SMK Wikrama di Kota Bogor, sebagai pusat pendidikan vokasi unggulan, sebelum ditetapkan oleh Kemendikbudristek sebagai salah satu yang menjalankan program SMK Pusat Keunggulan (PK), telah menyiapkan lulusannya secara berkualitas dari berbagai aspek melalui melalui "Teaching Factory" (Tefa) .
"Tidak saja dari 'hard skill' namun juga dari sisi 'soft skill'," kata Kepala SMK Wikrama, Iin Mulyani, S.Si di Bogor, Jawa Barat, Jumat.
Pada Kamis (26/1) 2023, SMK Wikrawa dikunjungi wartawan nasional dalam rangkaian kegiatan "Unite for Education" yang digagas bersama antara Bank Permata, Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI), Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek.
Menurut Iin, hal ini terlihat dari capain SMK Wikrama Bogor dalam bidang Kesehatan sebagai sekolah yang mendapatkan penghargaan bintang satu keamanan pangan untuk pelaksanaan kantin sehat sekolah dari badan POM dan Dinas Kesehatan Kota Bogor dan sebagai sekolah peraih award di bidang nutrisi yang dikeluarkan oleh SEAMEO RECFON melalui program "Nutrition Goes to School".
Baca juga: SMK Wikrama Kota Bogor pamerkan inovasi TI dan kuliner Explore SMK Jabar Juara 2022
Kepada para wartawan dan delegasi lainnya, Iin memaparkan bahwa SMK Wikrama Bogor merupakan sekolah Adiwiyata Mandiri tingkat nasional sejak tahun 2012 yang berkomitmen sampai sekarang untuk menjalankan berbagai program di bidang lingkungan.
"Sehingga budaya bersih dan budaya hemat menjadi salah satu nilai dari budaya sekolah," katanya.
SMK Wikrama meyakini bahwa budaya sekolah dapat terbentuk karena adanya penerapan pendidikan karakter bagi seluruh warga sekolah.
Pendidikan karakter, kata dia, adalah pondasi utama untuk menghasilkan lulusan yang dapat bekerja, melanjutkan ke perguruan tinggi dan berwirausaha.
Ia juga menjelaskan tentang program kewirausahaan, di mana SMK Wikrama Bogor telah melaksanakan berbagai kegiatan kewirausahaan seperti bekerja sama dengan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kota Bogor, perguruan tinggi, UMKM, dan aktif mengikuti berbagai event, yang salah satunya adalah kegiatan Permata Youth Preneur (PYP) yang diselenggarakan Permata Hati.
Setelah berdasarkan Keputusan Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek Nomor 22/D/O/2021 yang ditandatangani Dirjen Wikan Sakarinto pada 20 April 2021 di Jakarta, serta dilanjutkan di tahun 2022 melalui Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi no 29/D/O/2022 tentang penetapan SMK pelaksana program SMK Pusat Keunggulan, katanya, SMK Wikrama ditetapkan dan menjalankan program SMK PK pada 2021 serta SMK PK Pemadanan Dukungan pada 2022, yang merasakan manfaat dari konsep "8+i Link and Match" yang diluncurkan oleh pemerintah.
Merujuk pada paparan Menteri Pendidikan Ristek Dikti tentang konsep 8+i Link and Match, secara rinci meliputi kegiatan :
Baca juga: Pendiri SMK Wikrama Kota Bogor raih penghargaan dari Alisa-ICMI
Pertama, kurikulum disusun bersama sejalan dengan penguatan aspek softskills, hardskills dan karakter kebekerjaan sesuai kebutuhan dunia kerja.
Kedua, pembelajaran diupayakan berbasis proyek riil dari dunia kerja (PBL) untuk memastikan hardskills, softskills dan karakter yang kuat.
Ketiga, peningkatan jumlah dan peran guru/instruktur dari industri maupun pakar dari dunia kerja, di mana Mendikbudristek meminta untuk menningkatkan secara signifikan sampai minimal mencapai 50 jam/semester/program keahlian.
Keempat, praktik kerja lapangan/industri minimal satu semester.
Kelima, bagi lulusan dan bagi guru/instruktur sertifikasi kompetensi harus sesuai dengan standar dan kebutuhan dunia kerja.
Keenam, bagi guru/instruktur perlu ditekankan untuk memperbarui teknologi melalui pelatihan
secara rutin.
