Universitas Indonesia (UI) menyelenggarakan seminar bertema Strategies for Successful Publication guna meningkatkan publikasi karya ilmiah dari para sivitas akademika UI dan memperkaya pengetahuan akademisi dan peneliti.
Pembicara pada seminar tersebut adalah Innovation Officer Enago, Dr. Krishna Kumar Venkitachalam, yang menyampaikan tentang Introduction to Academic PublishingWriting, Submission, and Successful Publication.
"Ada beberapa komponen yang harus diperhatikan dalam suatu proses riset, yakni perencanaan dan strategi, sumber daya dan kolaborasi, penelitian yang terencana, ekstraksi nilai dan penempatannya dalam roadmap penelitian, serta promosi hasil penelitian," katanya dalam keterangannya, Jumat.
Pelaksanaan ajang ini dilakukan melalui Center for Independent Learning (CIL) berkolaborasi dengan Enago Academy, yakni lembaga layanan penulis untuk komunitas riset global yang berkantor di Tokyo, Seoul, Beijing, Shanghai, Istanbul, dan New York.
Sebagai salah satu aspek dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, penelitian-penelitian yang dikembangkan oleh UI seyogyanya bermanfaat dan terpublikasikan ke masyarakat.
Lewat ajang ini, diharapkan peneliti terpacu untuk mengampanyekan hasil risetnya, termasuk meningkatkan eksposur publikasi, memperluas pengaruh riset, mendapatkan lebih banyak sitasi, memperkuat reputasi ilmiah, serta memperluas jalinan kolaborasi riset.
Dalam hal memilih jurnal, peneliti perlu mengevaluasi dampak dan reputasi jurnal, jangkauan terhadap pembaca yang relevan, serta lama proses publikasi.
Pemilihan jurnal yang tepat menjadi langkah krusial untuk memastikan hasil riset diterbitkan dengan optimal dan meraih dampak yang memadai di kalangan komunitas ilmiah.
Indeksasi jurnal merupakan hal penting, guna memastikan bahwa karya peneliti diakui secara luas di komunitas ilmiah.
Peneliti juga perlu mempertimbangkan aspek kritis, seperti kesesuaian fokus dan cakupan jurnal yang dituju, sebelum mengirimkan manuskrip ke jurnal.
Dr. Krishna menekankan tentang aspek evaluasi terhadap kualitas proses editorial jurnal.
Proses editorial yang baik, ujarnya, dapat menjamin keakuratan, kredibilitas, dan kualitas keseluruhan dari publikasi. Model publikasi yang diterapkan jurnal dapat memengaruhi aksesibilitas dan distribusi hasil riset.
Untuk itu, peneliti harus memperhatikan proses peninjauan (peer review) yang menjadi tahap kritis dalam validasi keberlanjutan dan kualitas riset.
Para peneliti diingatkan utk mewaspadai jurnal predator yang banyak beredar.
"Jurnal-jurnal ini dapat dikenali dari beberapa ciri, seperti lokasi dan identitas tidak transparan, sering mengirimkan e-mail spam, publikasi dalam waktu singkat, nama tim editor disamarkan, dan penggunaan tata bahasa yang kurang," ujar Dr. Krisha.
Dalam kesempatan tersebut, Krisha memberikan contoh e-mail profesional yang ditujukan kepada para editor jurnal serta tata cara dan tahapan submission sesuai dengan guidelines.
Langkah terakhir adalah melakukan final check artikel ilmiah sebelum diunggah dengan memeriksa ulang keteraturan bahasa, akurasi informasi penulis, struktur manuskrip, serta memanfaatkan tools AI agar hasil penelitian lebih efisien.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024
Pembicara pada seminar tersebut adalah Innovation Officer Enago, Dr. Krishna Kumar Venkitachalam, yang menyampaikan tentang Introduction to Academic PublishingWriting, Submission, and Successful Publication.
"Ada beberapa komponen yang harus diperhatikan dalam suatu proses riset, yakni perencanaan dan strategi, sumber daya dan kolaborasi, penelitian yang terencana, ekstraksi nilai dan penempatannya dalam roadmap penelitian, serta promosi hasil penelitian," katanya dalam keterangannya, Jumat.
Pelaksanaan ajang ini dilakukan melalui Center for Independent Learning (CIL) berkolaborasi dengan Enago Academy, yakni lembaga layanan penulis untuk komunitas riset global yang berkantor di Tokyo, Seoul, Beijing, Shanghai, Istanbul, dan New York.
Sebagai salah satu aspek dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, penelitian-penelitian yang dikembangkan oleh UI seyogyanya bermanfaat dan terpublikasikan ke masyarakat.
Lewat ajang ini, diharapkan peneliti terpacu untuk mengampanyekan hasil risetnya, termasuk meningkatkan eksposur publikasi, memperluas pengaruh riset, mendapatkan lebih banyak sitasi, memperkuat reputasi ilmiah, serta memperluas jalinan kolaborasi riset.
Dalam hal memilih jurnal, peneliti perlu mengevaluasi dampak dan reputasi jurnal, jangkauan terhadap pembaca yang relevan, serta lama proses publikasi.
Pemilihan jurnal yang tepat menjadi langkah krusial untuk memastikan hasil riset diterbitkan dengan optimal dan meraih dampak yang memadai di kalangan komunitas ilmiah.
Indeksasi jurnal merupakan hal penting, guna memastikan bahwa karya peneliti diakui secara luas di komunitas ilmiah.
Peneliti juga perlu mempertimbangkan aspek kritis, seperti kesesuaian fokus dan cakupan jurnal yang dituju, sebelum mengirimkan manuskrip ke jurnal.
Dr. Krishna menekankan tentang aspek evaluasi terhadap kualitas proses editorial jurnal.
Proses editorial yang baik, ujarnya, dapat menjamin keakuratan, kredibilitas, dan kualitas keseluruhan dari publikasi. Model publikasi yang diterapkan jurnal dapat memengaruhi aksesibilitas dan distribusi hasil riset.
Untuk itu, peneliti harus memperhatikan proses peninjauan (peer review) yang menjadi tahap kritis dalam validasi keberlanjutan dan kualitas riset.
Para peneliti diingatkan utk mewaspadai jurnal predator yang banyak beredar.
"Jurnal-jurnal ini dapat dikenali dari beberapa ciri, seperti lokasi dan identitas tidak transparan, sering mengirimkan e-mail spam, publikasi dalam waktu singkat, nama tim editor disamarkan, dan penggunaan tata bahasa yang kurang," ujar Dr. Krisha.
Dalam kesempatan tersebut, Krisha memberikan contoh e-mail profesional yang ditujukan kepada para editor jurnal serta tata cara dan tahapan submission sesuai dengan guidelines.
Langkah terakhir adalah melakukan final check artikel ilmiah sebelum diunggah dengan memeriksa ulang keteraturan bahasa, akurasi informasi penulis, struktur manuskrip, serta memanfaatkan tools AI agar hasil penelitian lebih efisien.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024