Dosen Departemen Biologi Institut Pertanian Bogor (IPB) Unoversity Profesor Nampiah memaparkan bahwa cendawan alias jamur mikoriza arbuskula (MA) sangat penting untuk proses reklamasi lahan pasca-tambang  maupun pertanian. 

"Reklamasi lahan pasca-tambang disyaratkan menggunakan tanaman lokal. Pertumbuhan tanaman lokal bergantung pada komunitas MA lokal, sehingga manajemen MA lokal sebelum dan setelah penambangan perlu dilakukan," kata Profesor Nampiah saat pra-orasi ilmiah melalui zoom yang diikuti di Kota Bogor, Kamis. 

 Nampiah menjelaskan MA tidak dapat tumbuh pada media buatan seperti PDA (Potato Dextrose Agar), dan hanya tumbuh pada akar yang hidup. 

MA memiliki inang lebih luas dan berbeda dari ektomikoriza, yaitu di antaranya ialah Fagaceae, Pabaceae, Leguminoceae, dan Euphorbiaceae. Selain dengan tumbuhan kehutanan, MA bersimbiosis dengan tanaman pertanian dan perkebunan. 

Ia menyampaikan, hasil penelitian menunjukkan bahwa MA yang bersimbiosis dengan tumbuhan di Indonesia beragam. Satu spesies tumbuhan hutan bersimbiosis dengan 4-9 spesies cendawan. 

"MA berperan penting dalam keberhasilan program reklamasi lahan terdegradasi seperti lahan pascatambang melalui peningkatan pertumbuhan dan kelangsungan hidup tanaman," jelasnya. 

Nampiah menjelaskan, proses penambangan yang berpengaruh terhadap cendawan MA di antaranya ialah clearing topsoil, pengangkutan topsoil, penyimpanan topsoil sampai pengembaliannya ke lahan pascatambang pada saat reklamasi. 

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keanekaragaman MA pada bibit tanaman meningkat dengan menggunakan topsoil yang tidak terganggu dari hutan alam sebagai sumber inokulum yaitu sebesar 50 persen, walaupun populasi setiap spesiesnya masih rendah sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkan populasinya. 

Sementara, kata dia, dalam bidang pertanian, MA berperan signifikan dalam peningkatan produktivitas padi baik yang ditanam dalam sistem monokultur maupun tumpang sari dengan bawang. 

MA meningkatkan bobot kering malai, presentase gabah isi, indeks panen dan penurunan persentase gabah hampa pada tanaman padi.



 

Pewarta: Linna Susanti

Editor : Budi Setiawanto


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023