Ketujuh, diadakan riset terapan yang mendukung Teaching Factory berdasarkan kasus atau kebutuhan.
Kedelapan, komitmen serapan lulusan oleh dunia kerja.
Baca juga: SMK Wikrama Bogor ditetapkan jadi sekolah pusat keunggulan Kemendikbudristek
Sedangkan huruf "i" adalah berbagai kemungkinan kerja sama yang dapat dilakukan dengan dunia kerja.
Di antaranya beasiswa dan/atau ikatan dinas, donasi dalam bentuk peralatan laboratorium dan lainnya.
Dalam kaitan itu SMK Wikrama Bogor telah melakukan pelatihan bagi para guru, pemagangan guru kejuruan dan pelibatan industri dalam sinkronisasi kurikulum, "Project Based Learning", pelaksanaan praktik kerja lapangan (PKL), penyediaan guru tamu serta berkomitmen untuk menyerap lulusan dari SMK Wikrama Bogor.
Ia menjelaskan Tefa adalah sebagai upaya peningkatan kualitas lulusan.
Lalu, Tefa juga adalah salah satu model pembelajaran yang dilaksanakan oleh SMK Wikrama Bogor sebagai upaya atas menjawab kesenjangan antara kebutuhan industri dengan pelaksanaan pembelajaran di sekolah.
Dalam pelaksanaanya Tefa menghasilkan "output" dan "outcame" yang dikategorikan ke dalam 3 value, yaitu :
1. Education value:
a. Peserta didik mendapatkan pembelajaran riil sesuai dengan yang dilakukan pada DUDI
b. Peserta didik terbiasa melakukan pekerjaan sesuai standar industri
c. kegiatan yang dilaksanakan di TEFA sebagai salah satu cara menyiapkan siswa untuk masuk
kepada program PKL yang juga selaras dengan pekerjaan yang dilakukan pada program tsb.
2. Economic value:
Produk Teaching Factory yang memiliki nilai jual atau sesuai kebutuhan pasar menjadi peluang bagi warga sekolah sebagai salah satu sumber generate income.
3. Social Value
Melalui kegiatan Teaching Factory, peserta didik mendapatkan pengalaman belajar untuk mengembangkan usaha secara mandiri (berwirausaha) sesuai dengan program keahliannya masing-masing, kata Iin Mulyani.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023
"Tidak saja dari 'hard skill' namun juga dari sisi 'soft skill'," kata Kepala SMK Wikrama, Iin Mulyani, S.Si di Bogor, Jawa Barat, Jumat.
Pada Kamis (26/1) 2023, SMK Wikrawa dikunjungi wartawan nasional dalam rangkaian kegiatan "Unite for Education" yang digagas bersama antara Bank Permata, Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI), Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek.
Menurut Iin, hal ini terlihat dari capain SMK Wikrama Bogor dalam bidang Kesehatan sebagai sekolah yang mendapatkan penghargaan bintang satu keamanan pangan untuk pelaksanaan kantin sehat sekolah dari badan POM dan Dinas Kesehatan Kota Bogor dan sebagai sekolah peraih award di bidang nutrisi yang dikeluarkan oleh SEAMEO RECFON melalui program "Nutrition Goes to School".
Baca juga: SMK Wikrama Kota Bogor pamerkan inovasi TI dan kuliner Explore SMK Jabar Juara 2022
Kepada para wartawan dan delegasi lainnya, Iin memaparkan bahwa SMK Wikrama Bogor merupakan sekolah Adiwiyata Mandiri tingkat nasional sejak tahun 2012 yang berkomitmen sampai sekarang untuk menjalankan berbagai program di bidang lingkungan.
"Sehingga budaya bersih dan budaya hemat menjadi salah satu nilai dari budaya sekolah," katanya.
SMK Wikrama meyakini bahwa budaya sekolah dapat terbentuk karena adanya penerapan pendidikan karakter bagi seluruh warga sekolah.
Pendidikan karakter, kata dia, adalah pondasi utama untuk menghasilkan lulusan yang dapat bekerja, melanjutkan ke perguruan tinggi dan berwirausaha.
