Jakarta (Antara Megapolitan) - Perguruan tinggi khususnya pariwisata diminta kontribusinya dalam upaya pengembangan 10 destinasi prioritas di luar Bali yang kini sedang gencar dikembangkan Pemerintah.
    
Hal itu disampaikan Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan Kementerian Pariwisata H.M Ahman Sya dalam Rapat Koordinasi Nasional Perguruan Tinggi Pariwisata yang diselenggarakan Kementerian  Pariwisata bekerja sama dengan Himpunan Lembaga Pendidikan Tinggi Pariwisata (Hildiktipari) di Bandung, Senin.
    
"Semua perguruan tinggi pariwisata akan disertifikasi dengan standar ASEAN difasilitasi oleh Kementerian Pariwisata. Kontribusi pengembangan 10 Destinasi Prioritas dipimpin oleh UPT yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia," kata Ahman Sya.
    
Pada pertemuan itu, perguruan tinggi juga diharapkan berperan dalam mendukung program pengembangan pariwisata khususnya dalam hal pengembangan pariwisata melalui digitalisasi, homestay desa wisata, dan konektivitas.
    
Menteri Pariwisata Arief Yahya membuka rapat yang dihadiri oleh Wakil Gubernur Jawa Barat, H. Deddy Mizwar, Wakil ketua komisi X DPR-RI, Ferdiansyah, S.E, M.M., Dirjen Kelembagaan Kemenristekdikti, Dr. Ir. Patdono Suwignjo, M. Eng, S.c., Samuel Pangerapan, Dirjen Aplikasi Informatika Kominfo, Dr. Ir. Muh. Nurdin, M.T, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan dan Informasi KemenPDT, Prof. Wihana Jaya, M.Soc, S.C, Ph.D, Staf Khusus Menteri Perhubungan.
    
Rakornas Perguruan Tinggi Pariwisata yang mengambil tema "Peran Perguruan Tinggi dalam Mendukung Program Pembangunan Pariwisata melalui Digital Tourism, Homestay Desa Wisata, dan Connectivity" itu diikuti oleh 249 peserta dari 119 perwakilan perguruan tinggi, 15 Kepala Dinas Pariwisata, internal Kementerian Pariwisata, dan asosiasi pariwisata.
    
"Kami juga ingin mendorong partisipasi semua perguruan tinggi untuk mencapai target 15 juta kunjungan wisman," kata H.M Ahman Sya.
    
Menpar Arief Yahya menjelaskan pentingnya pelibatan perguruan tinggi untuk tiga program prioritas Kemenpar yakni go digital, membangun homestay, dan meningkatkan konektivitas.
    
"Kita harus go digital untuk sektor pariwisata, dan untuk membangun hotel kita perlu waktu lama maka homestay itu mempercepat untuk memperbesar kapasitas. Sedangkan konektivitas kita perlukan untuk memperlancar mobilitas wisatawan," kata Arief Yahya.
    
Pada kesempatan yang sama Direktur Jenderal Kelembagaan Kemenristekdikti Patdono Suwignjo menyampaikan pentingnya evaluasi mengenai dunia pendidikan dan kebutuhan industri.
    
"Pendidikan tinggi kita sekarang tidak seimbang, kita punya perguruan tinggi, tapi rasio pendidikan akademik dan vokasi itu kontras sehingga perguruan tinggi harus bertemu untuk memenuhi keperluan industri," katanya.
    
Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar menekankan komitmennya untuk mendukung pengembangan bidang pariwisata.
    
"Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat mendukung penuh target pencapaian di sektor pariwisata yang ditetapkan" kata Wagub Jawa Barat, H. Deddy Mizwar.
    
Sedangkan Wakil Ketua Komisi X DPR RI Ferdiansyah menyampaikan apresiasi atas kinerja sektor pariwisata sampai sejauh ini.
    
Ferdiansyah juga menekankan pentingnya komitmen pendukungan anggaran yang optimal bagi Kementerian Pariwisata.
    
Pada kesempatan itu juga diluncurkan sistem penerimaan mahasiswa baru terintegrasi antar sejumlah perguruan tinggi pariwisata di Indonesia secara online atau SBM-STAPP.
    
SBM-STAPP tahun kedua itu ditandai dengan penekanan tombol oleh Manpar Arief Yahya dan jajarannya menandakan web pendaftaran online dibuka untuk 6 UPT Kemenpar yakni STP NHI Bandung, STP Nusa Dua Bali, Poltekpar Makassar, Poltekpar Palembang, dan Poltekpar Lombok.
    
Peluncuran SBM STAPP juga ditandai siswa dan siswi LabSchool UPI yang melakukan pendaftaran dan SBM STAPP merupakan salah satu contoh implementasi nyata digital tourism. (Ant).

Pewarta: Hanni Sofia Soepardi

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017