Wakil Rakyat di DPRD Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, mengangkat kebutuhan pembangunan dua terminal baru di Kabupaten Bekasi dalam melayani mobilitas warga untuk menggunakan transportasi umum yang lebih menjangkau seluruh wilayah Bekasi.
Wakil Ketua Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bekasi Cecep Noor di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Selasa, menilai setidaknya dibutuhkan dua terminal baru yakni di Cibarusah dan Lemahabang.
Pembangunan dua terminal ini dinilai perlu karena tingginya mobilitas penduduk di dua wilayah tersebut. Keberadaan terminal ini pun diharapkan mampu meningkatkan penggunaan transportasi umum oleh masyarakat.
"Saya menginginkan Dinas Perhubungan ini segera membuat terminal di Cibarusah dan Lemahabang. Dua titik ini kesibukannya semakin tinggi, aktivitas mobilitas masyarakat harus dilayani dengan transportasi publik dengan berdirinya dua terminal ini," katanya.
Cecep mengatakan Cibarusah dan Lemahabang ini sebenarnya telah tersambung dengan trayek angkutan umum. Hanya saja, karena ketiadaan terminal, operasional angkutan di masing-masing titik akhir pun menjadi tidak tertata.
Alhasil angkutan hanya bisa menurunkan penumpang di bahu jalan hingga mengganggu lalu lintas. "Untuk itu keberadaan terminal diperlukan masyarakat di dua titik ini," katanya.
Sejumlah warga Bekasi pun memandang bahwa Bekasi perlu memiliki terminal baru sebagai tempat layanan publik dalam pemanfaatan transportasi umum.
"Yang saya tahu terminal ya cuma di Kalijaya aja, itu terminal bus. Kalau yang buat angkot agak susah, jadi kadang sedapatnya saja di jalan," kata salah seorang warga asal Tambun Andri (35) di Tambun, Kabupaten Bekasi, Selasa.
Andri mengaku kendati banyak angkutan dengan sistem aplikasi, dirinya masih setia menggunakan angkot untuk berangkat kerja. Namun dia kerap kesulitan mendapat angkot karena tidak ada titik keberangkatan yang pasti.
"Seharusnya memang ada terminal jadi keberangkatan jelas di mana. Ini mah biasanya ya ngetem di jalan. Mau tidak mau naik saja karena tidak ada terminal," ucapnya.
Hal serupa dikeluhkan warga Cikarang Yanyan (34). Menurut dia Kabupaten Bekasi seharusnya membangun sejumlah terminal baru. Soalnya, kian hari alur angkot tidak beraturan. Terlebih, angkot kerap menimbulkan kemacetan lantaran menunggu penumpang di badan jalan.
"Coba cek saja di Lemahabang, itu kan trayeknya cuma sampai situ. Karena tidak ada terminal, jadi pada berhenti di depan Bapelkes. Bahaya juga karena itu dekat perlintasan kereta, kalau macet pas kereta mau lewat bagaimana. Jadi di Lemahabang khususnya, memang perlu terminal," ucap dia.
Kabupaten Bekasi hanya memiliki satu terminal yakni di Kalijaya. Terminal ini pun terbilang mumpuni setelah dialih kelola oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Sedangkan sisanya, Kabupaten Bekasi tidak memiliki terminal yang layak.
Bahkan pada beberapa trayek yang melintasi wilayah perkotaan, tidak ada terminal sebagai titik awal maupun akhir. Alhasil, banyak angkot yang nongkrong di badan jalan sembari menunggu penumpang.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023
Wakil Ketua Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bekasi Cecep Noor di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Selasa, menilai setidaknya dibutuhkan dua terminal baru yakni di Cibarusah dan Lemahabang.
Pembangunan dua terminal ini dinilai perlu karena tingginya mobilitas penduduk di dua wilayah tersebut. Keberadaan terminal ini pun diharapkan mampu meningkatkan penggunaan transportasi umum oleh masyarakat.
"Saya menginginkan Dinas Perhubungan ini segera membuat terminal di Cibarusah dan Lemahabang. Dua titik ini kesibukannya semakin tinggi, aktivitas mobilitas masyarakat harus dilayani dengan transportasi publik dengan berdirinya dua terminal ini," katanya.
Cecep mengatakan Cibarusah dan Lemahabang ini sebenarnya telah tersambung dengan trayek angkutan umum. Hanya saja, karena ketiadaan terminal, operasional angkutan di masing-masing titik akhir pun menjadi tidak tertata.
Alhasil angkutan hanya bisa menurunkan penumpang di bahu jalan hingga mengganggu lalu lintas. "Untuk itu keberadaan terminal diperlukan masyarakat di dua titik ini," katanya.
Sejumlah warga Bekasi pun memandang bahwa Bekasi perlu memiliki terminal baru sebagai tempat layanan publik dalam pemanfaatan transportasi umum.
"Yang saya tahu terminal ya cuma di Kalijaya aja, itu terminal bus. Kalau yang buat angkot agak susah, jadi kadang sedapatnya saja di jalan," kata salah seorang warga asal Tambun Andri (35) di Tambun, Kabupaten Bekasi, Selasa.
Andri mengaku kendati banyak angkutan dengan sistem aplikasi, dirinya masih setia menggunakan angkot untuk berangkat kerja. Namun dia kerap kesulitan mendapat angkot karena tidak ada titik keberangkatan yang pasti.
"Seharusnya memang ada terminal jadi keberangkatan jelas di mana. Ini mah biasanya ya ngetem di jalan. Mau tidak mau naik saja karena tidak ada terminal," ucapnya.
Hal serupa dikeluhkan warga Cikarang Yanyan (34). Menurut dia Kabupaten Bekasi seharusnya membangun sejumlah terminal baru. Soalnya, kian hari alur angkot tidak beraturan. Terlebih, angkot kerap menimbulkan kemacetan lantaran menunggu penumpang di badan jalan.
"Coba cek saja di Lemahabang, itu kan trayeknya cuma sampai situ. Karena tidak ada terminal, jadi pada berhenti di depan Bapelkes. Bahaya juga karena itu dekat perlintasan kereta, kalau macet pas kereta mau lewat bagaimana. Jadi di Lemahabang khususnya, memang perlu terminal," ucap dia.
Kabupaten Bekasi hanya memiliki satu terminal yakni di Kalijaya. Terminal ini pun terbilang mumpuni setelah dialih kelola oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Sedangkan sisanya, Kabupaten Bekasi tidak memiliki terminal yang layak.
Bahkan pada beberapa trayek yang melintasi wilayah perkotaan, tidak ada terminal sebagai titik awal maupun akhir. Alhasil, banyak angkot yang nongkrong di badan jalan sembari menunggu penumpang.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023