kursi di DPR RI Dapil Jabar V Kabupaten Bogor.
Sebab, Golkar meraih suara sebanyak 402.364 suara, suara itu merupakan terbesar kedua setelah Gerindra.
Berdasarkan Metode Sainte-Laguë, untuk mendapatkan kursi yang kedua, jumlah suara di kursi yang pertama dibagi tiga. Sehingga Golkar meraih 134.121 dengan hitungan 402.364 dibagi tiga.
Dalam raihan kursi itu, suara partai Demokrat tidak masuk dalam sembilan besar. Sebab, partai Demokrat hanya mendapatkan 125.796 suara saja dari 90 persen suara yang masuk se-Kabupaten Bogor.
Selain itu, potensi naik suara partai Golkar pun akan menjadi sebuah ancaman bagi PPP di Kabupaten Bogor. Sebab, kenaikan suara Partai Golkar pun terjadi di nasional.
"Naiknya suara partai Golkar yang signifikan tentu akan berdampak pada perolehan kursi. Konsekwensi logisnya harus ada kursi yang terlempar. Disitulah potensi Elly Yasin dari PPP dan Anton dari Demokrat berpotensi terlempar," jelas Yus.
Sebagai informasi, sebanyak 36 dari 40 kecamatan se-Dapil Jabar V Kabupaten Bogor atau 90 persen sudah melakukan pleno dengan total suara pemilih sebanyak.
Berikut potensi sembilan kursi DPR RI Dapil Jabar V Kabupaten Bogor:
1. Kursi pertama : Gerindra 474.919 suara
2. Golkar : 402.364 suara
3. PKS: 243.474 suara
4. PKB: 213.551 Suara
5. PDIP: 187.177 Suara
6. PAN: 185.804 Suara
7. NasDem: 170.830 suara
8. Gerindra : 158.306 suara
9. PPP: 149.463 suara (Jika lolos PT) atau
9. Golkar: 134.121 suara (Jika PPP tak lolos PT)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024