Sukabumi (Antara Megapolitan) - Sekitar 50 bangunan di wilayah selatan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat rusak ringan hingga hancur akibat diterjang banjir rob tepatnya mulai dari Kecamatan Palabuhanratu hingga Cisolok.

"Dari pendataan yang kami lakukan, ada sekitar 30 bangunan semipermanen seperti warung yang hancur akibat bencana itu, sisanya rusak ringan hingga berat bahkan nyaris rubuh," kata Seketaris Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) Kabupaten Sukabumi, Yanyan Nuryanto kepada Antara di Sukabumi, Kamis.

Menurutnya, musibah banjir rob ini merupakan bencana tahunan yang dikarenakan proses alam seperti pasang air laut. Namun, jika dibandingkan dengan bencana serupa sebelum Idul Fitri 1437 Hijriah/2016 dan tahun lalu, banjir rob kali ini lebih parah.

Walaupun tidak ada korban jiwa pada peristiwa ini, tapi pihaknya mengkhawatirkan timbulnya korban jiwa, karena bencana tersebut terjadi pada subuh atau pagi dan menjelang malam di saat warga tengah istirahat.

Maka dari itu, pihaknya meminta kepada pemerintah daerah setempat khususnya Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Dinas Sosial Kabupaten Sukabumi untuk meninjau langsung bencana tersebut.

Bahkan, tidak hanya merusak bangunan yang didirikan warga di sepanjang pesisir pantai selatan saja, banjir rob ini juga merusak fasilitan umum seperti Jogging Track hingga beton Istana Presiden di Palabuhanratu. Selain itu, tower dan bangunan pemantau milik Balawista yang digunakan untuk memantau kondisi laut dan wisatawan terancam rubuh akibat terjangan air laut tersebut.

"Diperkirakan jika dalam tiga sampai empat hari ke depan banjir rob ini terus terjadi maka akan lebih banyak bangunan yang rusak, bahkan tidak menutup kemungkinan menara pengawas Balawista juga akan rubuh," tambahnya.

Di sisi lain. Yanyan mengatakan banyaknya bangunan semipermanen rusak ini, karena kebiasaan masyarakat yang mendirikan bangunan tanpa izin di sepanjang garis pantai seperti dijadikan untuk warung.

Padahal kejadian seperti ini terjadi hampir setiap tahun, namun warga tidak kapok untuk kembali mendiri bangunan walaupun sudah beberapa kali rusak hingga ambruk diterjang banjir rob.

"Untuk itu, kami terus bersiaga antisipasi adanya warga yang menjadi korban jiwa dan mengimbau agar tidak mendirikan bangunan di garis pantai selain bisa terancam terkena bencana tersebut, juga merusak pemandangan alam," katanya.

Sementara, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sukabumi, Usman Susilo mengatakan musibah tersebut merupakan bencana tahunan. Adapun bangunan yang rusak, mayoritas bangunan semipermanen yang didirikan oleh warga yang sebenarnya tanpa izin.

"Kami sudah menugaskan anggota untuk mendata kerusakan dan juga mengimbau agar tidak mendirikan bangunan di sepanjang garis pantai," katanya.

Pewarta: Aditya A Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016