Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meminta Gubernur Sulawesi Tenggara dan beberapa bupati seperti Bupati Konawe Selatan menyiapkan 1.000 hektare lahan pertanian per kabupaten.
"Ada tugas Pak Bupati Konawe Selatan, Pak Gubernur (Sultra), untuk siapkan saya 1.000 hektare tiap kabupaten yang ada tadi," kata Mentan saat kunjungan kerja di Desa Cialam Jaya, Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Sabtu.
Penyediaan 1.000 hektare lahan itu untuk meningkatkan produksi hasil pengolahan pertanian.
Menurutnya, jika dikalkulasikan satu hektare menghasilkan Rp30 juta hasil pertanian, maka dengan 1.000 hektare lahan bisa meningkatkan pendapatan masyarakat sebesar Rp30 miliar dalam tiga bulan.
Selain itu, dengan lahan tersebut, masyarakat bisa meningkatkan hasil produksi berbagai komoditas pangan lokal hingga setara dengan petani di daerah Jawa.
"Kenapa ada orang Jawa bisa, orang di sini (Kabupaten Konawe Selatan) tidak, apalagi ada keturunan orang Jawa di sini," ujar Mentan.
Baca juga: Mentan sampaikan empat pertimbangan terbitnya aturan tentang pupuk bersubsidi
Ia meminta penyediaan lahan harus berkoordinasi dengan instansi terkait termasuk bank untuk membantu masyarakat dalam pengolahan hingga menjual hasil panen.
Syahrul juga memberikan tenggat waktu konsep penyediaan 1.000 hektare lahan untuk pertanian sampai 30 Agustus 2022.
"Yang penting jangan mundur. Jadi, Pak Gubernur saya tunggu ini kita selesaikan sebelum tanggal 30 Agustus," kata Mentan.
Ia meminta Kepala Dinas Pertanian melalui persetujuan gubernur dan bupati selanjutnya berkonsultasi ke kementerian untuk bantuan penyediaan komoditas pangan seperti bibit padi, jagung, dan kelapa.
Gubernur Sultra Ali Mazi mengatakan pihaknya akan menyelesaikan konsep lahan pertanian sebelum batas waktu yang diberikan.
Baca juga: Mentan SYL dorong petani beradaptasi dengan tantangan alam
"Jelas, kita akan tekad bekerja untuk peningkatan hasil komoditas pertanian masyarakat," katanya.
Sebelumnya Menteri Pertanian Republik Indonesia, Syahrul Yasin Limpo meminta petani padi di Sulawesi Tenggara khususnya yang ada di Desa Cialam Jaya, Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe Selatan agar bisa meningkatkan panen hingga 8 ton per hektare.
"Kalau lahan dikelola dengan baik, airnya cukup, varietas berkualitas dengan dikontrol Bapak Gubernur, para Bupati dengan kepala dinas dan penyuluh dibawa asistensi oleh kami tentu kita berharap produktivitasnya tidak yang seperti sekarang hanya 4,2 ton tetapi bisa 6 sampai 7 ton bahkan ada yang bisa 8 ton per hektare," kata Syahrul di Konawe Selatan, Jumat malam.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bersama rombongan melakukan kunjungan kerja di Desa Cialam Jaya, Kecamatan Konda, Konawe Selatan didampingi Gubernur Sultra Ali Mazi dan Bupati Konawe Selatan Surunuddin Dangga.
Mentan mengatakan tujuan dari kunjungan kerja di daerah tersebut untuk memacu produktivitas pertanian, sebab inflasi Indonesia bisa diposisi yang paling rendah ditopang adanya sektor tersebut.
Baca juga: Mentan ajak ribuan petani bersama antisipasi krisis pangan global
"Kita memperbaiki budidaya dalam hal ini semuanya mulai dari varietas dan alat-alat pertanian," kata Mentan.
Mentan meminta agar para petani di daerah tersebut diberikan pelatihan dan pendampingan yang semakin kuat dengan menerapkan digital sistem yang ada di pertanian.
Syahrul berharap pasca panen ditata dengan baik sehingga keluaran berasnya dengan kualitas yang tinggi dengan demikian membuat pemasarannya akan lebih baik pula.
