Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Bogor, Jawa Barat, berupaya menangani 18 desa di daerah itu yang kondisinya masih lemah sinyal internet atau "blank spot".
"Jadi ketika daerah itu lemah sinyal, bukan berarti harus ada menara di daerah tersebut, tapi bisa saja cukup dengan digeser sekian derajat saja antenanya. Dan itu cukup untuk mengurangi atau menjadi solusi untuk masalah lemah sinyal," kata Kepala Diskominfo Kabupaten Bogor Bayu Ramawanto di Cibinong, Senin.
Pada awal tahun 2022 Pemerintah Kabupaten Bogor mencatat 35 desa sebagai wilayah dengan lemah sinyal, sedangkan saat ini tersisa 18 desa.
Bayu optimistis jumlah wilayah lemah sinyal akan terus berkurang.
Baca juga: Tersisa 18 desa di Bogor masih "blank spot"
Ia menyebutkan berkurangnya wilayah lemah sinyal tersebut hasil dari upaya Pemkab Bogor yang intensif berkoordinasi dengan Asosiasi Pengembang Infrastruktur Menara Telekomunikasi (Aspimtel).
Pemerintah Kabupaten Bogor juga berupaya menghilangkan kesenjangan transformasi digital antara masyarakat di wilayah perkotaan dan desa, caranya dengan memenuhi ketersediaan teknologi informasi dan komunikasi.
Bayu menyebutkan upaya itu untuk menjadikan Kabupaten Bogor cakap digital, meski secara geografis wilayahnya terdiri atas pegunungan yang cenderung sulit mendapatkan jaringan internet.
Baca juga: Kabupaten Bogor pasang wifi gratis di 240 area publik 'blank spot'
Salah satu langkah yang telah dilakukan yakni pemasangan internet menggunakan fiber optik di seluruh kecamatan serta program wifi gratis di 240 titik ruang publik, terutama wilayah lemah sinyal.
"Kini terdapat 264 titik wifi gratis tersebar di berbagai kecamatan. Kabupaten Bogor memiliki 1.615 menara telekomunikasi dengan coverage (jangkauan) arena telekomunikasi mencapai 91,26 persen," ujarnya.
Ia menyebutkan dari 416 desa di Kabupaten Bogor, 326 di antaranya telah memiliki website desa sebagai sarana sosialisasi informasi desa dan 186 desa memiliki Kelompok Informasi Masyarakat (KIM).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023
"Jadi ketika daerah itu lemah sinyal, bukan berarti harus ada menara di daerah tersebut, tapi bisa saja cukup dengan digeser sekian derajat saja antenanya. Dan itu cukup untuk mengurangi atau menjadi solusi untuk masalah lemah sinyal," kata Kepala Diskominfo Kabupaten Bogor Bayu Ramawanto di Cibinong, Senin.
Pada awal tahun 2022 Pemerintah Kabupaten Bogor mencatat 35 desa sebagai wilayah dengan lemah sinyal, sedangkan saat ini tersisa 18 desa.
Bayu optimistis jumlah wilayah lemah sinyal akan terus berkurang.
Baca juga: Tersisa 18 desa di Bogor masih "blank spot"
Ia menyebutkan berkurangnya wilayah lemah sinyal tersebut hasil dari upaya Pemkab Bogor yang intensif berkoordinasi dengan Asosiasi Pengembang Infrastruktur Menara Telekomunikasi (Aspimtel).
Pemerintah Kabupaten Bogor juga berupaya menghilangkan kesenjangan transformasi digital antara masyarakat di wilayah perkotaan dan desa, caranya dengan memenuhi ketersediaan teknologi informasi dan komunikasi.
Bayu menyebutkan upaya itu untuk menjadikan Kabupaten Bogor cakap digital, meski secara geografis wilayahnya terdiri atas pegunungan yang cenderung sulit mendapatkan jaringan internet.
Baca juga: Kabupaten Bogor pasang wifi gratis di 240 area publik 'blank spot'
Salah satu langkah yang telah dilakukan yakni pemasangan internet menggunakan fiber optik di seluruh kecamatan serta program wifi gratis di 240 titik ruang publik, terutama wilayah lemah sinyal.
"Kini terdapat 264 titik wifi gratis tersebar di berbagai kecamatan. Kabupaten Bogor memiliki 1.615 menara telekomunikasi dengan coverage (jangkauan) arena telekomunikasi mencapai 91,26 persen," ujarnya.
Ia menyebutkan dari 416 desa di Kabupaten Bogor, 326 di antaranya telah memiliki website desa sebagai sarana sosialisasi informasi desa dan 186 desa memiliki Kelompok Informasi Masyarakat (KIM).
Editor : Naryo
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023