Ia juga menjelaskan tentang program kewirausahaan, di mana SMK Wikrama Bogor telah melaksanakan berbagai kegiatan kewirausahaan seperti bekerja sama dengan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kota Bogor, perguruan tinggi, UMKM, dan aktif mengikuti berbagai event, yang salah satunya adalah kegiatan Permata Youth Preneur (PYP) yang diselenggarakan Permata Hati.
Setelah berdasarkan Keputusan Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek Nomor 22/D/O/2021 yang ditandatangani Dirjen Wikan Sakarinto pada 20 April 2021 di Jakarta, serta dilanjutkan di tahun 2022 melalui Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi no 29/D/O/2022 tentang penetapan SMK pelaksana program SMK Pusat Keunggulan, katanya, SMK Wikrama ditetapkan dan menjalankan program SMK PK pada 2021 serta SMK PK Pemadanan Dukungan pada 2022, yang merasakan manfaat dari konsep "8+i Link and Match" yang diluncurkan oleh pemerintah.
Merujuk pada paparan Menteri Pendidikan Ristek Dikti tentang konsep 8+i Link and Match, secara rinci meliputi kegiatan :
Baca juga: Pendiri SMK Wikrama Kota Bogor raih penghargaan dari Alisa-ICMI
Pertama, kurikulum disusun bersama sejalan dengan penguatan aspek softskills, hardskills dan karakter kebekerjaan sesuai kebutuhan dunia kerja.
Kedua, pembelajaran diupayakan berbasis proyek riil dari dunia kerja (PBL) untuk memastikan hardskills, softskills dan karakter yang kuat.
Ketiga, peningkatan jumlah dan peran guru/instruktur dari industri maupun pakar dari dunia kerja, di mana Mendikbudristek meminta untuk menningkatkan secara signifikan sampai minimal mencapai 50 jam/semester/program keahlian.
Keempat, praktik kerja lapangan/industri minimal satu semester.
Kelima, bagi lulusan dan bagi guru/instruktur sertifikasi kompetensi harus sesuai dengan standar dan kebutuhan dunia kerja.
Keenam, bagi guru/instruktur perlu ditekankan untuk memperbarui teknologi melalui pelatihan
secara rutin.
Ketujuh, diadakan riset terapan yang mendukung Teaching Factory berdasarkan kasus atau kebutuhan.
Kedelapan, komitmen serapan lulusan oleh dunia kerja.
Baca juga: SMK Wikrama Bogor ditetapkan jadi sekolah pusat keunggulan Kemendikbudristek
Sedangkan huruf "i" adalah berbagai kemungkinan kerja sama yang dapat dilakukan dengan dunia kerja.
Di antaranya beasiswa dan/atau ikatan dinas, donasi dalam bentuk peralatan laboratorium dan lainnya.
Dalam kaitan itu SMK Wikrama Bogor telah melakukan pelatihan bagi para guru, pemagangan guru kejuruan dan pelibatan industri dalam sinkronisasi kurikulum, "Project Based Learning", pelaksanaan praktik kerja lapangan (PKL), penyediaan guru tamu serta berkomitmen untuk menyerap lulusan dari SMK Wikrama Bogor.
Ia menjelaskan Tefa adalah sebagai upaya peningkatan kualitas lulusan.
Lalu, Tefa juga adalah salah satu model pembelajaran yang dilaksanakan oleh SMK Wikrama Bogor sebagai upaya atas menjawab kesenjangan antara kebutuhan industri dengan pelaksanaan pembelajaran di sekolah.
Dalam pelaksanaanya Tefa menghasilkan "output" dan "outcame" yang dikategorikan ke dalam 3 value, yaitu :
1. Education value:
a. Peserta didik mendapatkan pembelajaran riil sesuai dengan yang dilakukan pada DUDI
b. Peserta didik terbiasa melakukan pekerjaan sesuai standar industri
c. kegiatan yang dilaksanakan di TEFA sebagai salah satu cara menyiapkan siswa untuk masuk
kepada program PKL yang juga selaras dengan pekerjaan yang dilakukan pada program tsb.
2. Economic value:
Produk Teaching Factory yang memiliki nilai jual atau sesuai kebutuhan pasar menjadi peluang bagi warga sekolah sebagai salah satu sumber generate income.
3. Social Value
Melalui kegiatan Teaching Factory, peserta didik mendapatkan pengalaman belajar untuk mengembangkan usaha secara mandiri (berwirausaha) sesuai dengan program keahliannya masing-masing, kata Iin Mulyani.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023