Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Karawang, Jawa Barat, optimistis target produksi padi pada tahun ini tercapai di tengah musim kemarau panjang sebagai dampak dari El Nino.
"Sejumlah langkah antisipasi dampak El Nino sedang dan terus dilakukan. Jadi, kami optimistis target produksi padi tahun ini bisa tercapai," kata Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Karawang Nani Dwiastuti di Karawang, Jabar, Selasa.
Ia menyampaikan produksi padi di Karawang pada periode Januari hingga Juni 2023 sudah mencapai 632.843,08 ton gabah kering panen.
Baca juga: Wamentan dorong Karawang terus menjaga produksi dan produktivitas pertanian
Dengan target produksi pada 2023 di Karawang sebesar 1,35 juta ton gabah kering panen, maka realisasinya sudah mencapai sekitar 50 persen.
"Masih ada periode Juli hingga Desember dan masih ada panen di bulan-bulan itu. Jadi, kami optimistis target produksi padi dapat tercapai," katanya.
Sementara itu, dalam mengantisipasi dampak El Nino, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Karawang melakukan sejumlah langkah.
Di antaranya, melakukan perluasan areal tanam baru, gerakan percepatan masa tanam, peningkatan indeks pertanaman, mekanisasi, serta optimalisasi pompa dan embung.
Baca juga: Mentan puas atas produksi padi saat panen di wilayah Karawang
Upaya antisipasi lain yang dilakukan ialah menggunakan varietas padi unggul yang tahan terhadap kondisi kering.
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Karawang tengah menunggu bantuan dari pemerintah pusat terkait dengan varietas padi unggul yang akan ditanam di atas lahan sekitar 1.000 hektare di wilayah Karawang.
"Kami berharap agar El Nino tidak terlalu berdampak terhadap sektor pertanian, sehingga produktivitas padi tetap terjaga hingga akhir tahun nanti," katanya.
Baca juga: Bupati Karawang sebut produksi padi melimpah dan surplus capai 1,3 juta ton/tahun
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak fenomena iklim El Nino yang akan memicu cuaca panas ekstrem di Indonesia terjadi Agustus-Oktober 2023 dan akan berlanjut hingga awal 2024.
Wilayah Jawa Barat merupakan salah satu daerah yang akan terdampak cukup parah akibat adanya El Nino.
Fenomena El Nino diprediksi akan sampai Desember 2023 dengan puncaknya terjadi pada Agustus-September 2023.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023
"Sejumlah langkah antisipasi dampak El Nino sedang dan terus dilakukan. Jadi, kami optimistis target produksi padi tahun ini bisa tercapai," kata Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Karawang Nani Dwiastuti di Karawang, Jabar, Selasa.
Ia menyampaikan produksi padi di Karawang pada periode Januari hingga Juni 2023 sudah mencapai 632.843,08 ton gabah kering panen.
Baca juga: Wamentan dorong Karawang terus menjaga produksi dan produktivitas pertanian
Dengan target produksi pada 2023 di Karawang sebesar 1,35 juta ton gabah kering panen, maka realisasinya sudah mencapai sekitar 50 persen.
"Masih ada periode Juli hingga Desember dan masih ada panen di bulan-bulan itu. Jadi, kami optimistis target produksi padi dapat tercapai," katanya.
Sementara itu, dalam mengantisipasi dampak El Nino, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Karawang melakukan sejumlah langkah.
Di antaranya, melakukan perluasan areal tanam baru, gerakan percepatan masa tanam, peningkatan indeks pertanaman, mekanisasi, serta optimalisasi pompa dan embung.
Baca juga: Mentan puas atas produksi padi saat panen di wilayah Karawang
Upaya antisipasi lain yang dilakukan ialah menggunakan varietas padi unggul yang tahan terhadap kondisi kering.
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Karawang tengah menunggu bantuan dari pemerintah pusat terkait dengan varietas padi unggul yang akan ditanam di atas lahan sekitar 1.000 hektare di wilayah Karawang.
"Kami berharap agar El Nino tidak terlalu berdampak terhadap sektor pertanian, sehingga produktivitas padi tetap terjaga hingga akhir tahun nanti," katanya.
Baca juga: Bupati Karawang sebut produksi padi melimpah dan surplus capai 1,3 juta ton/tahun
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak fenomena iklim El Nino yang akan memicu cuaca panas ekstrem di Indonesia terjadi Agustus-Oktober 2023 dan akan berlanjut hingga awal 2024.
Wilayah Jawa Barat merupakan salah satu daerah yang akan terdampak cukup parah akibat adanya El Nino.
Fenomena El Nino diprediksi akan sampai Desember 2023 dengan puncaknya terjadi pada Agustus-September 2023.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023