Dosen Teknik Elektro Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung Arjon Turnip PhD bersama timnya, berhasil membuat alat holter monitor jantung yang diklaim canggih dan ekonomis.

Arjon dalam kanal berbagi video Unpad yang dipantau di Bandung Sabtu mengatakan, alat bernama Portable Smart Cardio Holter Recorder yang disebutnya memiliki banyak keunggulan ini, akan bermanfaat untuk pemeriksaan Elektrokardiogram (EKG) pasien jantung.

"Dengan alat ini kita hanya akan merekam jika ada dugaan gangguan, kalau normal-normal saja dia tidak akan direkam. Dengan demikian alat ini akan memudahkan kira-kira hari apa, jam berapa atau menit ke berapa gangguan itu terjadi," kata Arjon.

Lebih lanjut, Arjon menyampaikan apabila alat tersebut merekam adanya gangguan, maka informasinya akan terbaca langsung oleh operator yang bisa merupakan keluarga pasien, perawat atau dokter umum, sehingga diagnosa dini dapat diperoleh dalam waktu singkat.

Baca juga: Pakar Unpad menilai Indonesia butuhkan payung hukum khusus untuk energi terbarukan

Hasil alat ini sendiri, berupa angka dengan nantinya ada batasan angka untuk orang yang sehat atau gangguan jantung, sehingga siapa pun bisa membaca hasilnya tanpa harus menunggu dokter jantung.

Selain itu, kata Arjon, alat ini memiliki perbedaan dengan alat EKG yang ada di rumah sakit, di mana ukurannya yang kecil dan tidak memerlukan kabel sehingga mudah dibawa ke mana-mana (wireless).

"Ini wireless. Yang di rumah sakit itu datanya direkam di kertas, kalau ini direkam di Cloud  atau jaringan nir kabel, jadi bisa direproduksi, bisa dibaca ulang, bisa diprint ulang, dan seterusnya. Lalu ini alatnya kecil paling kalau dilihat itu sebesar 6x10 cm, ukuran lebar kotaknya dan tingginya itu paling sekitar 4x5 cm, jadi bisa dibawa ke mana-mana," kata Arjon.

Tidak hanya itu, Arjon juga mengatakan mayoritas alat kesehatan Indonesia masih mengandalkan impor sehingga harganya jauh lebih mahal, penggunaannya tidak maksimal, dan perawatannya cenderung sulit. Maka dari itu, ia berinovasi menciptakan alat ini sebagai produk canggih buatan dalam negeri agar dapat dimiliki secara personal.

"Kalau untuk produksi kurang dari Rp4 juta harganya, udah termasuk sampai jadi, diharapkan sih bisa dimiliki personal juga karena sekarang banyak orang ternama yang kita lihat itu olahraga, habis olahraga tiba-tiba meninggal. Tentu penyakit itu tidak mungkin tiba-tiba ada, itu pasti sudah ada, tapi tidak disadari. Nah ini perlunya deteksi dini itu," katanya.

Baca juga: Pemkab Sukabumi gandeng Unpad kembangkan sektor pertanian

Banyaknya orang yang tiba-tiba meninggal kemudian divonis serangan jantung itu, kata Arjon, adalah latar belakang penciptaan alat ini, sementara itu di sisi lain, dokter spesialis jantung biasanya hanya terdapat di perkotaan.

"Nah bagaimana supaya masyarakat, termasuk yang ada di perdesaan itu bisa menikmati kesempatan untuk memeriksakan kesehatannya, sehingga yang meninggal tiba-tiba di desa itu tidak disebut lagi kena santet, akhirnya kita mencoba bikin alat mendeteksi supaya alat itu bisa dipakai 24 jam," kata Arjon.

 

Pewarta: Ricky Prayoga

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023