"Kalau di Sulawesi Tenggara ini semua kompak kita yakin ketahanan pangan yang tergoncang secara global, kita siap menghadapi krisis ini. Kita siap menghadapi gejolak apapun pangan tersedia minimal di Sulawesi Tenggara dan kawasan Timur," kata Mentan.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022
"Ada tugas Pak Bupati Konawe Selatan, Pak Gubernur (Sultra), untuk siapkan saya 1.000 hektare tiap kabupaten yang ada tadi," kata Mentan saat kunjungan kerja di Desa Cialam Jaya, Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Sabtu.
Penyediaan 1.000 hektare lahan itu untuk meningkatkan produksi hasil pengolahan pertanian.
Menurutnya, jika dikalkulasikan satu hektare menghasilkan Rp30 juta hasil pertanian, maka dengan 1.000 hektare lahan bisa meningkatkan pendapatan masyarakat sebesar Rp30 miliar dalam tiga bulan.
Selain itu, dengan lahan tersebut, masyarakat bisa meningkatkan hasil produksi berbagai komoditas pangan lokal hingga setara dengan petani di daerah Jawa.
"Kenapa ada orang Jawa bisa, orang di sini (Kabupaten Konawe Selatan) tidak, apalagi ada keturunan orang Jawa di sini," ujar Mentan.
Baca juga: Mentan sampaikan empat pertimbangan terbitnya aturan tentang pupuk bersubsidi
Ia meminta penyediaan lahan harus berkoordinasi dengan instansi terkait termasuk bank untuk membantu masyarakat dalam pengolahan hingga menjual hasil panen.
Syahrul juga memberikan tenggat waktu konsep penyediaan 1.000 hektare lahan untuk pertanian sampai 30 Agustus 2022.
"Yang penting jangan mundur. Jadi, Pak Gubernur saya tunggu ini kita selesaikan sebelum tanggal 30 Agustus," kata Mentan.
Ia meminta Kepala Dinas Pertanian melalui persetujuan gubernur dan bupati selanjutnya berkonsultasi ke kementerian untuk bantuan penyediaan komoditas pangan seperti bibit padi, jagung, dan kelapa.
Gubernur Sultra Ali Mazi mengatakan pihaknya akan menyelesaikan konsep lahan pertanian sebelum batas waktu yang diberikan.
Baca juga: Mentan SYL dorong petani beradaptasi dengan tantangan alam
"Jelas, kita akan tekad bekerja untuk peningkatan hasil komoditas pertanian masyarakat," katanya.
Sebelumnya Menteri Pertanian Republik Indonesia, Syahrul Yasin Limpo meminta petani padi di Sulawesi Tenggara khususnya yang ada di Desa Cialam Jaya, Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe Selatan agar bisa meningkatkan panen hingga 8 ton per hektare.
"Kalau lahan dikelola dengan baik, airnya cukup, varietas berkualitas dengan dikontrol Bapak Gubernur, para Bupati dengan kepala dinas dan penyuluh dibawa asistensi oleh kami tentu kita berharap produktivitasnya tidak yang seperti sekarang hanya 4,2 ton tetapi bisa 6 sampai 7 ton bahkan ada yang bisa 8 ton per hektare," kata Syahrul di Konawe Selatan, Jumat malam.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bersama rombongan melakukan kunjungan kerja di Desa Cialam Jaya, Kecamatan Konda, Konawe Selatan didampingi Gubernur Sultra Ali Mazi dan Bupati Konawe Selatan Surunuddin Dangga.
Mentan mengatakan tujuan dari kunjungan kerja di daerah tersebut untuk memacu produktivitas pertanian, sebab inflasi Indonesia bisa diposisi yang paling rendah ditopang adanya sektor tersebut.
Baca juga: Mentan ajak ribuan petani bersama antisipasi krisis pangan global
"Kita memperbaiki budidaya dalam hal ini semuanya mulai dari varietas dan alat-alat pertanian," kata Mentan.
Mentan meminta agar para petani di daerah tersebut diberikan pelatihan dan pendampingan yang semakin kuat dengan menerapkan digital sistem yang ada di pertanian.
Syahrul berharap pasca panen ditata dengan baik sehingga keluaran berasnya dengan kualitas yang tinggi dengan demikian membuat pemasarannya akan lebih baik pula.
"Kalau di Sulawesi Tenggara ini semua kompak kita yakin ketahanan pangan yang tergoncang secara global, kita siap menghadapi krisis ini. Kita siap menghadapi gejolak apapun pangan tersedia minimal di Sulawesi Tenggara dan kawasan Timur," kata Mentan.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022